Pesantren Al-Amin Sukabumi

 
Fasilitas di Lembaga ini :
Nama Fasilitas Jumlah Nama Fasilitas Jumlah
MI/SD 1 MTS/SMP 1
MA/SMA 1 Maly/Univ. 0
Tahfidz 0 Laboratorium 1
Poli Kesehatan 1 Koperasi 1
Pesantren Al-Amin Sukabumi

PROFIL

Pondok Pesantren Al-Amin merupakan satu dari empat pesantren yang ada di Desa Nangerang. Pesantren ini terletak di desa Nagerang yang berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di sisi Timur, desa Benda dan desa Tenjoayo di sisi Utaranya, desa Wangunjaya, kecamatan Ciambar dan desa Purwasari di sisi Selatannya dan desa Cicurug di sisi Baratnya. Secara geografis, pesantren ini berada tidak jauh dari jalan utama Sukabumi yaitu persis sebelum memasuki pasar Cicurug, disisi sebelah kiri, jalan yang tidak begitu besar menjadi pintu masuk menuju Pesantren Al-Amin tersebut.

Dalam sejarahnya, Pesantren Al-Amin Sukabumi merupakan pesantren yang cukup berumur, Pesantren ini awalnya didirikan pada tahun 1920an dengan nama Ma’hadul Furqon oleh KH. Kurdi Usmawijaya. KH. Kurdi Usmawijaya atau dipanggil Mamah Kurdi memiliki satu orang anak yang bernama KH. Ismatullah yang meneruskan perjuangannya dalam mengelola pesantren hingga wafat pada tahun 1980. Tampuk kepemimpinan pesantren kemudian berpindah kepada KH. Hidayatullah atau biasa disebut sebagai Ajengan Aeh yang merupakan menantu hingga tahun 2005.

Ma’hadul Furqon berubah menjadi Pesantren Al-Amin pada tahun 1975. Pesantren Al-Amin saat itu dipimpin oleh seorang Kiyai dalam tradisi Jawa Barat dikenal dengan sebutan Ajengan Abdul Basith yang merupakan putera tertua dari Ajengan Aeh. Beliau memimpin pesantren sejak meninggalnya Ajengan Aeh tersebut. Ajengan Basith juga merupakan mantan ketua PCNU Kabupaten Sukabumi dan pesantren Al-Amin merupakan salah satu pesantren yang masuk dalam komunitas NU.
 
Pengelolaan pesantren secara umum sebenarnya dilakukan melalui Yayasan Al-Amin, tetapi seluruh komponen yang bernaung di dalam yayasan tersebut masing-masing berdiri sendiri dan otonom. Ini dikarenakan pengelolaan masing-masing lembaga didalam yayasan harus berdiri sendiri dan tidak saling mempengaruhi. Pilihan untuk menerapkan konsepsi semacam ini dikarenakan alasan untuk menjaga kemurnian pesantren agar tidak terkontaminasi oleh sistem pendidikan klasikal atau sistem pendidikan formal.

Pesantren Al-Amin masih mempertahankan budaya pendidikan salafi di Indonesia meskipun sedikit banyaknya telah mengadaptasi sistem pendidikan klasikal. Penjenjangan dalam kelas ini berkaitan dengan materi maupun kitab yang dipelajari oleh santri disetiap jenjang tersebut. Penjenjangan Pengajian dan Kitab Yang Digunakan di Pesantren Waktu Kelas Kitab

Ba’da Subuh: Ibtida Awal Akhlakul Banin Do’a-do’a Ibtida Tsani Matan Bina Mutawasit dan Muntaha Yakulu Imriti Kaelani Alpiah I’anatutthalibin.
Pagi: Muntaha Yakulu Jurumiah Dzuhur Ibtida Awal Talaran Tauhid Ibtida Tsani Sapinatunnaja Mutawasit dan Muntaha Nasoihul Ibad Ashar Ibtida Awal Tajwid Ibtida Tsani Jurumiah Mutawasit dan Muntaha Tasri Jalalain Ba’da Magrib Ibtida Awal Ibtida Tsani Shalat Sunat dan Hafalan Mutawasit dan Muntaha Bajuri
Ba’da Isya: Ibtida Awal Ibtida Tsani Mutawasit Ta’lim Muta’alim Sulammu Taufik Ukudulujaen Muntaha Tafsir Jalalain Sulammu Taufik I’anatuttalibin Kipayatul Akhyar Alpiyah Mutamimah Jaohan Maknum Hihayatujjaen

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN

 

Relasi Pesantren Lainnya

  • Belum ada pesantren yang berelasi dengan pesantren ini.