SIMPELDes Aplikasi Pemilu Digital Karya Mahasiswa UI

 
SIMPELDes Aplikasi Pemilu Digital Karya Mahasiswa UI

LADUNI.ID, Jakarta - Tiga mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Negara Universitas Indonesia (FIA UI) menciptakan aplikasi SIMPELDes (Sistem Informasi Pemilihan Umum Desa) sebagai sebuah platform baru untuk reformasi sistem informasi pada pemilihan umum (Pemilu) di Indonesia, ketiga mahasiswa yang menemukan SimpelDes yakni Mujahidin Yusuf, Dyah Ayu Febriani, dan Nafisah Nadjib. Mereka berada di bawah bimbingan Nidaan Khafian.

Ketua tim Mujahidin menjelaskan bahwa aplikasi SIMPELDes pada dasarnya dapat diterapkan pada beragam pesta demokrasi. Namun, pada kesempatan ini mereka mencoba menerapkan pada pemilihan kepala desa yang memiliki IKP (Indeks Kerawanan Pemilihan Kepala Daerah/Desa) yang tergolong cukup tinggi.

"SIMPELDes menjadi lebih modern, paperless, efisien, efektif, real time dan lebih murah jika dibandingkan dengan sistem Pemilu Konvensional (Pemilu Langsung)," kata Ketua Tim Mujahidin di kampus UI Depok, Selasa 21/8/2018

SIMPELDes juga dapat menjadi sarana edukasi masyarakat berbasis digital untuk mengurangi dan menyelesaikan permasalahan dalam Pemilu. Sistem ini memiliki lima fitur unggulan meliputi Media informasi calon pemimpin (Daftar Riwayat Hidup, Track Record calon pemimpin (Pengalaman), voting elektronik (e-Voting), Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR)! terintegrasi

Aplikasi SIMPELDes juga mengusulkan fitur mobile voting dimana untuk pemilihan dilakukan dapat melalui gawai dengan menggunakan Single Sign On (SSO) yang berarti satu pemilik NIK hanya dapat mengakses satu akun dan meminimalisir kecurangan dalam pemilu. Aplikasi ini juga dirancang agar dapat diintegrasikan dengan aplikasi pemilu lainnya seperti Silon (Sistem Informasi Pencalonan), dan Sidalih (Sistem Informasi Daerah Pemilihan).

"Aplikasi SIMPELDes pada dasarnya dapat diterapkan pada beragam pesta demokrasi," katanya.

Aplikasi SIMPELDes pada dasarnya dapat diterapkan pada beragam pesta demokrasi. Namun, pada kesempatan ini mereka mencoba menerapkan pada pemilihan kepala desa yang memiliki IKP (Indeks Kerawanan Pemilihan Kepala Daerah/Desa) yang tergolong cukup tinggi.

"Daerah yang banyak kendala dan kecurangan berupa pemilih tidak terdaftar pada daftar pemilih tetap, formulir C6 yang tidak disebar, pemilih ganda, ghost voter, praktik politik uang, dan petugas tidak netral," ujarnya

Menurut Mujahidin, kendala lainnya yang kerap terjadi di tengah masyarakat pemilih adalah belum mengenal sosok pemimpin serta calon kepala desa yang mereka pilih, keterbatasan informasi, serta pengetahuan menjadikan masyarakat desa memilih calon pemimpin secara sembarangan. Masyarakat, menurut dia, hanya menebak secara tidak pasti calon manakah yang pantas mereka pilih tanpa mengetahui calon yang memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik.

"Suara masyarakat desa dapat dimanipulasi oleh politik yang kotor seperti adanya money politic, sehingga kami menciptakan SIMPELDes untuk menghilangkan itu semua," ujarnya