Asbabun Nuzul Surat At-Taubah Ayat 58

Ketika Rasulullah sedang membagi sedekah, seorang pria dari Bani Tamim bernama ‘Abdulla>h bin z\ul-Khuwais}irah tidak puas dan melakukan protes. Ia merasa Rasulullah telah berbuat curang dan tidak adil. Itulah kejadian yang melatarbelakangi turunnya ayat di atas.

  1. عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، قَالَ بَيْنَا النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْسِمُ جَاءَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ ذِي الْخُوَيْصِرَةِ التَّمِيمِيُّ، فَقَالَ: اعْدِلْ يَا رَسُولَ اللَّهِ‏.‏ فَقَالَ: وَيْلَكَ، مَنْ يَعْدِلُ إِذَا لَمْ أَعْدِلْ؟‏ قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ دَعْنِي أَضْرِبْ عُنُقَهُ‏.‏ قَالَ:‏ دَعْهُ فَإِنَّ لَهُ أَصْحَابًا، يَحْقِرُ أَحَدُكُمْ صَلاَتَهُ مَعَ صَلاَتِهِ، وَصِيَامَهُ مَعَ صِيَامِهِ، يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ، يُنْظَرُ فِي قُذَذِهِ فَلاَ يُوجَدُ فِيهِ شَىْءٌ، يُنْظَرُ فِي نَصْلِهِ فَلاَ يُوجَدُ فِيهِ شَىْءٌ، ثُمَّ يُنْظَرُ فِي رِصَافِهِ فَلاَ يُوجَدُ فِيهِ شَىْءٌ، ثُمَّ يُنْظَرُ فِي نَضِيِّهِ فَلاَ يُوجَدُ فِيهِ شَىْءٌ، قَدْ سَبَقَ الْفَرْثَ وَالدَّمَ، آيَتُهُمْ رَجُلٌ إِحْدَى يَدَيْهِ ـ أَوْ قَالَ ثَدْيَيْهِـ مِثْلُ ثَدْىِ الْمَرْأَةِـ أَوْ قَالَ مِثْلُ الْبَضْعَةِ تَدَرْدَرُ، يَخْرُجُونَ عَلَى حِينِ فُرْقَةٍ مِنَ النَّاسِ.‏ قَالَ أَبُو سَعِيدٍ: أَشْهَدُ سَمِعْتُ مِنَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم وَأَشْهَدُ أَنَّ عَلِيًّا قَتَلَهُمْ وَأَنَا مَعَهُ، جِيءَ بِالرَّجُلِ عَلَى النَّعْتِ الَّذِي نَعَتَهُ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏.‏ قَالَ فَنَزَلَتْ فِيهِ (‏وَمِنْهُمْ مَنْ يَلْمِزُكَ فِي الصَّدَقَاتِ‏). (1)

    Abu> Sa‘i>d (al-Khudriy) berkata, “Ketika Nabi s}allalla>hu ‘alaihi wasallam sedang membagi sedekah, tiba-tiba ‘Abdulla>h bin z\ul Khuwais}irah at-Tami>miy datang dan menegur Nabi, ‘Berbuatlah adil, wahai Rasulullah!’ Nabi pun menjawab, ‘Siapa lagi yang akan berbuat adil jika aku tak berbuat adil?’ ‘Umar segera berujar, ‘Biarkan aku memenggal lehernya!’ Nabi menjawab, ‘Biarkan saja. Dia punya banyak kawan (yang tampak sangat rajin beribadah). Jika salah satu dari kalian membandingkan salatnya dengan salat mereka, tentu ia akan merasa malu. Begitu pula jika salah satu dari kalian membandingkan puasanya dengan puasa mereka. Meski demikian, mereka pada akhirnya lepas dari agama (yakni: ibadah yang mereka lakukan tidak meninggalkan bekas apapun pada diri mereka) layaknya anak panah lepas dari busurnya. Anak panah itu menembus kotoran dan darah (yakni tubuh manusia atau hewan) dengan sangat cepat. Ketika sang pemanah memeriksa anah panah itu, ia tidak menjumpai bekas kotoran atau darah sedikit pun pada bulu (gagang), mata, sambungan, dan batang anak panah itu. Ciri mereka adalah pria yang salah satu tangannya—atau putingnya—seperti puting wanita, atau seperti sepotong daging yang berayun-ayun. Mereka muncul ketika manusia mengalami perpecahan.’” Abu Sa‘i>d berkata, “Aku bersaksi mendengar hal ini dari Nabi s}allalla>hu ‘alaihi wasallam. Aku juga bersaksi bahwa ‘Aliy membunuh mereka. Aku sedang bersamanya ketika dihadapkan kepadanya seorang pria yang pada dirinya dijumpai ciri-ciri yang disebutkan Nabi s}allalla>hu ‘alaihi wasallam. Pada peristiwa ini turunlah ayat, waminhum man yalmizuka fis}-s}adaqa>t.”

    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    (1) Diriwayatkan oleh al-Bukha>riy, S{ah}i>h}} al-Bukha>riy, dalam Kita>b Istita>bah al-Murtaddi>n wa al-Mu‘a>nidi>n, Ba>b Man Taraka Qita>l al-Khawa>rij li at-Ta’alluf, hlm. 1715, hadis nomor 6933. Muslim juga menyebut hadis yang sama, namun tanpa mengaitkan peristiwa tersebut dengan turunnya Surah at-Taubah/9: 58. Lihat: Muslim, S{ah}i>h}} Muslim, dalam Kita>b az-Zaka>h, Ba>b z\ikr al-Khawa>rij wa S{ifa>tihim, hlm. 744, hadis nomor 1064.