Teungku Chiek dalam Jenjang Dayah

 
Teungku Chiek dalam Jenjang Dayah

 

LADUNI.ID, SEJARAH- Perkembangan dayah di Aceh terus meningkat. Juga tercatat dayah Aceh dalam kesehariannya terdapat beberapa murid belajar di beberapa dayah, berpindah dari satu dayah ke dayah lain, setelah belajar beberapa tahun. Jumlah tahun yang dihabiskan oleh seorang murid tergantung pada ketekunannya  atau pengakuan guru bahwa  murid  itu  telah  selesai  dalam  studinya. 

Murid  kadang-kadang ingin melanjutkan studinya di dayah sampai ia sanggup mempunyai dayah sendiri. Waktu yang diperlukan untuk belajar di Dayah minimal 12 tahun, kadang-kadang sampai 14 tahun- sebelum orang tersebut diakui menjadi salah seorang daripada ulama.

Cara yang biasanya dipakai murid untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu mendapatkan kepercayaan dari kelompoknya, karena kemampuannya dalam menjelaskan isi kitab dan membantu para murid ketika guru tidak ada.

Pada gilirannya, dengan pertemuan secara informal itu, beberapa murid datang kepadanya yang membutuhkan penjelasan tentang isi kitab sampai kemudian ia  diakui sebagai seorang yang cukup ilmunya oleh gurunya, yakni Tgk. Chik. Dalam kaitan ini, tidak ada penghargaan secara diploma.

Karena itu, setelah belajar beberapa tahun secara bertahap, ia akan terjun ke dunia kehidupan  atau  bekerja  sebagai  guru  di  meunasah.  Kebanyakan  dari mereka mungkin menjadi da‟i atau  imam-imam  di masjid-masjid. Sedikit dari mereka yang melanjutkan hingga diakui sebagai ulama dayah.

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi, Penggiat Literasi Asal Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga

 

Sumber: Nuraini, Potret Islam Tradisional “Dayah Dan Ulama Di Aceh Abad Ke-20” Dalam Perspektif Sejarah, 2014