Kelebihan dan Kelemahan Pendidikan Inklusi

 
Kelebihan dan Kelemahan Pendidikan Inklusi

LADUNI.ID, PENDIDIKAN- Pentingnya pendidikan inklusif karena pendidikan sekarang ini belum memuaskan dan tidak semua pendidikan yang bisa menerima dan mendidik anak dari kalangan yang bebeda-beda. Maka dari itu pendidikan inklusif sangat penting untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Pendidikan inklusif juga mempunyai tahapan dan kendala yang memang tidak luput dari kelebihan dan kekurangan pendidikan itu sendiri.

Dibalik itu tentunya ada kelebihan dan kekurangan sebuah pendidikan termasuk pendidikan inklusi ini.

Kelebihannya

Munculnya sekolah inklusi karena memiliki beberapa kelebihan dan keistimewaan antara lain : keberadaan anak cacat diakui sejajar dengan anak normal, lingkungan mengajarkan kebersamaan dan menghilangkan diskriminasi.

Ini tentunya memberi kesan pada orang tua dan masyarakat bahwa anak cacat pun mampu seperti anak pada umumnya, anak yang berkelainan akan belajar meerima dirinya sebagaimana adanya dan juga tidak menjadi asing lagi di lingkungannya.

Kelemahannya

Kelemahan dari pendidikan inklusif sebagai berikut: jumlah ABK di Indonesia masih sedikit yang terdaftar di sekolah. Menurut data UNESCO tahun 2009, ranking Indonesia dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi bagi anak berkebutuhan khusus atau ABK terus mengalami kemerosotan.

Pada 2007, ranking Indonesia berada di urutan ke-58 dari 130 negara, sedangkan pada 2008 turun ke ranking ke-63 dari 130 negara. Pada 2009, ranking Indonesia bahkan kian merosot hingga di peringkat ke-71 dari 129 negara.

Semua hal di atas dikarenakan jumlah ABK di Indonesia masih sedikit yang terdaftar di sekolah. Kurikulum yang tersusun kaku dan kurang tanggap terhadap kebutuhan anak yang berbeda.

Kebijakan pemerintah tidak memisahkan komponen pendidikan khusus ini, harusnya tidak lagi dibedakan. Pendidikan inklusi sudah bukan lagi tambahan, tetapi masuk dalam pengaturan umum. kurangnya ketersediaan anggaran Minimnya anggaran yang disediakan pemerintah adalah sisi lain akibat tidak adanya dukungan kebijakan pemerintah.

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi, Penggiat Masalah Pendidikan dan Keagamaan Asal Dayah Mudi Masjid Raya Samalanga, Aceh