Bank Dunia Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2018 dan 2019 Capai 5,2 Persen

 
Bank Dunia Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2018 dan 2019 Capai 5,2 Persen

LADUNI.ID, Jakarta -  Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan oleh Bank Indonesia pada 2018 dan 2019 menyentuh angka 5,2 persen, diberitakan sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menembus 5,2 persen pada kuartal pertama 2018. Ia mengaku, sinyal pemulihan ekonomi telah tampak dengan pertumbuhan penerimaan perpajakan yang signifikan.

"Untuk pertumbuhan masih di kisaran 5,22 persen sampai 5,41 persen tahun ini. Kisaran kami tidak terlalu lebar ya. Tapi untuk kuartal I 2018 di 5,2 persen," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kantor Kemenkeu, Jakarta pada Senin (16/4).

Kendati ketidakpastian global meningkat, hal tersebut mampu terwujud lewat beberapa indikator yang ada.
"Didukung oleh investasi yang kokoh, inflasi stabil, dan pasar tenaga kerja yang kuat, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 5,2 persen tahun ini dan juga pada tahun 2019," ucap Country Director World Bank Indonesia Rodrigo Chaves saat menyampaikan sambutan dalam perilisan laporan Indonesia Economic Quarterly World Bank di Energy Building, Jakarta, Kamis (20/9/2018).

Rodrigo mengatakan, komitmen Pemerintah Indonesia untuk mejaga stabilitas dengan mengeluarkan kebijakan tegas dan terkoordinasi telah meningkatkan ketahanan Indonesia di tengah naiknya ketidakpastian global. Proyeksi Bank Dunia tersebut juga tak terlepas dari fundamental ekonomi makro Indonesia yang terbilang kuat dalam kondisi seperti saat ini.

Sementara itu, untuk 2019 mendatang, keberadaan investasi dan pemilu presiden bisa menjadi salah satu kontributor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kendati demikian, Lead Economist World Bank Federico Gil Sander menyatakan bahwa Indonesia perlu dinilai berhati-hati menghadapi berbagai risiko seperti volatilitas nilai tukar.

Kewaspadaan juga harus diperhatikan lantaran penundaan sejumlah pembangunan infrastruktur dapat berpengaruh pada minat investor menanamkan uangnya di Indoensia.

"Namun, penundaan investasi sejumlah proyek infrastruktur adalah hal yang baik selama tidak mengganggu infrastruktur yang dinilai penting," kata Federico.

Di sisi lain, Federico menilai bahwa Indonesia sangat perlu untuk meningkatkan jumlah ekspor pada 2019 mengingat posisinya masih kalah bila dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina.

"Indonesia sebenarnya punya angka ekspor yang cukup yaitu 21,6 persen dari PDB. Tapi ini tidak besar dibanding Malaysia dan Filipina. Dengan meningkatnya infrastruktur diharapkan ekspor akan semakin meningkat," kata dia.

Bank Dunia Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,2 Persen