Pesantren sebagai Sarana Pendidikan yang sangat dikenal dalam pembangunan Masyarakat Indonesia, khususnya yang beragama Islam. Dewasa ini Pesantren semakin mejadi pusat perhatian, oleh karena itu Pesantren dengan segala kekurangan dan kelebihannya telah berperan besar dalam usaha mengangkat martabat dan derajat bangsa Indonesia dari berbagai tindakan baik yang bersifat Politis maupun Kultural.
Peran besar Pesantren berada digaris depan dalam melawan penjajahan yang dimulai dengan penanaman akan Nasionalisme yang kuat melalui sistem pendidikan seperti itu, betapapun keadaannya hingga dewasa ini masih tetap memegang peran yang menentukan terutama untuk masyarakat di pedesaan, bahkan dengan berbagai masa pembaharuan yang dilakukan beberapa Pesantren tengah mempersiapkan diri menjadi Pendidikan Tepat Guna untuk mengisi berbagai tugas yang penting dalam kelanjutan hidup berbangsa dan bernegara.
Dalam rangka itulah beberapa Pesantren telah menjadi pusat-pusat gerakan pengenalan Ekonomi Kebersamaan (Koperasi), pengenalan Perguruan Tepat Guna, Pelestarian Lingkungan dan lain-lain yang membawa pengaruh besar terhadap masyarakat sekitar.
Pesantren Miftahulhuda Al-Musri’ menyadari peliknya permasalahan yang dihadapi, karena itu dibentuklah beberapa lembaga seperti Lembaga Pendidikan dan Pengajian, Lembaga Da’wah dan Pengabdian Masyarakat serta Lembaga Pengembangan Ekonomi dan Sumber Daya Santri.
Peliknya satu permasalahan yang dihadapi dengan sifat Istiqomah dan senantiasa Ishlah tanpa mengharapkan uluran tangan orang lain, kecuali permasalah pendanaan untuk sarana-sarana fisik, mengingat belum seimbangnya antara tuntutan kebutuhan dan pengadaan.
Sejarah
Pondok pesantren Al Musri didirikan oleh Alm. KH. Ahmad Faqih pada tahun 1947, sebelumnya dengan nama Miftahul Huda Cianjur namun pada tahun 1974 barulah berganti nama menjadi Al Musri. Pada awalnya perintisan pondok pesantren Al Musri hanya memiliki satu bangunan yang terdiri dari 10 Pondok santri, itupun berdiri di lahan yang ada di pinggir selokan irigasi dan di atas ladang ilalang.
Tetapi seiring bertambahnya santri yang belajar di pesantren hingga sekarang, Al-Musri sudah memiliki lahan seluas 40 ribu meter persegi dan memiliki bangunan pondok, masjid dan sarana lainnya seluas 10 ribu meter persegi. Santri yang belajar disinipun sudah lebih dari 1200 orang yang terdiri dari santri putra dan santri putri. Nama Al Musri baru ada kemudian, sebelumnya nama pesantren hanya Miftahul Huda saja. Nama Al Musri ditambahkan seiring dengan perubahan sistem pembelajaran di pesantren.
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU.
KLIK
LOGIN
Relasi Pesantren Lainnya
Belum ada pesantren yang berelasi dengan pesantren ini.
Memuat Komentar ...