Asbabun Nuzul Surat Al-Mudassir Ayat 1-5 - Turunnya Ayat Al-Quran di Masa Awal Kenabian Nabi Muhammad

Ayat-ayat di atas turun di masa-masa awal Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul. Sepulang dari menyepi di Gua Hira’, Nabi dipanggil oleh Jibril. Merasakan ketakutan yang sangat, Nabi pun berlari pulang dan minta diselimuti oleh Khadi>jah.

  1. عَنْ يَحْيَى يَقُولُ سَأَلْتُ أَبَا سَلَمَةَ أَيُّ الْقُرْآنِ أُنْزِلَ قَبْلُ قَالَ (يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ) فَقُلْتُ أَوْ اقْرَأْ فَقَالَ سَأَلْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ أَيُّ الْقُرْآنِ أُنْزِلَ قَبْلُ قَالَ (يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ) فَقُلْتُ أَوْ اقْرَأْ قَالَ جَابِرٌ أُحَدِّثُكُمْ مَا حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ جَاوَرْتُ بِحِرَاءٍ شَهْرًا فَلَمَّا قَضَيْتُ جِوَارِي نَزَلْتُ فَاسْتَبْطَنْتُ بَطْنَ الْوَادِي فَنُودِيتُ فَنَظَرْتُ أَمَامِي وَخَلْفِي وَعَنْ يَمِينِي وَعَنْ شِمَالِي فَلَمْ أَرَ أَحَدًا ثُمَّ نُودِيتُ فَنَظَرْتُ فَلَمْ أَرَ أَحَدًا ثُمَّ نُودِيتُ فَرَفَعْتُ رَأْسِي فَإِذَا هُوَ عَلَى الْعَرْشِ فِي الْهَوَاءِ يَعْنِي جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَام فَأَخَذَتْنِي رَجْفَةٌ شَدِيدَةٌ فَأَتَيْتُ خَدِيجَةَ فَقُلْتُ دَثِّرُونِي فَدَثَّرُونِي فَصَبُّوا عَلَيَّ مَاءً فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ (يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ قُمْ فَأَنْذِرْ وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ). (1)

    Yah}ya> berkata, “Aku menanyai Abu> Salamah, ‘Ayat apa yang pertama kali diturunkan?’ Ia menjawab, ‘Ya> ayyuhal-muddas\s\ir.’ Aku bertanya kembali, ‘Apakah bukan iqra’?’ Ia menjawab, ‘Aku pernah bertanya kepada Ja>bir bin ‘Abdulla>h ayat mana yang diturunkan lebih dulu. Dia menjawab, ‘Ya> ayyuhal-muddas\s\ir.’ Aku juga menanyainya, ‘Apakah bukan iqra’?’ Ja>bir lalu menjawab, ‘Apa yang aku sampaikan kepadamu adalah apa yang Rasulullah ceritakan kepadaku. Beliau bercerita, ‘Sebulan lamanya aku menyepi—untuk beribadah—di Gua Hira’. Setelah itu aku turun, berjalan menyusuri dasar lembah. Tiba-tiba aku mendengar suara memanggilku. Aku menelisik kesana kemari: depan, belakang, kanan, dan kiri, tapi tak kulihat siapa pun. Suara itu lalu memanggilku kembali. Aku menoleh kesana kemari, tetapi tetap saja tak kudapati siapa pun. Suara itu memanggilku untuk ketiga kalinya. Aku dongakkan kepalaku; di sana kulihat sesosok makhluk sedang duduk di atas singgasana di angkasa. Dialah Jibril ‘alaihis sala>m. Seketika gemetarlah sekujur tubuhku. Aku tergopoh-gopoh pulang ke rumah Khadi>jah. Dengan ketakutan aku katakan kepadanya, ‘Selimuti aku! Selimuti aku!’ Dia lalu mengguyurkan air ke tubuhku— untuk menenangkanku. Allah lalu menurunkan ayat, ya> ayyuhal-muddas\s\ir; qum fa’anz\ir; warabbaka fakabbir; was\iya>baka fat}ahhir.”


    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    (1) Diriwayatkan oleh al-Bukha>riy dan Muslim. Lihat: al-Bukha>riy, S{ah}i>h}} al-Bukha>riy, dalam Kita>b at-Tafsi>r, Ba>b Tafsi>r Su>rah al-Muddas\s\ir, hlm. 1249, hadis nomor 4922 dan 4924; Muslim, S{ah}i>h}} Muslim, dalam Kita>b al-In, Ba>b Bad’ al-Wah}y, juz 1, hlm. 144, hadis nomor 161. Muh}ammad Fu’a>d ‘Abdul-Ba>qi> dalam komentarnya atas S{ah}i>h}} Muslim mengatakan, menganggap permulaan Surah al-Muddas\s\ir sebagai ayat yang pertama kali diturunkan kepada Nabi adalah pendapat yang d}aif, bahkan salah. Yang benar, ayat itu adalah permulaan Surah al-‘Alaq. Namun demikian, meyakini permulaan Surah al-Muddas\s\ir sebagai ayat yang pertama turun kepada Nabi bisa dibenarkan bila yang dimaksud “pertama” bukanlah pertama secara mutlak, melainkan pertama setelah masa jeda turunnya wahyu—fatrah al-wah}y. Hal ini bisa dilihat pada hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukha>riy dan Muslim dari jalur az-Zuhriy dari Abu> Salamah dari Ja>bir tentang masa jeda turunnya wahyu. Ada beberapa hal dalam hadis ini yang menunjukkan bahwa Surah al-Muddas\s\ir bukanlah ayat yang pertama turun secara mutlak. Pertama, kalimat “Ja>bir bercerita tentang masa jeda turunnya wahyu”. Kedua, kalimat “Tiba-tiba kulihat malaikat yang dulu menemuiku di Hira’.” Ketiga, kalimat “Setelah kejadian itu turunlah wahyu dalam rentang waktu yang saling berdekatan satu sama lain.”