Lembaga Pondok Pesantren Nahdlatus Syubban yang bertempat di Jl. Apel Gg. Apel VII Kel. Sungai Jawi Luar Kec. Pontianak Barat Kota Pontianak secara resmi didirikan sekitar 29 tahun silam, tepatnya pada tahun 1984 di bawah asuhan K.H. A. Rustamadji, HAK. Sebagai lembaga pendidikan, dakwah dan pengabdian masyarakat, sistem yang digunakan yaitu sistem pendidikan terintegrasi yang merupakan perpaduan dari sistem salaf (tradisional) dan Kholaf (modern), hal tersebut tidak terlepas dari kultur pesantren yang terkenal dengan prinsip Al-Muhafadzah 'Ala Al-Qadim Al-Shalih Wa Al-Akhdzu Bi Al-Jadidi Al-Ashlah (memelihara tradisi lama yang baik, dan mengadopsi tradisi baru yang lebih baik).
Pada awal sebelum Pondok Pesantren didirikan secara resmi, kondisi disekitar pesantren merupakan pemukiman tempat tinggal penduduk yang secara kondisi sosial, ekonomi dan agama masih jauh dari kebenaran praktik-praktik ajaran Islam yang sebenarnya. Pada tahun 1983 dengan kedatangan seorang pemuda A. Rustamadji bin H. Abdul Karim yang merupakan alumni Pondok Pesantren Assirojiyah Kajuk Sampang Madura (asuhan Hadratus Syaikh. KH. Bushiri Nawawi) dan masih memiliki garis keturunan ulama besar asal Jawa Timur Hadratus Syaikh KH. Muzakki atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sunan Batu Kolong, beliau memulai membina dan membimbing pengajian al-Qur’an bagi masyarakat lingkungan sekitar hingga pada tahun berikut nya didirikanlah Musholla/Surau yang diberi nama Surau Al-Ikhlas sebagai pusat kegiatan keagamaan.
Seiring dengan berjalannya waktu, pada tanggal 03 Februari 1984 M bertepatan 18 Syawwal 1402 H atas usulan dan dorongan masyarakat didirikanlah Madrasah Diniyah Salafiyah dengan lokasi wakaf dari H. Sinawi dan ditambah sebidang tanah yang dibeli oleh para Pendiri dan diberi nama Madrasah Diniyah Salafiyah Nahdlatus Syubban yang berarti gerakan pemuda, sebuah nama yang diberikan oleh Hadratus Syaikh KH. Bushiri Nawawi Pengasuh Pondok Pesantren Assirojiyah, dengan jumlah santri awal berjumlah puluhan santri dan beberapa tenaga pengajar.
Pada awalnya, konsep pendidikan di Madrasah Diniyah Salafiyah Nahdlatus Syubban menggunakan sitem klasikal yaitu melalui metode sorogan dan halaqoh dengan mengkaji beberapa disiplin ilmu seperti Al-Qur’an, Tajwid, fiqh, nahwu, sharf, tafsir, hadits, ilmu kalam, fara'id, tajwid, dll. Dan Madrasash Diniyah inilah yang merupakan cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren Nahdlatus Syubban dan hingga saat ini berubah menjadi nama Lembaga Pondok Pesantren Nahdlatus Syubban yang memiliki badan hokum di Pemrintah Kota Pontianak.
Seiring berjalannya waktu dan zaman, atas permintaan Wali Murid dan Masyarakat, Lembaga Pondok Pesantren Nahdlatus Syubban mendirikan Pendidikan Formal yang bermula dari Madrasah Tsanawiyah (Mts) pada tahun 1994, dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada tahun 2001, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 2005 dengan menggunakan sistem pendidikan nasional, sehingga para Peserta Didik khususnya santri yang mukim di asrama selain dapat mengikuti Pendidikan Agama dan Keagamaan (Diniyah Salafiyah) juga dapat mengikuti Pendidikan Formal di lingkungan Pesantren.
Pada saat ini, secara garis besar kegiatan pendidikan di Lembaga Pondok Pesantren Nahdlatus Syubban terbagi menjadi empat, yaitu: (a) Majlis Taklim, (b) Madrasah Diniyah Salafiyah, (c) Pendidikan Formal; Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (Mts), dan Sekolah Menengah Atas (SMA), (d) Program Intensif dan keterampilan-ketarampilan, dengan Peserta didik/santri yang tidak hanya berasal dari lingkungan sekitar pesantren melainkan juga terdapat dari daerah-daerah luar Kota Pontianak dan sejumlah tenaga pengajar yang mayoritas merupakan alumni dari berbagai Pondok Pesantren di Jawa Timur. A
Data pesantren lebih lengkap per propinsi dan kabupaten/kota dapat dicek di wiki.laduni.id/pesantren
Untuk berpartisipasi memperbarui informasi ini, silakan mengirim email ke redaksi@laduni.id.
Memuat Komentar ...