Nabi Sulaiman AS: Satu-satunya Manusia Terkaya Sepanjang Masa

 
Nabi Sulaiman AS: Satu-satunya Manusia Terkaya Sepanjang Masa
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Siapa yang tidak kenal dengan Bill Gates, pemilik Microsoft dan salah satu orang paling kaya di dunia, bahkan apapun mampu dia beli. Namun sekaya apapun Bill Gates dan semua orang di muka bumi saat ini, mereka tidak akan mampu mengalahkan kekayaan dan kekuasaan yang bisa menandingi maupun mengalahkan Nabi Sulaiman AS. Kekayaan luar biasa Nabi Sulaiman ini hinga kini diabadikan dalam al-Qur’an dan akan terus menerus dikenang dalam sejarah, terutama Islam.

Ada sejumlah bukti-bukti lain yang menunjukan jika Nabi Sulaiman merupakan orang terkaya sepanjang masa.

Kisah kekayaan Nabi Sulaiman yang jumlahnya sangat melimpah memang banyak kita temui di berbagai literatur. Konon, jumlah kekayaannya jauh dari apa yang kita bisa bayangkan.

Seorang ahli yang pernah membandingkan kekayaan Bill Gates dengan Nabi Sulaiman, berkesimpulan bahwa kekayaan pemilik pendiri Microsoft itu hanya sekitar 8 persen saja dari total kekayaan Nabi Sulaiman.

Ini hanya gambaran saja, walaupun pada kenyataannya kekayaan Nabi Sulaiman mungkin berkali-kali lipat dari itu.

Dalam Al-Qur’an menunjukan jika kekayaan Nabi Sulaiman yang jumlahnya memang sangat melimpah dan tidak bisa digambarkan karena kekayaannya memang sudah tidak terhitung lagi.

Berikut adalah bukti kekayaan Nabi Sulaiman A.S yang perlu kamu tahu.

Nabi Sulaiman AS Pernah Memberi Makan Ikan di Lautan

Ada sebuah cerita menarik yang mungkin bisa kita jadikan gambaran betapa kayanya Nabi Sulaiman. Kisah ini adalah tentang beliau yang suatu ketika ingin ‘membantu’ Allah untuk memberi makan seluruh makhluk hidup. Nabi Sulaiman pun berdoa dan Allah mempersilakannya.

Usai Nabi Sulaiman menyiapkan segala sesuatunya, Allah berfirman kepadanya: “Makhluk manakah yang akan engkau suruh mulai menyantap makanan itu terlebih dahulu?” Nabi Sulaiman menjawab: “Aku mohon agar Engkau menghadapkan penduduk darat dan sekaligus penduduk laut agar menyantap hidangan ini terlebih dahulu.” Namun Allah tak segera menuruti apa yang dikatakan oleh Nabi Sulaiman tersebut. Allah hanya mendatangkan seekor ikan yang besar saja dari sekian banyak ikan yang hidup di laut. Ikan besar itu pun diletakkan Allah di hadapan hidangan yang telah disajikan oleh Nabi Sulaiman.

Setelah hidangan habis, ikan itu berkata: ”Hai Sulaiman, sesungguhnya aku belum merasa kenyang, meski telah menyantap seluruh hidangan yang engkau sajikan.”

Melihat kejadian itu, Nabi Sulaiman menjadi tersadar, bahwa sesungguhnya hanya Allah sajalah yang dapat memberi rezeki kepada seluruh makhluk- Nya hingga mereka merasa kenyang. Sedangkan Nabi Sulaiman yang sudah menyiapkan makanan begitu banyak dan dengan susah payah, pada akhirnya tak dapat membuat satu ekor ikan pun merasakan kenyang.Apalagi jika ia menyuguhkan makanan kepada seluruh makhluk yang ada di muka bumi ini.

Bala Tentara Nabi Sulaiman

Diceritakan dalam Al-Qur’an, jika Allah memberikan keistimewaan kepada Nabi Sulaiman untuk menundukkan hewan-hewan, manusia dan jin untuk taat kepadanya. Bahkan telah diceritakan pula bahwa masing-masing pasukan Nabi Sulaiman punya keistimewaan sendiri yang sangat tak ada bandingannya dari siapa pun. Seperti golongan jin yang mampu membawa Nabi Sulaiman pergi ke suatu tempat hanya dengan hituangan detik.

Bahkan pernah diceritakan pula, selain golongan jin juga terdapat dari golongan manusia yang saleh memiliki kemampuan di atas kemampuan jin. Dia bernama Ashif bin Bharkaya yang mampu memindahkan singgasan Ratu Bilqis dalam kedipan mata. Dalam riwayat lain mengatakan, Nabi Sulaiman pernah melaksanakan haji bersama jin, manusia, burung-burung, dan beserta angin.

Nabi Sulaiman AS: Pemilik Istana Termegah di Dunia

Diceritakan di banyak literatur, Nabi Sulaiman memiliki istana yang megah luar biasa. Besarnya sendiri tidak terkira, namun yang jelas sejauh mata memandang istana Nabi Sulaiman seperti tidak ada ujungnya. Di dalamnya sendiri bertaburan batu-batu mulia, Pintu gerbangnya sendiri terbuat dari kaca dengan pilar-pilar menjulang yang jumlahnya sangat banyak. Di dekat singgasananya, terdapat sebuah ruangan sangat luas dengan lantai yang seolah-olah adalah genangan air padahal sebenarnya kaca. Di dalam Al Qur’an diceritakan ketika itu ratu Bilqis sampai menjinjing pakaiannya hingga betis ketika melewati tempat ini. Namun ketika Nabi Sulaiman mengatakan itu hanya kaca sang ratu pun tertunduk malu dan mengakui kekayaan Nabi Sulaiman.

Misteri bekas istana kerajaan Nabi Sulaiman sepertinya ada hubungannya dengan Ratu Saba dan keterangan yang ada di Surat An-Naml menyatakan bahwa seekor burung Hud membawa berita dan burung ini merupakan salah satu dari tentara Nabi Sulaiman. Disebutkan juga dalam surat tersebut bahwa kerajaan serta istana yang mewah dan mengagumkan dimiliki oleh Nabi Sulaiman, bahkan di masanya, istana pun sudah dipenuhi dengan teknologi canggih, benda-benda berharga, serta karya seni yang luar biasa. Salah satu yang bakal membuat semua orang terkagum adalah pintu gerbang istana yang pembuatannya menggunakan bahan dari gelas.

Peninggalan Harta Nabi Sulaiman

Hingga kini, ada sebagian orang yang percaya jika Nabi Sulaiman meninggalkan sebuah warisan harta yang sangat banyak. Konon harta ini terkubur di sebuah tempat yang disimpan dalam sebuah peti yang terbuat dari emas. Peneliti menduga jika peti ini terletak di Kuil Sulaiman yang letaknya sendiri masih simpang siur.

Tak cuma berisi harta, dikatakan pula jika di dalam peti tersebut ada Batu 10 Perintah yang dimiliki oleh Nabi Musa. Batu ini juga jadi harta paling berharga yang nilainya tak bisa diukur dan akan jadi benda paling menggemparkan jika berhasil ditemukan. Belakangan para peneliti berhasil menerjemahkan sebuah petunjuk yang tertulis dalam bahasa Ibrani. Petunjuk ini menyimpulkan jika letak Kuil Sulaiman kemungkinan menyebar di Timur Tengah.


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 11 Juli 2018. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________
Penulis: Rozi
Editor: Kholaf Al Muntadar