Ketua PCNU Cianjur Pimpin PUSDAI Jabar

 
Ketua PCNU Cianjur Pimpin PUSDAI Jabar

LADUNI.ID, Cianjur - Setelah diberi gelar ‘Panglima’ oleh Gubernur Jawa Barat terpilih, Ridwan Kamil, Ketua PCNU Cianjur, KH. M. Choirul Anam, MZD, mendapat amanah baru. Beliau dipilih menjadi Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Pusat Dakwah Islam (PUSDAI) Jawa Barat. Pengangkatan tersebut berdasarkan SK yang diterbitkan oleh Badan Pengelola Islamic Centre Jawa Barat bernomor 060/Kep.3-BPIC/2018. Badan Pengelola Islamic Centre adalah institusi resmi yang menaungi dan mengelola Masjid di wilayah Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Dengan terpilihnya KH. M. Choirul Anam MZD, babak baru pengelolaan PUSDAI dimulai. Penunjukkan beliau didasarkan tidak hanya pada kemampuan keilmuan beliau tetapi juga kapasitas dan karakter kepemimpinan beliau yang dianggap cocok memimpin lembaga sebesar PUSDAI. Selain visioner, beliau juga dikenal tegas dan taktis. Berbekal kemampuan komunikasi inter-personal yang luar biasa, lingkar pergaulan beliau amat luas. Beliau tidak hanya diterima di kalangan Nahdliyin, tetapi juga dapat bergaul dengan kalangan lintas-mazhab, afiliasi politik, serta lintas-profesi. Modal inilah yang memperkuat alasan keterpilihan beliau.

Bagaimanapun PUSDAI, dengan posisinya sebagai pusat dakwah, harus merangkul semua pihak, tidak hanya menjadi ruang bagi toleransi antar-mazhab dalam Islam tetapi juga antar agama. Bagaimana PUSDAI menumbuhkan kesadaran otokritik sehingga mengurangi gejala takfirisme yang  rentan menimbulkan perpecahan, baik di dalam tubuh komunitas Muslim maupun antara Muslim dan non-Muslim. Itu sebabnya, ketika ditanya ihwal visi-misinya dalam mengelola PUSDAI, beliau menyatakan ingin menjadikan PUSDAI sebagai sentra kegiatan dakwah dan pembangunan peradaban Islam yang inklusif dan merangkul kodrat kebinekaan dan keindonesiaan sebagai wujud Islam rahmatan lil ‘alamiin.

Hal ini penting mengingat, di tengah ancaman radikalisme, upaya kultivasi ide-ide Islam wasathiyah yang rahmatan lil ‘alamiin memang perlu didiseminasikan oleh segenap kalangan, tidak terkecuali lingkaran pemerintahan. Dengan peran besar yang dimiliki PUSDAI, beliau berharap dakwah yang digalakkan dapat memiliki efek-sebar yang lebih scalable. Tentu saja dengan melibatkan kolaborasi antara, utamanya, Masjid-masjid yang berada di wilayah otoritas Badan Pengelola Islamic Centre Jawa Barat. Dengan demikian, upaya aktif pendidikan keumatan dapat tertata secara sistematik dan terstruktur.

Di lingkungan PCNU Cianjur sendiri, KH. M. Choirul Anam, MZD berhasil membawa serangkaian perubahan struktural dan menjadi motor pembangunan Masjid Annahdliyah PCNU Cianjur, menjadi salah satu pendiri STAINU yang kemudian beralih nama menjadi STISNU, serta di periode kedua ini mendirikan BMT NU. Program-program tersebut dapat dikatakan akseleratif dan menjadi bukti bagaimana ketegasan dan ketaktisan beliau dalam memimpin PCNU Cianjur membuahkan hasil.

Terkait proses penunjukkan beliau sebagai Ketua PUSDAI Jabar, KH. M. Choirul Anam, MZD menjelaskan bagaimana penunjukkan itu dilakukan tanpa sepengetahuan dirinya. Begitu beliau dihubungi untuk dimintai kesediaan memimpin PUSDAI, beliau menolak karena merasa kiai-kiai besar di kalangan PWNU Jawa Barat lebih layak. Tetapi rupanya PWNU Jawa Barat telah bersepakat memberikan dukungan kepada beliau dan setelah berkonsultasi kepada Ibundanya, beliau akhirnya setuju. “Saya ini tidak pernah ngejar-ngejar jabatan,” ujar beliau, “Tapi kalau diberi amanah dan setelah berkonsultasi kepada Ibu, Ibu mengiyakan. Maka bagaimana bisa saya menolak?”

Irfan, Ltn Nu Cianjur