​Ikan Tidak Mungkin Menang Lomba Terbang

 
​Ikan Tidak Mungkin Menang Lomba Terbang

LADUNI.ID, JAKARTA - Manusia dibekali dengan berbagai falisitas untuk menunjang kesuksesan hidupnya. Fasilitas terbesar yang dimiliki manusia adalah otak. Pada otak inilah sumber dari kekuatan pikiran (the power of mind). Menurut Prof Isaac Asimov,  seorang ahli otak yang terkenal mengatakan kapasitas memory otak manusia mencapai 10 pangkat 800. Sedangkan jumlah atom dijagad raya ini hanya 10 pangkat 100. Artinya otak manusia lebih luas dan lebih kompleks dibandingkan dengan jagad raya.

Dengan dahsyatnya otak manusia ini, sejatinya tidak ada manusia yang lemah, putus asa dan gagal menyikapi hidup. Disinilah letak kekuatan pikiran manusia bahwa apa yang menjadi mindset nya berpengaruh pada apa yang menjadi tindakannya kemudian. dalam buku Unleash Your Inner Power with Zen: 50 Kisah Zen untuk Memaksimalkan Potensi Diri yang menyebutkan kalimat inspiratif dan motivasi berikut, Berhati-hatilah dengan pikiranmu, karena ia akan menjadi ucapanmu; Berhati-hatilah dengan ucapanmu karena ia akan menjadi tindakanmu;  Berhati-hatilah dengan tindakanmu karena ia akan menjadi kebiasaanmu; Berhati-hatilah dengan kebiasaanmu karena ia akan menjadi karaktermu.

Aristoteles menyebut manusia sebagai makhluk sosial atau zoon politicon. Kata ini bermakna bahwa manusia selalu hidup berkelompok dan berhubungan dengan manusia lain. Ia tidak dapat melepaskan komunikasi dengan sekelilingnya meskipun keinginan untuk hidup individual begitu kuat. Disinilah peran penguatan makna keberadaan manusia bahwa seseorang hebat itu bukan semata karena ia cerdas, cerdik dan smart tetapi ada faktor eksternal yakni karena adanya orang lain. Contoh sederhana yang sering penulis sampaikan adalah seseorang dikatakan berbadan tinggi karena ada yang rendah, disebut panjang karena ada yang pendek. Seseorang ada dan hebat karena ada orang lain, karena ada pembanding.

Dari konsep pembanding ini kemudian memunculkan konsep bahwa pertama, kita hebat karena ada orang lain, kedua dan ini yang terpenting bahwa setiap orang memiliki nilai plus beraneka ragam yang tidak bisa disamakan dengan orang lain. Dalam teori pendidikan ada istilah, tidak ada anak yang bodoh dalam belajar yang ada adalah yang lamban dalam menerima pelajaran. Filosofisnya jangan anda pernah menunjuk seseorang dengan jari telunjuk ada dengan mengatakan bodoh kepada orang lain sementara anda tidak menyadari berapa banyak jari yang mengarah ke diri anda (tiga jari?), tentu anda dapat memaknai filosofis ini.

Seorang ahli riset Amerika, Prof. Howard Gardener yang mengembangkan model kecerdasan multiple intelligence menyebutkan delapan macam kecerdasan yang ada pada setiap diri manusia. Kedelapan macam kecerdasan tersebut adalah:

  1. Kecerdasan linguistik: Kecerdasan ini ditunjukkan dengan kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan.
  2. Kecerdasan logik matematik: Ditunjukkan dengan kemampuan memecahkan masalah secara logis, senang dengan materi yang berkaitan dengan kuantitatif, angka dan tertarik dengan kemajuan IT.
  3. Kecerdasan visual dan spasial: Berupa kemampuan untuk mengamati dunia visual dan spasial secara akurat, menyukai seni, lukisan dan patung, bisa menulis dengan cepat saat anda berpikir tentang sesuatu.
  4. Kecerdasan musik: Orang dengan kecerdasan ini mampu membedakan dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Mereka sensitif dan peka terhadap ritme dan melodi dari musik yang didengar. Mereka dapat mengingat sebuah irama hanya dengan mendengarkan beberapa kali lantunan saja.
  5. Kecerdasan interpersonal: Adalah kemampuan mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain. Kondisi ini ditunjukkan dengan sikap anda yang simpati, senang bekerjasama dengan orang lain
  6. Kecerdasan intrapersonal: Ditunjukkan dengan adanya kesadaran diri (self awareness) dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri. Anda mampu memutuskan sendiri keputusan anda sendiri.
  7. Kecerdasan kinestetik: Kecerdasan ini ditunjukkan dengan kemampuan seseorang dalam menggunakan tubuh secara terampil, senang olahraga atau melakukan kegiatan fisik.
  8. Kecerdasan naturalis: Kecerdasan naturalis ditunjukkan dengan peka terhadap lingkungan alam, tertarik dengan flora dan fauna, merasa dekat dengan lingkungan alam dimana ia berada.

Sengaja penulis kemukakan konsep Howard Gardener ini untuk menunjukkan bahwa ke delapan kecerdasan ini sebenarnya ada pada setiap manusia. Artinya, setiap anak memiliki kecerdasan atau keunikan yang beragam satu dengan lainnya. Seorang anak mungkin lemah dalam hal logis matematik tetapi ia kuat dalam hal kinestetik. Seorang anak lamban dalam linguistik tapi justru ternyata ia faham dengan musik dan sebagainya.

Jika demikian, maka pendidikan (termasuk tri pusat lingkungan pendidikkan) bukanlah mematikan potensi dan berbagai kecerdasan yang ada tapi lebih pada menstimulir anak untuk berkembang sesuai dengan bakat dan minat yang ada. Dalam buku Live Your Highets Value (Wirzal Taufiq, 2016: 71) disebutkan bahwa setiap anak dan kita hakikatnya adalah pemenang. Tapi mengapa kadang kita menemukan kekalahan, menurutnya, hal ini bisa jadi karena kita bersaing di tempat yang salah.

Albert Eisnstein pernah mengatakan bahwa ikan tidak mungkin menang di lomba terbang, melainkan di lomba berenang. Lembaga pendidikan adalah salah satu lingkungan yang ikut mewarnai dan menjadi wadah bersaing dalam hal mengembangkan potensi anak-anak dengan berbagai kecerdasannya itu.

Dalam konsep Islam, sesungguhnya sudah dinyatakan dalam Hadits Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan bahwa setiap anak lahir dalam keadaan fitrah, maka orang tuanyalah yang membentuk kepribadiannya bahkan keyakinannya. Orang tua, adalah bagian dari lingkungan rumah tangga atau keluarga yang memberikan warna untuk tumbuh-kembangnya potensi dan minat anak.

Jangan sampai potensi anak-anak kita justru ditekan dan dikerangkeng dengan dalih keselamatan mereka. Kita menginginkan mereka tetap berkarya, beraktifitas dan berimajinasi tinggi sebagai bekal mereka di masa depan. Tugas kita (orang tua, lembaga pendidikan, dan masyarakat) untuk membantu mewujudkan potensi-potensi brillian tersebut. Semoga**

__________________________________
Oleh: Sholihin HZ
Anggota PW ISNU KALBAR