Abi Padang: Indahnya Memaafkan dan Saling Berbagi

 
Abi Padang: Indahnya Memaafkan dan Saling Berbagi

LADUNI.ID I TOKOH-  Kehidupan yang kita jalani ada senang, sudah dan terkadang terluka, sakit hati serta lainnya. Setiap orang rasanya pasti pernah mengalami ini. Dibalik itu dituntut kepada kita bersabar.

" Kehidupan yang kita lakoni tentunya penuh lika liku dan berbagi fenomena yang membuat kita harus rela bersabar dan tidak perlu cepat mengambil kesimpulan untuk berdendam. Seseorang yang memelihara dendam ilustrasinya sama dengan orang yang menyimpan bau busuk di lemari pribadinya. Mustahil kan orang mau melakukan itu?," kata Tgk. Muhammad Abdurrahman atau akrab disapa Abi Padang Simpang Tiga dalam Kopdar Malam Jumat di Warkop Horas Kopi Gayo,  Beureunuen, Kamis, (30/8/2018).

Biarpun pengunjung sangat ramai dari berbagai daerah yang singgah di Warkop tersebut, namun Abi menambahkan sifat dendam tidak sama dengan bau busuk. Kebanyakan orang yang enggan berpikir dan mengedepankan egonya, lebih memilih dendam daripada iman. Akhirnya tidak mau memaafkan, bahkan kalau bisa cari cara gimana caranya bisa balas dendam.

"Menjawab fenomena ini, bagaimanapun Islam tidak menghendaki umatnya menjadi pendendam. Dalam soal ini, kita patut bercermin kepada Nabi Yusuf. Beliau mengalami derita luar biasa karena sifat iri, dengki dan hasad saudara-saudaranya," lanjut ulama muda yang aktif dan giat berdakwah di medsos itu.

Alumni Dayah Baltadul Mubarakah Kembang Tanjung itu melanjutkan , kala Nabi Yusuf  dan saudara-saudaranya datang dalam kondisi tidak berdaya, beliau memaafkan mereka yang pernah menganiaya dan menyengsarakan kehidupan beliau.

"Kejadian ini sebagaimana diutarakan dalam Alquran Surat Yusuf ayat 92 berbunyi:"Dia (Yusuf) berkata: “Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang diantara para penyayang, Sambung tokoh yang akrab dengan semua kalangan itu.

Abi Padang menyebutkan kita dapat melihat, apa pengakuan Allah terhadap sikap Nabi Yusuf yang memberi maaf itu? Allah SWT menyebut kisah beliau sebagai sebaik-baik kisah dari sejarah kehidupan umat manusia yang pernah ada di muka bumi ini.

"Tentunya masih sangat banyak amalan lain yang penting yang juga merupakan bagian dari manivestasi takwa dalam kehidupan dan keseharian kita, yang jika diamalkan tidak saja akan mendatangkan manfaat baik bagi jiwa dan raga, tetapi juga pengakuan dari Allah SWT sendiri yang mencptakan kita ini," tambahnya dengan penuh semangat itu.

Terakhir sang motivator relegi ini mengingatkan kita, selayaknya hidup ini kita orientasikan untuk menjadi pribadi yang membangun keluarga dan masyarakat yang bertakwa dan saling memaafkan serta berbagi dalam kebaikan dan perbaikan menjalani kehidupan ini.