Nadiem Makarim Paparkan Tiga Resep Inovasi Pendidikan yang Lebih Baik

 
Nadiem Makarim Paparkan Tiga Resep Inovasi Pendidikan yang Lebih Baik

LADUNI.ID, Jakarta - Setidaknya, terdapat "3 Resep" menuju inovasi pendidikan yang lebih baik dalam instansi Kemendikbud. Ketiga poin tersebut adalah fleksibilitas dengan orientasi kebebasan, resources pelatihan, dan tujuan para pegawai yang terarah. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim.

Apabila 3 resep organisasi itu sudah dijalankan, lanjut Nadiem, maka instansi pendidikan Indonesia akan lebih baik. Inovasi akan lahir jika setiap orang diberi kebebasan berpendapat dan mengeluarkan pemikirannya. "Nah, untuk  mendukung inovasi, kita memerlukan pelatihan, mentoring, dan pengembangan ilmu serta dukungan finansial dari instansi," terangnya.

Nadiem juga menjelaskan bahwa, hal tersebut sulit dilakukan karena pada kenyataannya banyak sekat yang membatasi inovasi terjadi. Sebenarnya, inovasi dan kompleksitas itu linear. Semakin kompleks sebuah instansi maka akan  banyak inovasi yang keluar. "Pendidikan merupakan instansi yang memiliki banyak kebutuhan kompleksitas maka inovasilah yang dibutuhkan," ucapnya.

Lebih dari itu, menurut Nadiem, selain ada ketidakcocokan dalam konten pendidikan dengan kebutuhan industri yang harus diselesaikan melalui link and match (keterkaitan dan kesepadanan), juga ada masalah pada pemenuhan kompetensi dunia riil. Dunia memerlukan manusia yang mampu beradaptasi, berkolaborasi, dan memiliki kreativitas.

"Akan tetapi, pola pendidikan kita belum banyak berubah selama 20 tahun terakhir. Transformasi ini adalah proses evolusi yang perlu dipercepat," ungkapnya, seperti dilansir dari video yang diupload Kompas di Youtube.

Usia muda dan latar belakang bukanlah penghalang bagi seseorang untuk berinovasi dalam dunia pendidikan. Seperti diungkapkan Ketua Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI), Reni Kusnaeni. Menurutnya, usia muda menjadi kelebihan Mendikbud baru agar dapat menciptakan inovasi bagi pendidikan di Indonesia.

"Tidak masalah berapa umur atau latar belakang orang tersebut. Yang penting, ia bisa membawa pendidikan Indonesia menjadi lebih baik," pungkasnya.