Asbabun Nuzul Surat Al Baqarah Ayat 198 - Penegasan Allah bahwa Tidak Dilarang Seseorang Berdagang atau Bekerja pada Musim Haji

Ayat ini turun terkait dengan para sahabat yang khawatir berdosa apabila berjualan pada musim haji. Dengan turunnya ayat ini Allah hendak menegaskan bahwa pada musim haji seseorang tidak dilarang berusaha, seperti berdagang, bekerja, dan semisalnya, selama hal itu tidak mengganggu tujuannya yang utama, yakni menunaikan ibadah haji dengan sempurna.

  1. عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ: كَانَتْ عُكَاظٌ وَمَجَنَّةُ وَذُو الْمَجَازِ أَسْوَاقًا فِي الْجَاهِلِيَّةِ، فَتَأَثَّمُوا أَنْ يَتَّجِرُوا فِي الْمَوَاسِمِ، فَنَزَلَتْ: (‏لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَبْتَغُوا فَضْلاً مِنْ رَبِّكُمْ‏)‏ فِي مَوَاسِمِ الْحَجِّ. (1) عَنْ أَبِيْ أُمَامَةَ التَّيْمِيُّ، قَالَ: كُنْتُ رَجُلاً أُكْرِي فِي هَذَا الْوَجْهِ وَكَانَ نَاسٌ يَقُولُونَ لِي إِنَّهُ لَيْسَ لَكَ حَجٌّ فَلَقِيتُ ابْنَ عُمَرَ فَقُلْتُ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ إِنِّي رَجُلٌ أُكْرِي فِي هَذَا الْوَجْهِ وَإِنَّ نَاسًا يَقُولُونَ لِي إِنَّهُ لَيْسَ لَكَ حَجٌّ فَقَالَ ابْنُ عُمَرَ أَلَيْسَ تُحْرِمُ وَتُلَبِّي وَتَطُوفُ بِالْبَيْتِ وَتُفِيضُ مِنْ عَرَفَاتٍ وَتَرْمِي الْجِمَارَ قَالَ قُلْتُ بَلَى‏.‏ قَالَ فَإِنَّ لَكَ حَجًّا جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَسَأَلَهُ عَنْ مِثْلِ مَا سَأَلْتَنِي عَنْهُ فَسَكَتَ عَنْهُ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَلَمْ يُجِبْهُ حَتَّى نَزَلَتْ هَذِهِ الآيَةُ: (لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَبْتَغُوا فَضْلاً مِنْ رَبِّكُمْ)‏ فَأَرْسَلَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَقَرَأَ عَلَيْهِ هَذِهِ الآيَةَ وَقَالَ:‏ لَكَ حَجٌّ . (2)‏

    Ibnu ‘Abba>s rad}iyalla>hu 'anhuma> berkata, “‘Uka>z}, Majannah, dan z\ul-Maja>z adalah beberapa nama pasar yang ada pada masa jahiliyah. Mereka (para sahabat) khawatir berdosa bila berjualan pada musim-musim haji. Karena itulah Allah menurunkan firman-Nya, laisa ‘alaikum juna>h}un an tabtagu> fad}lan min rabbikum—bukanlah suatu dosa bila kalian berjualan pada musim-musim haji.” Dalam riwayat yang lain disebutkan, Abu> Uma>mah at-Taimiy bercerita, “Aku menyewakan unta pada musim haji—untuk ditunggangi para jamaah haji. Orang-orang yang melihatku berkata, ‘Hajimu tidak sah.’ Karena itu aku menemui Ibnu ‘Umar dan menanyainya, ‘Wahai Abu> ‘Abdurrah}ma>n, aku menyewakan unta pada musim haji. Orang-orang pun berkata bahwa hajiku tidak sah.’ Ibnu ‘U mar menjawab, ‘Bukankah engkau berihram, bertalbiah, tawaf di Baitullah, meninggalkan Arafat (usai wukuf ), dan melempar jumrah?’ ‘Ya,’ jawabku. Ia pun berkata, ‘Kalau begitu, hajimu sah. Dulu ada seorang pria menghadap Nabi s}allalla>hu ‘alaihi wasallam dan menanyakan apa yang kau tanyakan kepadaku. Beliau diam tidak menjawab hingga akhirnya turunlah ayat, laisa ‘alaikum juna>h}un an tabtagu> fad}lan min rabbikum. Usai ayat ini turun, beliau mengutus seseorang untuk memanggil pria tadi. Rasulullah lalu membacakan ayat ini di hadapannya dan bersabda, ‘Hajimu sah.’”


    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    (1) Diriwayatkan oleh al-Bukha>riy, S{ah}i>h}} al-Bukha>riy, dalam Kita>b at-Tafsi>r, Ba>b Laisa ‘Alaikum Juna>h}un an Tabtagu> Fad}lan min Rabbikum, hlm. 1107, hadis nomor 4519. (2) Diriwayatkan oleh Abu> Da>wu>d dan al-H{a>kim. al-H{a>kim menilai sanad hadis ini sahih, dan az\-Z|ahabiy pun setuju dengannya. Lihat: Abu> Da>wu>d, Sunan Abi> Da>wu>d, dalam Kita>b al-Mana>sik, Ba>b al-Kariy, hlm. 204, hadis nomor 1733; al-H{a>kim, al-Mustadrak, dalam Kita>b al-Mana>sik, juz 1, hlm. 618, hadis nomor 1647.