Menatap Istiqamah Hari Esok yang Lebih Baik

 
Menatap Istiqamah Hari Esok yang Lebih Baik

 

LADUNI. ID, KOLOM-Waktu terus berputar mengitari arusnya dalam sunnatullah. Kita sebagai insan yang telah diciptakan dalam bentuk yang sempurna dianugerahi akal dan segalanya untuk mempergunakan waktu menyongsong hari depan yang lebih baik.

Nabi Isa dalam sebagaimana diungkapkan oleh Imam Ghazali dalam sebuah karyanya menyebutkan hari itu hanya tiga waktu, kemarin, esok dan hari ini. Esensi kehidupan itu berada di pihak hari ini. Kemarin hanyalah kenangan sedangkan esok merupakan sebuah harapan. Hari ini itulah kehidupan sesungguhnya.

Kita hendaknya terus memperbaiki diri dan berfastabiqul khairat, jadilah selalu sosok yang najah (menang)dalam kebaikan salah satunya menjadikan hari ini lebih baik dari kemarin dan esok lebih baik dari hari ini.

Hal ini sebagaimana diungkapkan Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA , beliau berkata :


من كان يومه خيرا من أمسه فهو رابح. ومن كان يومه مثل أمسه فهو مغبون. ومن كان يومه شرا من أمسه فهو ملعون

"Barangsiapa hari ini lebih baik daripada hari kemarin, maka ia adalah orang yang beruntung. Barangsiapa hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia adalah orang yang merugi. Dan barangsiapa hari ini lebih buruk daripada hari kemarin, maka ia adalah orang yang terlaknat."


Motivasi dari menantu RasululLaah SAW tersebut nampaknya masih relevan. Jika ingin beruntung, jadilah orang yang hari ini lebih baik daripada kemarin. Inilah inti pesan ajaran Islam yang sesungguhnya, yaitu selalu mendorong umatnya untuk maju.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah disiapkannya untuk hari esok; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Qs. [59]: 18)

Beranjak dari itu marilah kita selalu berusaha menjadi insan yang beristiqamah dalam kebaikan bahkan  nilai istiqamah itu lebih tinggi dari ibadah itu sendiri. Rasulullah dalam sebuah hadist yang diungkapkan dalam kitab Majelis Assaniyah menyebutkan "Istiqamah itu lebih aula dari seribu kemuliaan".

Istiqamah dalam kebaikan dan perbaikan juga menjadi bahagian jihad dan perjuangan kita untuk meraih esok yang lebih baik.


Kita sebagai muslim harus introspeksi terus apa yang telah diperbuatnya untuk masa depannya. "Hari esok" dalam ayat tersebut mengandung makna: hari esok yang dekat yaitu dunia, dan hari esok yang jauh yaitu akhirat. Marilah beristiqamah meraih hari esok yang lebih baik.

***Helmi Abu Bakar ellangkawi, Penggiat Literasi Asal Dayah MUDI Samalanga dan Penikmat Kopi BMW Cek Pen Lamkawe