Biografi Sahabat Khabbab bin Al-Arats

 
Biografi Sahabat Khabbab bin Al-Arats
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID

Daftar isi Biografi Sahabat Khabbab bin Al-Arats

1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
1.2 Wafat

2. Kisah-kisah
2.1 Siksaan dalam Mempertahankan Islam
2.2 Guru Ngaji

3. Teladan
3.1 Gemar Bersedekah

4. Meriwayatkan Hadis

5. Chart Silsilah
5.1 Chart Silsilah Sanad

6. Referensi

Khabbab bin Al-Arats adalah seorang sahabat dari muhajirin yang memeluk islam pada masa-masa awal ketika umat islam belum mencapai duapuluh orang. Ia hanya seorang budak yang bertugas membuat pedang atau peralatan dari besi dan lainnya.

1. Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir

Khabbab bin Al-Arat tidak diketahui secara pasti tempat, tanggal, bulan dan tahun kelahirannya karena minimnya sumber informasi.

1.2 Wafat

Khabbab bin Al-Arats wafat di Kuffah pada tahun 37 hijriyah atau 657 masehi.

2. Kisah-kisah

2.1 Siksaan dalam Mempertahankan Islam

Khabbab bin Al-Arats masuk islam dari sejak usia dini dan berkesempatan mengikuti semua peperangan yang diikuti Rasulullah SAW. Dalam mempertahankan agama yang dianutnya (Islam), beliau menerima banyak cobaan sebagaimana kalangan sahabat-sahabat yang lain saat awal memeluk islam.

Panasnya api tak membuat luluh keimanannya. Justru ia kian merasa bahagia atas luka-lukanya membela Nabi Allah. Direlakan lehernya sebagai jaminan kebenaran dan kemuliaan risalah yang dibawa Rasulullah. Dialah Khabbab bin Arats, seorang pandai besi meskipun tadinya ia seorang budak, ia bisa bergaul dengan semua kalangan. Pemuka-pemuka Quraisy pun seringkali memesan pedang kepadanya.

Suatu hari, datang ke rumahnya beberapa orang Quraisy mengambil pesanan senjata. Kebetulan Khabbab sedang tidak ada. Setelah ditunggui beberapa lama, akhirnya Khabbab datang. dengan penuh suka cita, ia langsung saja bercerita bahwa ia baru saja pulang dari rumah Arqam, di sana ia bertemu dengan Rasulullah. Dengan kegembiraan yang terpancar dari wajahnya, diceritakannya perilaku Rasulullah yang begitu menarik hingga membuatnya terkagum-kagum dan mendorongnya untuk masuk Islam. Khabbab pun sempat mengucapkan syahadat di hadapan teman-teman Quraisy-nya itu.

Kegembiraannya ini menjadikannya lupa sedang berada dimana dirinya. Ia tidak sadar dengan apa yang terjadi dengannya. Tahu-tahu ia telah terkapar pingsan. Begitu terbangun, didapatinya sekujur tubuhnya telah bersimbah darah karena luka. Sambil menahan nyeri ia bertanya-tanya dalam hati, apa gerangan yang akan dihadapinya setelah itu.

Sya’bi, salah satu kawan sependeritaan Khabbab, menggambarkan kegilaan orang-orang Quraisy yang menyiksa Khabbab. ‘Orang-orang kafir itu datang kepada Khabbab dan menyeretnya keluar kemudian menindihnya dengan batu yang membara, hingga meluluhkan dagingnya. Namun hati Khabbab tak sedikitpun terpengaruh, justru membuat ia semakin yakin akan kebenaran risalah yang diikutinya.’

Sahabatnya yang lain menceritakan bahwa orang-orang kafir itu datang ke rumah Khabbab. Mereka membakar besi-besi yang hendak dijadikan pedang. Kemudian setelah membara mereka guanakan untuk tiang mengikat tangan, kaki, berikut tubuh Khabbab.

Rasulullah pernah menyaksikan kekejaman orang kafir terhadap Khabbab, namun pada saat itu tidak ada yang bisa diperbuat mengingat umat Islam masih sangat minoritas. Rasulullah hanya bisa berdo’a agar Allah memberikan pertolongan-Nya sambil meminta yang bersangkutan bersabar. Harapan Rasulullah terbukti. Ummi Ammar yang seperti kesetanan menyiksa Khabbab, tak lama kemudian terkena penyakit panas yang aneh. Penyakit itu bisa berkurang kalau setiap pagi dan petang punggung dan kepalanya disetrika dengan besi yang membara.

2.1 Guru Ngaji

Khabbab termasuk salah satu generasi pertama sahabat Rasul. Selain ahli ibadah, ia juga seorang guru ngaji, Rasulullah sendiri pernah mengatakan, “Barang siapa ingin membaca al Qur’an, hendaklah ia meniru bacaan Khabbab Ibnu Ummi Abdin”. Khabbab mendapatkan kelebihannya itu untuk mengajar orang-orang yang masuk Islam. Khabbab jugalah yang mengajar Fatimah binti Khattab (saudara perempuan Umar bin Khattab) dan suaminya membaca Al Qur’an.

3. Teladan

3.1 Gemar Bersedekah

Sampai akhir hayat Rasulullah, Khabbab tidak pernah ketinggalan untuk pergi berperang. Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab dimana saat itu keadaan baitul maal sudah membaik, Khabbab mendapatkan gaji yang cukup besar. Walaupun begitu ia tidak pernah lupa untuk bersedekah. sampai-sampai ia membuat tempat untuk menyimpan uang tepat di ruang tamu dan tidak pernah ia tutup dengan selembar benang pun, karena memang disediakannya untuk para tamu yang membutuhkannya.

4. Meriwayatkan Hadis

Khabbab bin Al-Arats meriwayatkan hadis sebanyak 32 hadis, dua dalam shahih Bukhori dan satu dalam shahih Muslim

5. Chart Silsilah

5.1 Chart Silsilah Sanad

Khabbab bin Al-Arats belajar agama langsung kepada Rasulullah SAW. Berikut ini chart silsilah sanad guru beliau dapat dilihat DI SINI.

6. Referensi

Dikumpulkan dari berbagai sumber


Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 20 Juli 2022, dan terakhir diedit tanggal 14 September 2022.

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya