Tentang Suara dari Dalam Kubur

 
Tentang Suara dari Dalam Kubur
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Saat mengaji Kitab Mafahim, saya menemukan keterangan Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki yang mencantumkan riwayat (dari Tafsir Al-Qurthubi) bahwa ada seorang A'robi (bukan orang Arab) yang datang ke makam Nabi SAW setelah tiga hari dimakamkan. Orang itu kemudian membaca istighfar sembari membaca Surat An-Nisa' ayat 64:

وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا لِيُطَاعَ بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗوَلَوْ اَنَّهُمْ اِذْ ظَّلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ جَاۤءُوْكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللّٰهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُوْلُ لَوَجَدُوا اللّٰهَ تَوَّابًا رَّحِيْمًا

“Kami tidak mengutus seorang rasul pun, kecuali untuk ditaati dengan izin Allah. Seandainya mereka (orang-orang munafik) setelah menzalimi dirinya datang kepadamu (Nabi Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.”

Setelah itu tiba-tiba ada suara yang mengatakan bahwa ia telah diampuni dosanya. Sebagaimana keterangan di dalam Kitab Mafahim itu, kejadian tersebut bukan perkara yang mengada-ada. 

Tapi benarkah bisa keluar suara dari dalam kubur, apakah hal ini bukan khurafat dan takhayul sebagaimana anggapan sebagain orang? Jawabannya tentu bukan. Sebab Imam dari mereka, orang-orang yang sering mengganggap hal itu khurafat dan takhayul pun percaya dengan suara dari dalam kubur. Misalnya, Ibnu Taimiyah mengatakan di dalam Kitab Iqtidla' As-Shirat Al-Mustaqim sebagaimana berikut:

ﻭَلَا ﻳَﺪْﺧُﻞُ ﻓِﻲ ﻫَﺬَا اﻟْﺒَﺎﺏِ: ﻣَﺎ ﻳُﺮْﻭَﻯ ﻣِﻦْ ﺃَﻥَّ ﻗَﻮْﻣًﺎ ﺳَﻤِﻌُﻮْا ﺭَﺩَّ اﻟسَّلَاﻡَ ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﺮِ اﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ، ﺃَﻭْ ﻗُﺒُﻮْﺭِ ﻏَﻴْﺮِﻩِ ﻣِﻦَ اﻟﺼَّﺎﻟِﺤِﻴْﻦَ. ﻭَﺃَﻥَّ ﺳَﻌِﻴْﺪَ ﺑْﻦَ اﻟْﻤُﺴَﻴَّﺐِ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺴْﻤَﻊُ اﻷَﺫَاﻥَ ﻣِﻦَ اﻟْﻘَﺒْﺮِ ﻟَﻴَﺎﻟِﻲَ اﻟْﺤَﺮَّﺓِ ﻭَﻧَﺤْﻮُ ﺫَﻟِﻚَ. ﻓَﻬَﺬَا ﻛُﻠُّﻪُ ﺣَﻖٌّ ﻟَﻴْﺲَ ﻣِﻤَّﺎ ﻧَﺤْﻦُ ﻓِﻴْﻪِ، ﻭَاﻷَﻣْﺮُ ﺃَﺟَﻞُّ ﻣِﻦْ ﺫَﻟِﻚَ ﻭَﺃَﻋْﻈَﻢُ.

"Bukan termasuk bab perkara mungkar mengenai sebuah riwayat bahwa ada kaum yang mendengar jawaban salam dari makam Nabi SAW atau kuburan orang sholeh lainnya. Sa'id bin Musayyab pernah mendengar adzan dari makam nabi saat perang Harrah, dan sebagainya. Kesemua ini adalah perkara haq (benar dan nyata) dan bukanlah hal itu perlu kita permasalahkan. Karena perkara ini lebih mulia dan agung terjadi daripada sekadar dipermasalahkan."

ﻭَﻛَﺬَﻟِﻚَ ﺃَﻳْﻀًﺎ ﻣَﺎ ﻳُﺮْﻭَﻯ، ﺃَﻥَّ ﺭَجُلًا ﺟَﺎءَ ﺇِﻟَﻰ ﻗَﺒْﺮِ اﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ، ﻓَﺸَﻜَﺎ ﺇِﻟَﻴْﻪِ اﻟْﺠَﺪَﺏَ ﻋَﺎﻡَ اﻟﺮَّﻣَﺎﺩَﺓِ ﻓَﺮَﺁﻩُ ﻭَﻫُﻮَ ﻳَﺄْﻣُﺮُﻩُ ﺃَﻥْ ﻳَﺄْﺗِﻲَ ﻋُﻤَﺮَ، ﻓَﻴَﺄْﻣُﺮُﻩُ ﺃَﻥْ ﻳَﺨْﺮُﺝَ ﻳَﺴْﺘَﺴْﻘِﻲ ﺑِﺎﻟﻨَّﺎﺱِ

"Demikian halnya sebuah riwayat terkait bahwa seseorang yang datang ke makam Nabi SAW, lalu ia mengadu di makam Nabi tentang masa paceklik di tahun yang mana debu beterbangan (tidak ada hujan). Kemudian ia bermimpi berjumpa dengan Nabi dan memerintahkannya untuk datang kepada Umar agar melakukan shalat Istisqa'."

ﻓَﺈِﻥَّ ﻫَﺬَا ﻟَﻴْﺲَ ﻣِﻦَ ﻫَﺬَا اﻟْﺒَﺎﺏِ. ﻭَﻣِﺜْﻞُ ﻫَﺬَا ﻳَﻘَﻊُ ﻛَﺜِﻴْﺮًا ﻟِﻤَﻦْ ﻫُﻮَ ﺩُﻭْﻥَ اﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّّﻢَ، ﻭَﺃَﻋْﺮِﻑُ ﻣِﻦْ ﻫَﺬَا ﻭَﻗَﺎﺋِﻊَ

"Masalah ini bukan termasuk bab perkara mungkar. Hal ini juga banyak terjadi bagi ulama selain Nabi SAW. Dan saya tahu banyak kejadian dari masalah ini." 

Dari sini, bisa dipahami bahwa interaksi antara orang hidup dengan orang sholeh yang sudah wafat itu bisa terjadi. Dan hal ini bukanlah termasuk khurafat atau takhayul sebagaimana anggapan sebagain orang. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 13 Oktober 2018. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Ustadz Ma'ruf Khozin

Editor: Hakim