Maha Karya Ulama Aceh Terkenal di Dunia

 
Maha Karya Ulama Aceh Terkenal di Dunia


LADUNI.ID, SEJARAH- Kita mengetahui bahwa sejak Hamzah Fansuri sampai kedatangan Belanda, ada 13 ulama dayah yang menulis kitab; karya yang ditulis jumlahnya 114 kitab. Dari kitab-kitab tersebut terdiri dari berbagai subjek, seperti tasawuf, kalam, logika, filsafat, fiqh, hadits, tafsir, akhlaq, sejarah, tauhid, astronomi, obat-obatan, dan masalah lingkungan. 

Menurut al-Attas, bahasa Melayu juga dikembangkan pada abad-abad tersebut. Hamzah Fansuri (1510-1580) merupakan seorang pioner dalam perkembangan bahasa ini – secara rasional dan sistematik- serta dia sendiri menggunakannya dalam bidang filsafat.

  Karya tentang fiqh terdiri dari beberapa topik, seperti ibadah, warisan, perkawinan, ekonomi  (mu‟amalah), dan  politik  (siyasah). Hal  ini dapat dipahami jika terdapat studi hukum kewarisan menurut fiqh maka perlu mempelajari matematika meskipun masih dasar sekali. Hal ini berarti mempunyai dasar matematika. 

Karya-karya tentang ilmu politik ditawarkan dalam diskusi tentang kegiatan pemerintahan dan menjelaskan syarat-syarat untuk bisa menempati posisi sultan atau seorang menteri. 

Seperti misalnya, Jalaluddin al- Tursani,    dalam    bukunya    yang    berjudul    Safinat al-Hukkam,menjelaskan hak-hak dan kewajiban sultan dan para menteri. 

Pada masa kesultanan, beberapa kitab ulama dayah masih digunakan pada lembaga-lembaga pendidikan Islam di kepulauan Melayu terutama di Aceh untuk para murid pemula; karya- karya ini termasuk Masail Muhadi dan Kitab Lapan. 

Kedua kitab ini ditulis  dalam  bahasa  Melayu  agar  mudah  dipahami,  khususnya bagi murid yang tidak bisa membaca bahasa Arab dengan lancar, tetapi mengerti sampai tingkatan tertentu saja.

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi, Penggiat Literasi Asal Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga

Sumber: Nuraini, Potret Islam Tradisional “Dayah Dan Ulama Di Aceh Abad Ke-20” Dalam Perspektif Sejarah, 2014