Konservatisme Salafi Wahabi

 
Konservatisme Salafi Wahabi

LADUNI,ID, KOLOM- Konservatisme Salafi Wahabi yang ditakuti oleh banyak kalangan dan dianggap momok yang mengerikan, justru menjadi semacam predator bagi gerakan-gerakan radikal yang sangat organik dengan ulama-ulamanya yang sangat berani. Salafi Wahabi dapat diibaratkan seperti ular sawah yang mengejar para tikus radikal yang menguasai persawahan tadah hujan.

Ular sawah adalah predator alami yang diimpor dari Arab Saudi untuk mematuk tikus-tikus radikal yang menakut-nakuti para cukong penguasa lahan di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa para aktivis Salafi tidak mempercayai wewenang keagamaan ormas Islam di Indonesia.

Kecenderungan puritanisme MUI terlihat dari beberapa fatwa yang dikeluarkan oleh MUI, utamanya adalah fatwa yang mengharamkan pluralisme, liberalisme dan sekularisme, dan fatwa tentang kesesatan (heresy) aliran Ahmadiyah.

Fatwa yang pertama muncul sebagai tanggapan atas munculnya kecenderungan pemikiran Islam liberal seperti Jaringan Islam Liberal (JIL) yang digerakkan oleh Ulil Abshar-Abdalla. Gerakan anak-anak muda Nahdlatul Ulama ini mendukung penafsiran ulang terhadap ajaran-ajaran Islam dengan pendekatan kritis, inklusif, liberal dan rasional namun tetap pada pakem-pakem akademis yang penuh disiplin.

 Beberapa kalangan memang risau dengan gerakan ini dan menganggap bahwa gerakan ini tengah melakukan apa yang disebut sebagai pendangkalan aqidah (apostasy).

 

***Al Chaidar Antropologi, Universitas Malikussaleh Lhokseumawe, Aceh

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN