Biografi KH. Ahsin Syifa Aqil Siroj

 
Biografi KH. Ahsin Syifa Aqil Siroj

Daftar Isi

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Riwayat Keluarga
1.3  Nasab
1.4  Wafat

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1  Pendidikan
2.2  Guru-guru

3.    Kisah Teladan

4.    Pengabdian
4.1  Mengasuh Pesantren

5.    Referensi

 

1.  Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir
KH. Ahsin Syifa Aqil Siroj, kerap disapa Kang Ahsin adalah seorang tokoh yang mungkin sangat asing didengar oleh kalangan masyarakat luas namun beliau selalu memberikan kontribusi besar dalam kemajuan pesantren Kempek. Beliau lahir dari kalangan pesantren, serta lahir asli dari keluarga besar Pesantren Kempek.

Beliau lahir dari pasangan KH. Aqil Siroj dan Nyai Hj. Afifah Harun (Pendiri Pondok Pesantren Kempek) pada tanggal 24 Juni 1960. Kelahiran beliau kurang lebih bersamaan dengan didirikannya Majlis Tarbiyatul Mubtadi’ein (MTM) yang merupakan embrio dari pesantren yang didirikan oleh ayahnya, KH. Aqil Siroj.
Diantara saudara-saudara kandung beliau adalah KH. Ja’far Shodiq Aqil Siroj, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA (Ketua Umum PBNU Masa Khidmah 2010-2021), KH. Muhammad Mushtofa Aqil Siroj (Rais Syuriah PBNU) dan KH. Niamillh Aqil Siroj.

1.3 Riwayat Keluarga
KH. Ahsin Syifa diambil menantu oleh KH. Abdul Halim (Pondok Pesantren Kempek) yang terhitung masih kerabat beliau dari jalur ibu untuk dinikahkan dengan putrinya yang bernama Nyai Hj. Iin Muhsinah, dimana dari pernikahan ini beliau dikaruniai 1 putra dan 2 putri, namun sang putra meninggal ketika masih bayi, sementara 2 putri beliau adalah:

  1. Ustdz. Aniqoh Dinah (Ust. Muhammad Afif Yahya, Pondok Pesantren Gedongan, Cirebon)
  2. Dzikro Musyriqoh

1.3 Nasab
Berdasarkan silsilah nasab KH. Ahsin Syifa Aqil Siroj, beliau masih merupakan dzurriyah Rasullullah yang ke-41 dengan urutan nasabnya sebagai berikut:

  1. Nabi Muhammad SAW
  2. Fatimah Az-Zahra
  3. Al-Imam Sayyidina Hussain
  4. Sayyidina ‘Ali Zainal ‘Abidin bin
  5. Sayyidina Muhammad Al Baqir bin
  6. Sayyidina Ja’far As-Sodiq bin
  7. Sayyid Al-Imam Ali Uradhi bin
  8. Sayyid Muhammad An-Naqib bin
  9. Sayyid ‘Isa Naqib Ar-Rumi bin
  10. Ahmad al-Muhajir bin
  11. Sayyid Al-Imam ‘Ubaidillah bin
  12. Sayyid Alawi Awwal bin
  13. Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah bin
  14. Sayyid Alawi Ats-Tsani bin
  15. Sayyid Ali Kholi’ Qosim bin
  16. Muhammad Sohib Mirbath (Hadhramaut)
  17. Sayyid Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut) bin
  18. Sayyid Amir ‘Abdul Malik Al-Muhajir (Nasrabad, India) bin
  19. Sayyid Abdullah Al-’Azhomatul Khan bin
  20. Sayyid Ahmad Shah Jalal (Ahmad Jalaludin Al-Khan) bin
  21. Sayyid Syaikh Jumadil Qubro (Jamaluddin Akbar Al-Khan Al Husein) bin
  22. Sayyid ‘Ali Nuruddin Al-Khan (‘Ali Nurul ‘Alam)
  23. Sayyid ‘Umdatuddin Abdullah Al-Khan bin
  24. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
  25. Pangeran Pasarean (Pangeran Muhammad Tajul Arifin)
  26. Pangeran Dipati Anom (Pangeran Suwarga atau Pangeran Dalem Arya Cirebon)
  27. Pangeran Wirasutajaya (Adik Kadung Panembahan Ratu)
  28. Pangeran Sutajaya Sedo Ing Demung
  29. Pangeran Nata Manggala
  30. Pangeran Dalem Anom  (Pangeran Sutajaya ingkang Sedo ing Tambak)
  31. Pangeran Kebon Agung (Pangeran Sutajaya V)
  32. Pangeran Senopati (Pangeran Bagus)
  33. Pangeran Punjul (Raden Bagus atau Pangeran Penghulu Kasepuhan)
  34. Raden Ali
  35. Raden Muriddin
  36. KH. Raden Nuruddin
  37. KH. Murtasim (Kakak dari KH Muta’ad leluhur pesantren Benda Kerep dan Buntet)
  38. KH. Said (Pendiri Pesantren Gedongan)
  39. KH. Siradj
  40. KH. Aqil
  41. KH. Ahsin Syifa

1.4 Wafat
KH. Ahsin Syifa Aqil Siroj wafat pada pukul 04.00 WIB tanggal 12 April 2015 M bertepatan dengan tanggal 22 Jumadil Akhir 1436 H, beliau meninggalakan pesantren dan istri, serta kedua anaknya yang masih dalam proses belajar di Pesantren Lirboyo Kediri.
Peringatan 40 hari wafatnya beliau dilangsungkan bertepatan dengan khataman Kitab Alfiyah Ibnu Malik pada 2 Juni 2015 bertempat di Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon.

2.  Sanad Ilmu dan Pendidikan

2.1 Pendidikan
Menurut KH. Said Aqil Siroj (Ketua Umum PBNU Periode 2010-2021) yang merupakan kakak kandung dari Kang Ahsin, beliau menjelaskan bahwa, dari seluruh putra Kiai Aqil yang tidak mesantren hanyalah Kang Ahsin. Kang Ahsin murni belajar di lingkungan Pesantren Kempek dengan dibimbing oleh ayahnya sendiri.

Bahkan KH. Muhammad Musthofa Aqil Siroj pernah menuturkan bahwa “ Jika ingin tahu cara mengajar Kiai Aqil Siroj, maka mengajilah kepada Kang Ahsin, karena beliau mewarisi cara dan pemahaman mengajar seperti ayahandanya”.

2.2 Guru-guru

  1. KH. Aqil Siroj (Kempek)
  2. KH. Umar Sholeh (Kempek)

3.  Kisah Teladan

Filosofi pengajaran dan pemikiran Kang Ahsin mempunyai banyak kelebihan yang mungkin banyak dikagumi oleh kalangan santri Pesantren KHAS Kempek. Cara pemikiranya pun mungkin banyak yang dilirik oleh beberapa golongan. Bagi santri Kempek, satu kewajiban dalam berta’dzim kepada kiai adalah suatu yang harus dilakukan oleh setiap santri.

Kontribusi Kang Ahsin dalam meluangkan waktu untuk berfikir bukan hanya ditubuh pesantren saja, melaikan Kang Ahsin selalu berfikir bagaimana caranya untuk dapat memberikan saran dan manfaat bagi masyarakat luas, lebih-lebih pada apa yang sedang terjadi pada konteks sekarang.

Biasanya Kang Ahsin memberikan filosofi berfikirnya ketika dalam acara dawuh yang selalu beliau berikan disela-sela santri yang datang kerumahnya untuk sowan. Tatkala santri Kempek yang ingin sowan kepada beliau harus dengan keramahan dan tatakrama dalam berbicara dan bersikap. Itu artinya Kang Ahsin mengajarkan secara rapih kepada santrinya untuk selalu bersikap ramah dalam berbicara dan bersikap kepada semua kalangan.

Konteks Pemikiran Kang Ahsin selalu menggunakan Filsafat yang banyak tidak bias dipahami oleh kalangan kaum sarungan. Kang Ahsin selalu berfikir dengan ketawadhuaanya, serta menggunakan asal pemikiran yang tidak dapat dipahami, tapi seakan-akan santri juga sedikit demi sedikit bias secara cepat memahami cara pemikiran kang Ahsin. Akhirnya, banyak sekali santrinya Kang Ashin ketika lulus dari Pesantren Kempek, selalu menggunakan cara dan strategi Kang Ahsin dalam bersikap dan berfikir.

Pemikiran Kang Ahsin mungkin tidak terlalu banyak di ekspose oleh khalayak masyarakat  umum dan pesantren. Namun, kontribusi pemikiranya selalu mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan baik pejabat, santri, kiai dan semua golongan dari berbagai elemen masyarakat.   

4.  Pengabdian

4.1 Mengasuh Pesantren
Setelah beranjak dewasa, kehidupan Kang Ahsin dihabiskan untuk mengabdi pada ilmu dengan membantu mengasuh pesantren ayahandanya (Baca: Pesantren KHAS Kempek), sampai estafet kepemimpinan pesantren diwariskan kepada kakak tertua beliau, Kang Ahsin tetap aktif mengabdikan diri sebagai pimpinan pondok untuk mengasuh santri dan ikut membesarkan pesantren hingga beliau wafat.

Pengabdian Kang Ahsin untuk pesantren dan peradaban ilmu islam ala pesantren tidak bisa dianggap remeh, bukan hanya satu sampai sepuluh tahun saja, beliau mengabdikan dirinya di pesantren sampai akhir hayatnya. Tak ayal banyak kontribusi beliau baik yang terekspose maupun tidak sebagai pengabdian beliau untuk masyarakat luas.

Kang Ahsin secara struktural tidak termasuk didalam badan kepengurusan oraganisasi Nahdlatul Ulama (NU), namun pemikiranya, banyak sekali tertuju pada organisasi terbesar di Asia itu. Dari mulai kegiatan NU yang dilaksanakan di Pesantren Kempek sampai kegiatan NU yang dilaksanakan di luar Pesantren Kempek. Pengabdian Kang Ahsin melalui pemikirannya memang sangat luar biasa, serta memberikan warna tersendir untuk Indonesia secara umum dan NU serta pesantren secara khusus.

5.  Referensi

https://khaskempek.com/

 

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya