Kiai Ishomuddin: Politisasi Agama tidak Boleh Terulang untuk Keutuhan NKRI

LADUNI.ID, Jakarta - Suhu politik kian memanas menjelang pemilu 2019, banyak isu yang bertebaran di masyarakat salah satunnya menjadikan agama sebagai kendaraan politik bagi sebagian orang, persoalan agama dan keimanan tidak sejalan jika disandingkan dengan politik. Oleh karena itu, politisasi agama tidak disarankan karena berpotensi merusak nilai agama itu sendiri, bahkan memunculkan beragam kelompok yang dapat memicu disintegrasi bangsa hingga pemimpin yang tidak rasional.
Politisasi agama menjadi kekhawatiran publik Indonesia saat ini yang tengah menghadapi situasi politik yang memanas menjelang Pemilu tahun mendatang. Gerakan Indonesia Shalat Subuh (GISS), misalnya, yang niat baiknya tercederai akibat ulah oknum tertentu yang menjadikannya sebagai ajang politik.
"Saya melihat ada beberapa masjid, banyak penceramah yang mengarah pada dukungan tertentu, maka ini mencederai Islam dan tidak berakhlak," kata Sofiudin, pengajar di Sekolah Tinggi Kulliyatul Quran (STKQ) Al-Hikam, Depok, pada diskusi publik di Masjid Fathullah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, pada Rabu (29/8).
Politisasi agama banyak terlihat pada saat Pilgub DKI Jakarta 2016-2017 silam. KH Ahmad Ishomuddin mengungkap satu bentuk di antaranya, yakni larangan menyalati jenazah pemilih orang kafir. Fatwa tersebut, katanya, diungkapkan oleh seorang alumni Universitas Al-Azhar yang mendasari keputusannya pada ayat Al-Qur'an surat At-Taubah ayat 84.
و لا تصل على احد منهم ما ابدا و لا تقم على قبره انهم كفروا بالله و رسوله و ماتوا و هم فاسقون
"Itu ayat digunakan untuk mengharamkan menyalati orang yang milih Pak Ahok," katanya saat memberikan orasi pada Haul ketiga belas Nurcholis Madjid di Menara 165, Jalan TB Simatupang, Jakarta, pada Selasa (27/8).
Hal tersebut, menurutnya, menjadi bukti nyata adanya tindakan politisasi agama.
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu mencontohkan ayat Al-Qur'an lain yang digunakan sebagai alat politik, yakni surat Al-Baqarah ayat 35.
...ولا تقربا هذه الشجرة فتكونا من الظالمين
"Jangan kaudekati pohon beringin itu," katanya kepada Akbar Tanjung yang langsung disambut gelak tawa hadirin, "nanti kamu berdua, hai Adam dan Hawa, menjadi orang-orang yang dzolim," lanjutnya.
Oleh karena itu, Kiai Ishom menegaskan agar hal tersebut tidak lagi terulang. "Maka yang demikian ini tidak pernah boleh kita ulangi lagi," tegas pengajar di Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung itu
Kunjungi Juga
- Pasarkan Produk Anda dengan Membuka Toko di Marketplace Laduni.ID
- Profil Pesantren Terlengkap
- Cari Info Sekolah Islam?
- Mau Berdonasi ke Lembaga Non Formal?
- Siap Berangkat Ziarah? Simak Kumpulan Info Lokasi Ziarah ini
- Mencari Profil Ulama Panutan Anda?
- Kumpulan Tuntunan Ibadah Terlengkap
- Simak Artikel Keagamaan dan Artikel Umum Lainnya
- Ingin Mempelajari Nahdlatul Ulama? Silakan
- Pahami Islam Nusantara
- Kisah-kisah Hikmah Terbaik
- Lebih Bersemangat dengan Membaca Artikel Motivasi
- Simak Konsultasi Psikologi dan Keluarga
- Simak Kabar Santri Goes to Papua
Memuat Komentar ...