Mensyukuri DiutusNya Rasul

 
Mensyukuri DiutusNya Rasul

Oleh Dr. Sri Suyanta (Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry)

Muhasabah 10 Rabiul Awal 1440
Saudaraku, pilar iman setelah beriman kepada Allah, beriman kepada malaikat, beriman kepada kitab suci, adalah beriman kepada rasul. Rasul diutus oleh Allah di muka bumi ini bertugas menyampaikan pesan kebenaran dari Allah berupa syariat agar diikuti dan dipatuhi oleh manusia. Inilah yang sekaligus membedakannya dengan seorang nabi yang memperoleh pesan dari Allah berupa wahyu tetapi tidak dituntut untuk menyampaikannya pada orang lain. Oleh karenanya dalam iman Islam, seorang rasul merupakan sumber kebaikan dan kebajikan, sehingga orang-orang yang bersama dan mengikuti jejak perjuangannya akan berada dalam kebaikan dan kebajikan.

Secara historisitas, di samping telah menurunkan pesan kepada 25.000 orang nabi, Allah juga telah mengutus sekitar 313 orang rasul untuk kemaslahatan manusia. Dari jumlah ini terdapat banyak yang tidak disebut dan diceritakan dalam al-Qur'an, tetapi juga ada di antaranya yang disebut dalam al-Qur'an dan kita sebagai seorang muslim wajib mengetahui 25 orang rasul.

Para rasul yang diutus oleh Allah adalah orang terpilih yang memiliki sifat fathanah atau cerdas holistik, amanah, shidiq dan tablig. Oleh karenanya rasulullah senantiasa menjadi teladan sepanjang masa meskipun seringkali diuji coba dan dihadapkan pada perjuangan melawan dengan kejahiliyahan pada masanya masing-masing.

Allah berfirman yang artinya, Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.(Qs. Al-Baqarah 213)

Bahwa rasul itu berasal dari kalangan manusia, sehingga memungkinkan untuk diteladani, Allah berfirman yang artinya, Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.(Qs. Al-Baqarah 151)

Oleh karenanya sebagsi orang Islam kita sudah seharusnya mensyukuri diutusnya rasul untuk kemaslahatan manusia. Mensyukuri diutusnya rasul dapat dilakukan di hati, lisan dan perbuatan nyata.

Pertama, mensyukuri diutusNya rasul di hati dengan meyakini bahwa Allah dengan kemahamurahanNya telah mengutus para rasulNya untuk menunjuki manusia pada jalan yang benar, sehingga memperoleh kebagagiaan baik di dunis maupun di akhirat.

Kedua, mensyukuri diurusNya rasul di lisan dengan memperbanyak ucapan alhamdulillahirabbil 'alamin. Semoga Allah memberi hidayah kepada kita untuk setia mengikuti dan meneladani rasul utusanNya.

Ketiga, mensyukuri diutusNya rasul dengan langkah konkret, di antaranya dengan tetap berusaha mengukuhkan sifat-sifat wajib rasul (FAST, fathanah, amanah, shidiq dan tablig) dalam kehidupan ini. Dengan FAST kita akan CEPAT atau segera merasakan kesuksesan dan kebahagiaan hidup.

Agar dapat mengukuhkan sifat fathanah atau cerdas holistik, tentu dihajadkan pendidikan yang memadai, diperlukan suatu proses belajar mengajar yang intensif.

Agar dapat mengukuhkan sifat amanah, tentu internalisasi ranah keimanan dan akhlakul karimah menjadi keniscayaan.

Agar dapat mengukuhkan sifat shidiq dalam kehidupan sehari-hari, tentu sangat dihajadkan suatu komitmen terhadap kebenaran.

Agar dapat mengukuhkan sifat tabligh atau dapat menyampaikan kebenaran dalam kehidupan ini, tentu juga diperlukan modal iman ilmu dan amal shalih serta usaha juga latihan yang sungguh-sungguh dalam memahami dan ketrampilan berkomunikasi terhadap sesamanya.