Wow, Ada Upaya Wahabisasi di RS Zainal Abidin Aceh, Ini pengakuan Keluarga Pasien

 
Wow, Ada Upaya Wahabisasi di RS Zainal Abidin Aceh, Ini pengakuan Keluarga Pasien

Banda Aceh - Ketika salat, pertama saya tidak mendengar Armusalli alias Farhan Furaihan selaku imam tidak membaca basmalah, lalu, saya ucapkan "subhanallah" untuk mengingatkan imam. tapi imam tidak bergeming. Lalu, ketika i'tidal, juga tidak dibacakan qunut, saya ingatkan lagi dengan "subhanallah", tetap tidak bergeming dan tidak ada sujud sahwi.

Karena saya dan mayoritas jamaah bermazhab Syafi'i, pada awal pengajian langsung saya persoalkan kepada Farhan, kenapa tidak mengahargai perbedaan, jadi imam di tempat mayoritas, namun tidak disesuaikan amalan mayoritas.

Suasana sudah mulai tidak kondusif ketika Farhan mempertanyakan, Anda ikut nabi atau ulama? kan ini mengadu antara ulama dan nabi, seolah kami ikut ulama saja, tidak ikut nabi, hanya mereka yang ikut nabi. Kemudian terlihat direbut microphone sebagai pemaksaan. Padahal, sebelum itu sudah disampaikan ke ARMUSALLI (Farhan Furaihan) dimatikan saja microphone kalau diskusi semacam ini, Karena mic terhubung ke semua ruangan rumah sakit, kita tidak ingin terdengar gaduh ke seluruh ruangan pasien yang sedang sakit.

Karena tidak diindahkan, ya ditarik. Saya mendampingi pasien, yang saya amati, tausiah dan ceramah di mesjid RSUD ZA sering mengangkat khilafiyah, menghakimi sesat sekte selain golongan mereka, membid'ahkan, mensyirikkan bahkan mengkafirkan muslim lain yang tidak sepaham.

Demikian antara lain ceritakan oleh Ayah Mahdi, warga Tibang, Syiah Kuala, salah satu jamaah mesjid Raudhatul Jannah yang kebetulan hadir pada subuh itu. 31 Juli Agustus 2018. Dan yang lebih aneh lagi, jamaah mesjid Raudhatul Jannah RSU - ZA (dulu bernama Ibnu Sina, karena dianggap ahli bid'ah disarankan ganti oleh para ustadz Wahabi) itu, sebagian besarnya bukan dari rumah sakit, tapi jamaah talaqi Wahabi berkumpul di situ, yang mereka inginkan, Jamaah (red. pasien) dan pendamping di ruangan di mendengar kajian mereka. "Yang kami lihat, para penyebar ajaran Wahabi itu memanfaatkan fasiltas umum dengan menumpang pada sejumlah pejabat RSUD ZA yang sudah jadi jamaah fanatik mereka." tambah Ayah Mahdi.

Sudah banyak pasien dan keluarga pasien yang resah gara-gara kajian di RSUD ZA, ada juga yang datang ke mesjid, karena amalan para imam rawatib disitu lebih ke amalan yang katanya mazhab Ahmad bin Hanbal, jamaah mendirikan jamaah sendiri, ada juga sebagian yang salat munfaridan. "Sangat disayangkan, orang sedang berbaring sakit, dalam keadaan menanti sakratul maut, tiap hari diperdengarkan amalannya tidak diterima di sisi Allah SWT karena dituduh bid'ah. qunut bid'ah, tasawul syirik, tabaruk syirik dan lain sebagainya." keluh Ayah Mahdi.

"Andai tidak hadir Tgk Musatafa Woyla dan Tgk Umar Rafsanjani dan Tgk Zainuddin selaku imam mukim kami, bisa terjadi hal hal yang tidak diinginkan. Jadi, kami bersyukur dengan hadirnya mereka tidak terjadi apa-apa." tutupnya