Pesantren Al-Ikhsan Beji Banyumas

 
Fasilitas di Lembaga ini :
Nama FasilitasJumlah Nama FasilitasJumlah
MI/SD0 MTS/SMP1
MA/SMA1 Maly/Univ.0
Tahfidz1 Laboratorium1
Poli Kesehatan1 Koperasi1
Pesantren Al-Ikhsan Beji Banyumas

Profil

Pondok Pesantren Al-Ikhsan Beji berdiri pada tahun 1986. Dari waktu ke waktu keberadaan Pondok Pesantren Al-Ikhsan Beji semakin dikenal oleh masyarakat luas hingga ke luar daerah Kabupaten Banyumas, bahkan luar Jawa. Tidak sedikit santri dari luar daerah yang belajar dan  tinggal di Pondok Pesantren Al-Ikhsan, salah satu alasannya adalah adanya program pengembangan dwi-bahasa, yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Arab.

Keberadaan Pondok Pesantren Al-Ikhsan Beji sebagai lembaga pendidikan nonformal mengilhami para pendirinya untuk merintis lembaga formal, karena semakin banyak santri yang masuk pesantren ini adalah anak-anak usia sekolah. Maka, pada tanggal 21 Mei 1994 dibukalah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Ikhsan, yang waktu itu kegiatan pembelajaran berlangsung di Aula Pondok Pesantren Al-Ikhsan Beji yang letaknya di utara masjid pesantren setempat.

Setelah berjalan beberapa tahun muncul gagasan baru untuk mendirikan sekolah menengah tingkat atas (MA), dengan pertimbangan agar para santri yang mengikuti pendidikan di Pondok Pesantren Al-Ikhsan Beji dapat melanjutkan sekolah tanpa harus keluar dari lingkungan Pondok Pesantren Al-Ikhsan Beji.

Sejarah
Kurang lebih 5 km, arah utara kota purwokerto, kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah terdapat sebuah pondok pesantren kecil, Al-Ikhsan namanya. Kurang genap dua tahun sejak berdirinya sudah menyerap beberapa jumlah santri, sehingga dari pihak pengasuh berusaha menambah bangunan gedung untuk menampung para santri yang saat ini berjejalan di dua kamar putra dan dua kamar putri.

Sementara masih numpang di rumah family kyai “pada umumnya, kedatangan mereka di sini karena disamping ada madrasah dinayah, juga mulai ditertibkannya program pengembangan kecakapan bahasa arab dan inggris, yang disebut program Arabic and English Development Skills (AEDS),”.
Alasan santri yang seperti ini diamini oleh Syarif Hidayatullah, putra Kiai yang dalam hal ini sebagai pengelola maju mundurnya program dwi bahasa yang saat ini sudah menjadi keharusan sebagai bahasa komunikasi santri.

Betul juga, sejak AEDS bisa teratur dan tertib diawal tahun ajaran kedua (1987-1988) hingga tanggal 7 september 1987 jumlah santri mukim sudah mencapai 306 santri yang terdiri dari 87 putra, 19 putri, dan ditambah 200 santri kalong (non mukim) dari sekitar pesantren. “Sistem pendidikan disini merupakan sistem yang mengawinkan dua sistem (salaf dan moderen). Model ini justru saya peroleh dari fatwa Kiai H. Mahrus Aly (Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri),“ ujar Syarif, yang baru dua tahun lalu berhasil meraih sarjana muda di Universitas Tribakti Kediri. Salaf yang dimaksud disini, sebagaimana pengajian kitab kuning ala Lirboyo, dan modernnya sebagaimana dwi bahasa (arab dan inggris) ala pesantren Gontor, ponorogo yang juga diterapkan sebagai program.

Desa Beji I, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Demikian alamat pesantren itu selengkapnya. Gedung pesantren yang jaraknya ± 15 km. Menuju tempat wisata baturraden itu tepatnya berdiri pada 1 januari 1986 tahun lalu. Tiga bulan kemudian yayasan Al-Ikhsan yang membawahi pesantren tersebut resmi berbadan hukum dengan akte notaris soetarjo soemoatmojo No. 33/27/3/1986 yang ketuanya juga KH. Abu Hamid.

Sebetulnya pada tahun-tahun sebelum pondok itu berdiri Kiai H. Abu Hamid sering kedatangan santri hanya berkisar satu sampai empat orang, yang ditampung dirumah Kiai. Begitulah tahun demi tahun ; satu datang yang lain pulang, sehingga ditahun 1986 gagasan Kiai Abu Hamid untuk mendirikan bangunan pesantren segera diwujudkan.

Mula-mula usaha Beliau itu tak lepas dari sebagian masyarakat sekitar menyambut dengan suara sumbang yang tak enak didengar bersifat memojokkan dan melemahkan niat baik Kiai. “Biarlah mereka berkomentar yang bukan-bukan, yang penting niat saya baik karena Allah semata-mata. Allahlah yang akan mengaturnya nanti”, ujar Kiai mantap.


Benar juga, sebelum bangunan pondok yang menghabiskan 3 juta rupiah itu sempurna, santripun pada berdatangan. Pertama pada bulan ramadlan 1906 H, berjumlah 15 orang. Sementara kelimabelas santri tersebut cukup ditampung diruangan/kelas Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif (MIMA) yang lokasinya berdekatan dengan bangunan pondok sekarang. Santri pertama dibulan suci itu guna mengikuti kursus spesialisasi bahasa arab dan inggris yang disebut Hard Teaching Sistem (H.T.S) disampaikan oleh santri yang datang dari Darul Hikmah juresan, Ponorogo dalam bahasa arabnya.

Sedang bahasa inggrisnya langsung oleh Agus Syarif sendiri secara full time. Karena sang guru bahasa inggris itu sewaktu nyantri di Lirboyo ditugaskan oleh pondok untuk memberikan kursus bahasa inggis kepada para santri. Maka sebagian santri romadlon itu sebagian ada yang dari Lirboyo.

Akhir bulan syawal pun tiba, berarti tahun ajaran baru segera dibuka. Waktu itu, diawal tahun ajaran baru 1986-1987 Pondok Pesantren Al-Ikhsan sudah mulai membuka madrasah diniyah disamping program A.E.D.S. walau setahun penuh belum bisa teratur dan tertib. Untuk merealisir perkawinan dua sistem itu, didatangkan dua pengajar dari alumnus pesantren Lirboyo dan dua dari pesantren Juresan, Mlarak, ponorogo (pesantren ala gontor).

Berhubungan gedung MIMA (yang menampung santri romadlon) sudah mulai tahun ajaran barunya, maka dengan terpaksa bangunan pondok itu diurungkan untuk menambah keatas (tingkat). Sebab, mau tidak mau kedatangan para santri baru segera menempati bangunan itu.
Satu tahun sudah, program diniyah dan AEDS berjalan walau masih sulit pengaturannya, yang diikuti oleh 25 santri mukim dan 200 santri non mukim. Kegiatan belajarnya masih tetap digedung MIMA mengambil waktu sore dan malam hari.

Kembali dibulan romadlon (1907 H). HTS muncul lagi diikuti 35 santri mukim. Baru kemudian ditahun ajaran baru 1987/1988 ini jumlah santri semakin bertambah, karena pesantren Al-Ikhsan mulai dikenal masyarakat yang kemudian santri luar daerah purwokerto mulai bermunculan, mulai dari banyuwangi, semarang, inderamayu, pekalongan dan yang lain.

Dan banyak juga siswa dan mahasiswa yang sekolah dipurwokerto nyantri disitu, seperti mahasiswa/i IAIN Sunan Kalijaga—Sekarang IAIN Purworto—, UNSOED, Universitas Wijaya Kusuma dan lain sebagainya. Mereka bisa sekolah/kuliah dan mengaji disamping bisa memperdalam dwi bahasa. Bahkan uang syahriyah (bulanan) dipesantren relatif lebih murah.

Pendiri
KH. Abu Hamid

Pengasuh
1. KH. Abu Hamid
2. KH. Ahmad Sodiq Mukhtar Idris
3. KH. Syarif Hidayatulloh

Pendidikan

​​Pendidikan Formal
  1. MI
  2. MTs
  3. MA
​​Pendidikan Non Formal
1. TPQ
2. Madrasah Diniyah (MD)
3. Majelis Taklim 

Ekstrakurikuler

Pesantren Al-Ikhsan memiliki ekstrakurikuler yang bisa diikuti para santri di antaranya :

  1.     Pramuka
  2.     Paskibra
  3.     Palang Merah Remaja (PMR)
  4.     Basket
  5.     Sepakbola
  6.     Voli
  7.     Futsal
  8.     Sains Club
  9.     English Club
  10.     Arabic Club
  11.     Hadrah
  12.     Pencak Silat
  13.     Marching Band
     


Hadrah di pesantren Al Ihsan


Pelatihan Komputer di pesantren Al Ihsan

Fasilitas

    Pesantren  Al-Ikhsan memiliki fasilitas sebagai berikut:

  1.     Masjid
  2.     Gedung asrama pondok
  3.     Gedung Madrasah
  4.     Gedung BKK
  5.     Lab. Bahasa
  6.     Lab. Komputer
  7.     Lab IPA
  8.     Ruang Perpustakaan
  9.     Perpustakaan
  10.     Sarana Olahraga 
  11.     Klinik/Poskestren
  12.     Aula
  13.     Hotspot Area

 


Gedung Madrasah di pesantren Al Ihsan


Gedung Madrasah di pesantren Al Ihsan

Alamat

Komplek Pondok Pesantren Al-Ikhsan Beji RT. 04 RW. 02 Kec. Kedungbanteng Kab. Banyumas, Jawa Tengah
Kode Pos         :    53152
Telepon            :   (0281) 6840-758


Untuk informasi lebih lanjut dan mengenai pendaftaran silahkan hubungi melalui Website ini: Pesantren Al-Ikhsan Beji
Untuk berpartisipasi memperbarui informasi ini, silakan mengirim email ke redaksi@laduni.id.  

KUNJUNGI JUGA

 

 

 

Relasi Pesantren Lainnya

  • Belum ada pesantren yang berelasi dengan pesantren ini.