Dalam perayaan maulid Nabi SAW pasti akan ada pembacaan shalawat dan pembacaan kitab maulid di tengah pelaksanaan perayaannya. Berikut adalah kitab maulid Nabi SAW yang populer dan sering dibacakan saat peringatan maulid Nabi SAW khususnya di Indonesia
Adab dan tata krama dalam menghadiri peringatan maulid Nabi SAW menurut Hadratussyeikh Hasyim Asy'ari yang disarikan dari kitab karangan beliau yaitu kitab An-Nur Al-Mubin fi Mahabbat Sayyid Al-Mursalin
Maulid Barzanji adalah kitab yang berisi tentang kisah perjalanan Rasulullah SAW, puji-pujian terhadap Rasulullah SAW, dan do'a-do'a. Maulid Barzanji merupakan salah satu kitab yang populer di kalangan umat Islam, karena kitab ini tidak hanya dibaca ketika perayaan Maulid Rasulullah SAW, namun kitab ini juga dibaca setaip malam jum'at atau malam senin oleh masyarakat
Bacaan dua ayat yang dimaksud dapat memberikan kecukupan dunia dan akherat tersebut adalah dua ayat terakhir surat Al-Baqarah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Membaca shalawat adalah sebagai bentuk penghormatan dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Membaca shalawat kepada Rasulullh merupakan ibadah yang sangat terpuji. Allah SWT berfirman :
Pada malam atau siang hari jumat terdapat amalan yang dianjurkan untuk dibaca, sebagaimana diterangan dalam kitab Faidhul Qadir 6/198 Imam Syafi’i telah meriwayatkan hadis yang menganjurkan kepada kita semua untuk membaca surat al-Kahfi pada hari malam Jum’at
Berdzikir dengan metode jahar memiliki sandaran kuat dari Al Quran dan Hadits. Di antaranya adalah firman Allah Ta’ala : “Maka jika engkau telah menunaikan shalat, berdzikirlah kepada Allah dengan keadaan berdiri, duduk dan berbaring”. (an Nisaa’: 102)
Dzikir asmaul husna memiliki beberapa keutamaan di sisi Allah subhanahu wa ta'ala, di antaranya dapat menentramkan hati, menambah keimanan, menumbuhkan rasa takut kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan menggerakan hati untuk beramal baik.
Amalan ini diajarkan Kanjeng Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam kepada istrinya, Ummul Mukminin Juwairiyah binti al-Harits bin Abi Dhirar bin Habib bin ‘A-idz bin Malik bin Jadzimah atau Sayyiddah Juwairiyah radliyallahu anha (wafat 56 H / 676 M).
Asal kata “Dzikir ” berasal dari bahasa Arab yaitu ” Ad-Dzikru ” yang berarti menyebut, menuturkan, mengingat, menjaga, mengerti perbuatan baik. Ucapan lisan, gerak raga, maupun getaran hati sesuai dengan cara-cara yang diajarkan agama