Tolak Bala dengan Silaturahim

 
Tolak Bala dengan Silaturahim
Sumber Gambar: istockphoto.com, Ilustrasi: laduni.ID

LADUNI.ID, Jakarta - Bala (Sial) bisa menimpa siapapun, akan tetapi bala juga bisa ditangkal dengan beberapa hal, salah satunya ialah dengan mempererat tali ukhuwah kita, tali silaturahim dan tali kasih sayang di antara sesama manusia. Ini dimulai dari umat Islam. Kemudian berlanjut dengan persaudaraan secara kebangsaan, yang tidak membedakan suku, dan akhirnya adalah persaudaraan sesama makhluk.

Oleh sebab itu, apabila kita bersilaturahim dengan orang lain, lihatlah bahwa kita bersaudara karena agama. Namun kalau tidak seagama, kita bersaudara karena kita juga sesama ciptaan Allah.

Dengan cara bagimanakah kita mempersatukan hati-hati mereka? Kembali kepada perintah Allah dan Rasul-Nya, kita harus memperbanyak silaturahim. Silaturahim itu akan mendorong banyak turunnya rahmat dari Allah SWT.

Ada sebuah contoh di zaman Rasululah SAW. Seorang sahabat ketika itu sedang sakit dan menurut perkiraan umurnya tinggal menghitung hari. Ketika mengetahui hal yang demikian, Rasulullah menganjurkan kepada orang tersebut untuk memperbanyak silaturahim kepada keluarga, handai taulan serta para sahabat lainnya.

Dari memperbanyak amalan silaturahim itulah, kemudian badannya menjadi sehat dan hari-harinya berlalu dengan cerah dan ceria. Berkat silaturahim, yang turun adalah malaikat membawa rahmat Allah kepadanya.
Jibril memberitakan kepada Rasulullah ihwal takdir Allah terhadap sahabat tersebut. Karena sahabat tersebut mengikuti anjuran Rasul untuk memperbanyak silaturahmi, Allah menambah umurnya 30 tahun lagi. Maka Rasulullah bersabda,”Silaturahim menjadi sebab panjangnya umur.”

Bisa kita bayangkan, umur yang sudah pasti ditakdirkan oleh Allah, bisa lebih panjang berkat amalan memperbanyak silaturahim. Apalagi bala’. Maka arti silaturahim dan ukhuwah itu sangat penting, bagi umat Islam khususnya dan bangsa Indonesia umumnya.


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 24 Oktober 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

_______

Penulis: Al Kisah

Editor: Athallah