Empat Nasihat Berharga dari Kyai Ilyas Ruhiat tentang Akhir Zaman

 
Empat Nasihat Berharga dari Kyai Ilyas Ruhiat tentang Akhir Zaman

Oleh A. RUHYAT HASBY

LADUNI.ID, Jakarta - Salah satu nasehat almagfurlah KH. Ilyas Ruhiyat, guru besar kami di Pesantren Cipasung, yang masih kami ingat adalah hadist yang beliau terima dari KH. Wahid Hasyim, dari ayah beliau Hadrotusyekh KH. Hasyim Asyʼari, dari guru beliau, bahwa RasuluLlah SAW bersabda:

ﻻ﮴ٮﻄﻠﺐ ار﮳ٮﻌﺔ﮳ٮ﮲ﻌ﮵ٮﺮ ار﮳ٮﻌﺔ﮲ڡ﮵ﻰ ا﮲ﺣﺮ اﻟﺰﻣﺎن﮲ڡ﮲ﺎٮﻚ ﻻ﮴ٮ﮳ﺤﺪﻫﺎ؛

١- ﻻ﮴ٮﻄﻠﺐ ﻋﺎﻟﻤﺎ﮵ٮﻌﻤﻞ﮳ٮﻌﻠﻤﻪ، ﮲ڡﺘ﮳ٮ﮴ڡﻰ﮳ﺣﺎﻫﻼ

٢- ﻻ﮴ٮﻄﻠﺐ ﺻﺪ﮵ٮ﮴ڡﺎ﮳ٮ﮲ﻌ﮵ٮﺮ ﻋ﮵ٮﺐ،﮲ڡﺘ﮳ٮ﮴ڡﻰ واﺣﺪ

٣- ﻻ﮴ٮﻄﻠﺐ رز﮴ڡﺎ﮳ٮ﮲ﻌ﮵ٮﺮ ﺷ﮳ٮﻬﺔ،﮲ڡﺘ﮳ٮ﮴ڡﻰ﮳ﺣﺎٔٮﻌﺎ

٤- ﻻ﮴ٮﻄﻠﺐ ﻋﻤﻼ﮳ٮ﮲ﻌ﮵ٮﺮ ر﮵ٮﺎء،﮲ڡﺘ﮳ٮ﮴ڡﻰ ﮳ٮﻼ ﻋﻤﻞ

Jangan kau cari empat hal yang tanpa empat hal lainnya pada akhir zaman karena engkau tidak akan menemukannya;

1. Jangan kau cari orang alim yang dapat mengamalkan seluruh ilmunya, kyai yang nyaris sempurna, tanpa cacat. Yang tidak pernah melakukan kesalahan sedikit pun untuk kamu jadikan sebagai guru. Karena di akhir zaman ini nyaris tidak ada orang alim sekelas Imam Syafii, selevel Imam Ghozali, setingkat Syeikh Nawawi, atau para Aʼimmah lain yang berhasil mengamalkan seluruh ilmunya.

Kalau kamu terlalu ideal memaksakan diri mencari orang alim seperti itu maka akhirnya kamu tetap terus mnjadi orang yang bodoh. Minimal kita cari kyai yang bisa membaca, memahami, mengajarkan karya-karya para ulama yang sholeh. Kyai yang dapat membimbing kita untuk faham terhadap inti ajaran Islam, walaupun Kyai itu masih memiliki kekurangan. Dan hanya kyai-kyai NU, kyai-kyai yang telaten mengajar santri, kyai-kyai yang dapat membaca kitab-kitab klasik karya para ulama yang dapat kita jadikan guru.

2. Jangan kau cari teman yang tidak memiliki kekurangan, nanti kamu akan kesepiian. Memang idealnya kita punya teman yang tidak memiliki aib, pintar, soleh, solider, penuh perhatian. Tapi di akhir zaman teman seperti itu nyaris tidak akan kita temui.

3. Jangan kau cari rizki yang tidak ada unsur syubhatnya, nanti kau akan kelaparan. Memang idealnya kita mencari rizqi itu yang 100% dijamin kehalalannya. Tapi kalau kita ditaqdirkan untuk menjadi pegawai negeri atau pejabat negara atau pegawai bank, yang menurut jumhur ulama rizki semacam itu tergolong syubhat, ya sudah terima saja. Terpenting adalah dijaga agar jangan sampai masuk kategori haram. Bekerja dg jujur, disiplin, dan tidak korupsi.

4. Jangan kau cari amal yang tidak ada unsur riyaʼnya, nanti kamu tidak sempat beramal sama sekali. Syukur jika kita sudah bisa ikhlas beramal sholeh. Sholat berjamaah, puasa sunnah, menyantuni anak yatim, sodaqoh dan amal jariah lainnya hanya karena Allah semata, itu yang diharapkan. Tetapi kalau pun ada sedikit rasa dalam hati kita ingin mendapat sanjungan orang, jangan sampai hal itu membuat kita berhenti beramal... lanjutkan saja!

Kata Sayyidina Ali bin Abi tholib ra.:

اﻟﻌﻤﻞ ﻣﻊ اﻟﺮ﮵ٮﺎء﮲ﺣ﮵ٮﺮ ﻣﻦ﮲ﻋ﮵ٮﺮ ﻋﻤﻞ

Beramal yang disertai riya, lebih baik daripada tidak beramal sama sekali.”

وﷲ﮵ٮﻬﺪ﮵ٮﻨﺎ اﻟﻰ ﺳ﮳ٮ﮵ٮﻞ اﻟﺤﻖ...


Oleh A. Ruhyat Hasby, Ketua PCNU Kabupaten Karawang, Jawa Barat