Suami Kena PHK, Peran Istri Harus Bagaimana?

 
Suami Kena PHK, Peran Istri Harus Bagaimana?

LADUNI.ID, Jakarta - Masalah pemutusan hubungan kerja (PHK) bisa dialami oleh siapa saja. PHK adalah berakhirnya hubungan kerja karena suatau hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara karyawan dan perusahaan.

Kehilangan pekerjaan atau kena pemutusan hubungan kerja (PHK) akan membawa tekanan bertubi-tubi pada seseorang, terutama ayah sebagai kepala keluarga.  Menurut Stein, yang perlu dipahami oleh pasangan suami-istri adalah, bahwa disaat salah satu pasangannya kehilangan pekerjaan, maka itu berarti bahwa orang itu juga kehilangan sebagian dari dirinya.

Orang yang kehilangan pekerjaan itu pun butuh waktu yang lama untuk berduka dan berusaha menghilangkan kesedihannya.
“Seorang butuh masa berduka atau bersedih karena kenyamanan dan gaya hidup mereka ikut hilang”, tambah Dr. Nancy Mramor, seorang psikolog asal Pittsburgh, Amerika Serikat, seperti dikutip Your Tango.

Ini masanya seorang pria bisa merasa kehilangan arah. Untuk itu dia butuh ruang dan waktu tersendiri dalam keluarga.

“Pasangan membutuhkan pandangan dan sikap yang positif. Jangan semata-mata menyalahkannya. Pemutusan kerja bisa terjadi karena banyak hal,” kata psikolog Roslina Verauli, M.Psi.
Situasi seperti ini secara tak langsung akan menguji motif sebuah pernikahan. Apakah pernikahan benar-benar dilandasi cinta atau status sosial dan materi?

 “Mereka yang menikah berlandaskan cinta umumnya mampu mencari jalan keluar bersama. Ketika badai berlalu, pernikahan justru bisa semakin kokoh,” tutur Roslina.

Masa berduka ini bisa semakin parah apabila pasangan juga ikut larut dalam kesedihan. Sedih yang berlebihan ini seringkali menimbulkan reaksi tidak suportif ini yang kemudian memicu pertengkaran. Apabila hal itu terus terjadi, maka bukan tidak mungkin pasangan itu akhirnya memilih jalan perceraian.
Terhadap masalah ini, seseorang diharapakan untuk tetap bersabar dahulu dan mendinginkan pikiran, sehingga hubungan pernikahan masih dapat dipertahankan, meski salah satu pasangan baru saja terkena PHK

“Dalam kondisi ekonomi keluarga yang mengkhawatirkan, istri seharusnya mampu mengelola emosi diri sendiri dan setiap anggota keluarganya serta segera melakukan penyesuaian-penyesuaian. Misalnya, penyesuaian terhadap gaya hidup,” jelasnya.

“Cobalah mendorong anak agar mulai menjalankan peranan dalam keluarga. Demi menghemat pengeluaran, misalnya Anda tidak perlu menggunakan pembantu dulu. Anak bisa membantu orang tua, contohnya mulai dari membersihkan kamarnya sendiri sampai membantu memasak. Terkadang masalahnya bukan terletak pada besaran uang yang harus masuk, melainkan Anda bisa mengelola yang ada dengan sebaik-baiknya,” tambah Roslina.