Kiai Ishomuddin: Politisasi Agama tidak Boleh Terulang untuk Keutuhan NKRI
LADUNI.ID, Jakarta - Suhu politik kian memanas menjelang pemilu 2019, banyak isu yang bertebaran di masyarakat salah satunnya menjadikan agama sebagai kendaraan politik bagi sebagian orang, persoalan agama dan keimanan tidak sejalan jika disandingkan dengan politik. Oleh karena itu, politisasi agama tidak disarankan karena berpotensi merusak nilai agama itu sendiri, bahkan memunculkan beragam kelompok yang dapat memicu disintegrasi bangsa hingga pemimpin yang tidak rasional.
Politisasi agama menjadi kekhawatiran publik Indonesia saat ini yang tengah menghadapi situasi politik yang memanas menjelang Pemilu tahun mendatang. Gerakan Indonesia Shalat Subuh (GISS), misalnya, yang niat baiknya tercederai akibat ulah oknum tertentu yang menjadikannya sebagai ajang politik.
"Saya melihat ada beberapa masjid, banyak penceramah yang mengarah pada dukungan tertentu, maka ini mencederai Islam dan tidak berakhlak," kata Sofiudin, pengajar di Sekolah Tinggi Kulliyatul Quran (STKQ) Al-Hikam, Depok, pada diskusi publik di Masjid Fathullah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, pada Rabu (29/8).
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
Rp1.449.000
Rp149.900
Rp199.000
Rp569.000
Memuat Komentar ...