Balasan Bagi Orang-Orang Sholeh

  1. Hadis:

    قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ

    Artinya:
    "Aku telah menyeDia kan untuk hamba-hambaku yang shalih apa yang belum pernah dilihat mata, apa yang belum didengar telinga dan apa yang belum pernah tergetar di hati manusia

    Asbabul Wurud:
    Sebagaimana tertera di dalam "Ad Durrul Mantsur"ditungkapkan oleh Ibnu Abi Syaibah, Muslim, Turmudzi, Ibnu Jarir, Thabrani, Abu Syaikh di dalam "Al ’Azhamah", Ibnu Mardawaih, Al-Baihaqi di dalam "Al Asma was Shifat"Dari Mughirah sampai (marfu') kepada Nabi SAW bahwa Nabi Musa telah bertanya kepada Tuhannya: "Ya Tuhanku siapa ahli surga yang paling rendah derajatnya?."Allah menjawab: "Seorang yang datang setelah ahli surga (yang lain) masuk)."kemudian dikatakan kepadanya: "Masuklah!"Dia berkata: "Bagaimana aku masuk padahal mereka sudah masuk ketempat mereka dan sudah mengambil bagian mereka?."kemudian ia ditanya: "Apakah kau rela memperoleh apa yang telah diberikan kepada pembesar dan raja-raja dunia?."Jawabnya: "Ya, aku rela ya Tuhanku."Lalu dikatakan Allah kepadanya: "Maka bagimu ini dan sepuluh kali yang semisalnya."Orang itu menjawab: "Aku rela ya Tuhan."dikatakan Allah kepadanya: "Bagimu juga ini, yakni apa yang dapat memenuhi selera dan meng­enakkan matamu."kemudian berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, siapa di antara ahli surga yang paling tinggi kedudukannya?."Allah menjawab: "Aku akan jelaskan kepadamu tentang mereka. Sesungguhnya Aku telah tanamkan kemuliaan mereka dengan kekuasaan-Ku dan telah Aku pasJikan bagi mereka apa yang belum terlihat mata dan apa yang belum dan seterusnya."Rasulullah SAW bersabda: "Kebenarannya tertera di dalam Kitabullah: "Falaa ta'lamu nafsun maa ukhfiya lahum min qurrati a'yunin"(Maka tidak ada diri yang mengetahui apa yang tersembunyi di belakang tatapan mata)."

    Periwayat:
    Imam Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah Dari Abu Hurairah.


    Allah telah menyeDia kan untuk orang-orang yang shalih yakni orang yang istiqamah melaksanakan hak dan kewajiban, apa yang belum terlihat mata dan belum terdengar oleh telinga dan belum pernah ter­gambar di dalam hati seorang manusia pun. Allah telah mempersiapkan di dalam surga berbagai nikmat dan kenikmatan, kebaikan, kelezatan yang belum pernah diberikan kepada siapapun dan dengan cara apapun. Khusus penglihatan dan pendengaran sebab kebanyakan yang dapat diraba dapat diinderai oleh keduanya, padahal daya indera manusia sangat terbatas.