Asbabun Nuzul Surat An-Nisa' Ayat 59 - Pentingnya Taat Kepada Pemimpin dan Menunjukkan Bahwa Tindakan yang Membahayakan Diri Sendiri atau Orang Lain tidak Diperbolehkan dalam Islam

Turunnya ayat ini dilatarbelakangi peristiwa yang terjadi di tengah pasukan mukmin ketika Rasulullah mengutus mereka ke suatu tempat dan menunjuk ‘Abdulla>h bin H{uz\a>fah sebagai komandan. Suatu waktu, dalam kondisi marah, ia memaksa pasukannya menceburkan diri ke dalam bara api.

  1. عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ: نَزَلَتْ: (يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا ‏أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأَمْرِ مِنْكُمْ‏)‏‏ فِي عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُذَافَةَ بْنِ قَيْسِ بْنِ عَدِيٍّ السَّهْمِيِّ إِذْ بَعَثَهُ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم فِي سَرِيَّةٍ. (1) عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ: بَعَثَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم سَرِيَّةً وَأَمَّرَ عَلَيْهِمْ رَجُلاً مِنَ الأَنْصَارِ، وَأَمَرَهُمْ أَنْ يُطِيعُوهُ، فَغَضِبَ عَلَيْهِمْ وَقَالَ: أَلَيْسَ قَدْ أَمَرَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم أَنْ تُطِيعُونِي؟‏ قَالُوا بَلَى‏.‏ قَالَ: قد عزمت عليكم لما جمعتم حطبا و أوقدتم نارا ثم دخلتم فيها. فَجَمَعُوا حَطَبًا‏ فَأَوْقَدُوا نَارًا‏. فلما هَمُّوا بِالدُّخُوْلِ فَقَامَ يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ، قَالَ بَعْضُهُمْ: إِنَّمَا تَبِعْنَا النَّبِيَّ صَلَّى الله عليه وسَلَّمَ فِرَارًا مِنَ النَّارِ‏، أَفَنَدْخُلُهَا؟‏ فَبَيْنَمَاهُمْ كَذَلِكَ، إِذْ خَمَدَتِ النَّارُ، فَسَكَنَ غَضَبُهُ، فَذُكِرَ لِلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: لَوْ دَخَلُوهَا مَا خَرَجُوا مِنْهَا أَبَدًا، إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ. (2)

    Ibnu ‘Abba>s berkata, “Firman Allah, ya> ayyuhal-laz\i>na a>manu> at}i>‘ulla>ha wa’at}i>‘ur-rasu>la waulil-amri minkum turun berkaitan dengan ‘Abdulla>h bin H{uz\a>fah bin Qais bin ‘Adiy as-Sahmiy ketika Rasulullah s}allalla>hu ‘alaihi wasallam mengangkatnya sebagai komandan sebuah ekspedisi (pasukan kecil). Detail kisah ini dapat dijumpai dalam S{ah}i>h}}ul-Bukha>riy sebagai berikut: ‘Aliy berkisah, “Suatu hari Nabi s}allalla>hu ‘alaihi wasallam mengutus sekelompok pasukan dan mengangkat seorang pria dari kaum Ansar sebagai pemimpin. (3) Beliau berpesan agar mereka menaatinya. Suatu saat, entah karena sebab apa, pria itu memarahi pasukannya. Ia berkata, ‘Bukankah Rasulullah telah berpesan kepada kalian agar menaati perintahku?’ tanya pria itu. Mereka menjawab, ‘Benar.’ Ia berkata, ‘Kumpulkan kayu bakar, nyalakan, lalu masuklah kalian ke dalam api!’ Mereka bergegas mengumpulkan kayu bakar dan mulai menyalakan api. Sebelum masuk ke dalam api, mereka berdiri saling memandang. Beberapa orang berkata, ‘Kita mengikuti ajaran Nabi agar terbebas dari api (neraka). Oleh karena itu, haruskah kita masuk ke dalam api ini?’ Lama mereka berdebat hingga api itu padam dan kemarahan pria itu reda. Sesampai di Madinah, mereka melaporkan peristiwa itu kepada Nabi. Beliau bersabda, ‘Andaikata mereka menceburkan diri ke dalam api, niscaya mereka tidak akan keluar darinya (neraka) sampai kapan pun. Sesungguhnya ketaatan kepada pemimpin itu hanya diwajibkan jika ia memerintahkan hal-hal yang baik.’”


    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    (1) Diriwayatkan oleh al-Bukha>riy dan Muslim. Lihat: al-Bukha>riy, S{ah}i>h}} al-Bukha>riy, dalam Kita>b at-Tafsi>r, Ba>b At}i>‘u> Alla>h wa At}i>‘u> ar-Rasu>l, hlm. 1127, hadis nomor 4584; Muslim, S{ah}i>h}} Muslim, dalam Kita>b al-Ima>rah, Ba>b Wuju>b t}a>‘ah al-Umara>’ fi> gair Ma‘s}iyah, hlm. 1465, hadis nomor 1834. (2) Diriwayatkan oleh al-Bukha>riy dan Muslim. Lihat: al-Bukha>riy, S{ah}i>h}} al-Bukha>riy, dalam Kita>b al-Maga>zi>, Ba>b Sariyyah ‘Abdilla>h bin H{uz\a>fah as-Sahmiy, hlm. 1062, hadis nomor 4340; dalam Kita>b al-Ah}ka>m, Ba>b as-Sam‘ wa at}-t}a>‘ah li al-Ima>m, hlm. 1765, hadis nomor 7145; dan dalam Kita>b Khabar al-Ah}} Muslim, dalam Kita>b al-Ima>rah, Ba>b Wuju>b t}a>‘ah al-Umara>’ fi> gair Ma‘s}iyah, hlm. 1469, hadis nomor 1840. (3) Pria Ansar tersebut bernama ‘Abdulla>h bin H{uz\a>fah as-Sahmiy. Lihat: Badruddi>n al-‘Ainiy, ‘Umdah al-Qa>ri>, Syarh} S{ah}i>h}} al-Bukha>riy, (Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, cet. 1, 2001), juz 17, hlm. 417–418.