Sejarah terbentuknya lembaga pendidikan Pesantren Alkhairaat Bintauna, berawal dari sebuah kisah perjalanan pendiri Alkhairaat pusat Palu, K. H. Sayyid Idrus Bin Salim al-Djufri, seperti dijelaskan oleh Abdurrahman Bata, Ketua Pengurus Pesantren Alkhairaat Bintauna sebagai berikut: Pesantren Alkhairaat Bintauna berawal dari sebuah perjalanan pendiri perguruan Islam Alkhairaat, KH. Sayyid Idrus Bin Salim Al-Djufri (biasa disebut Guru Tua) dari Gorontalo menuju Manado pada sekitar tahun 1942. Dalam perjalanan dengan menggunakan kapal laut tersebut, beliau istirahat dan menginap beberapa malam pada keluarga al-Jeredi di desa Talaga kecamatan Bintauna. Beliau sempat berdoa agar kelak di daerah tersebut akan berdiri sebuah lembaga pendidikan Alkhairaat.
KH. Sayyid Idrus bin Salim al-Djufri kemudian meminta kepada keluarga al-Jeredi agar beliau dipertemukan dengan Raja Bintauna yang ketika itu adalah Raja Mohammad Datunsolang. Guru Tua menyampaikan keinginannya agar Alkhairaat dapat didirikan di Bintauna. Keinginan Guru Tua tersebut disambut oleh Raja Mohammad, namun belum dapat direalisasikan saat itu, mengingat adanya kehawatiran dari penjajah Jepang yang tidak menginginkan didirikan perguruan Islam Alkhairaat di Bintauna.
Pada tahun 1963, beberapa pemuda di Bintauna berinisiatif untuk merespon keinginan Guru Tua untuk mendirikan lembaga pendidikan Alkhairaat di Bintauna. Para pemuda tersebut adalah Salengke Datunsolang, Hamidu Datunsolang dan Bahid Paloa. Atas inisiatif dari ketiga pemuda tersebut, maka pada tanggal 5 September 1963, berdirilah sebuah lembaga pendidikan Alkhairaat bernama Madrasah Ibtidaiyah Alkhairaat Bintauna, dengan tenaga pengajar yang didatangkan dari Manado yaitu ustāż Said Basyir dan ustāż Hasan Baziad.
Keadaan madrasah yang ada di Bintauna terus berkembang dan masyarakat semakin antusias menerima kehadiran madrasah yang dibangun oleh pengurus Alkhairaat tersebut. Hal ini dijelaskan oleh Hasan Filabuya: Kehadiran Madrasah Ibtidaiyah dan Mualli Alkhairaat membuat masyarakat Bintauna merasa memiliki dan ingin turut serta mengembangkan lembaga pendidikan tersebut.
Pada tanggal 1 September 1975, dibukalah Madrasah Tsanawiyah Alkhairaat. Madrasah ini tumbuh dan berkembang dengan pesat, namun pengurus Alkhairaat merasakan adanya kekurangan, karena madrasah Tsanawiyah belum memiliki sekolah lanjutan pada lembaga tersebut. Pada tanggal 10 Desember 1991, dibukalah lanjutan sekolah tersebut dengan nama Madrasah Aliyah Alkhairaat Bintauna, dengan kepala Madrasah ustāż Abdul Muthalib Ruana.
Pembukaan Madrasah Aliyah tersebut, membuat perkembangan pendidikan Islam Alkhairaat semakin dikenal di tengah masyarakat sekitar. Berbagai upaya dilakukan oleh ustaż Abdul Muthalib Ruana dengan beberapa guru lainnya, dibantu dengan pengurus Alkhairaat untuk mengembangkan madrasah yang ada.
Jalan Tran Sulawesi, Bintauna, Bolaang Mongondow Utara, Sulawesi Utara
Kode Pos:95763
Data pesantren lebih lengkap per propinsi dan kabupaten/kota dapat dicek di wiki.laduni.id/pesantren
Untuk berpartisipasi memperbarui informasi ini, silakan mengirim email ke redaksi@laduni.id.
Memuat Komentar ...