Tangani Tingginya Diabetes dan TBC, Begini Komitmen LKNU

 
Tangani Tingginya Diabetes dan TBC, Begini Komitmen LKNU

LADUNI.ID, Jakarta - Nahdlatul Ulama (NU) bukan hanya fokus terhadap berbagai persoalan keagamaan, melainkan juga berkonsentrasi kepada kesehatan masyarakat. Hal ini seperti dilakukan oleh Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU). Melalui LK PBNU, organisasi Islam terbesar di Indonesia berupaya untuk senantiasa menyentuh masyarakat melalui bidang kesehatan.

Pernyataan ini didungkapkan oleh Bendahara LK PBNU H Makky Zamzami, usai memandu talkshow Hari Diabetes Sedunia di Pondok Pesantren Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Sabtu (24/11).

“Salah satu program LK PBNU yaitu penanganan diabetes melitus berbasis komunitas bekerjasama dengan World Diabetes Foundation (WDF). Targetnya adalah melakukan skrining (pengecekan) kesehatan di masyarakat untuk menemukan penderita diabetes baru,” tuturnya.

Alumnus Pondok Pesantren Al-Ihya Bogor ini juga mengatakan bahwa, target program yang dijalankan itu adalah dalam satu kecamatan dapat melakukan skrining atau rangkaian tes untuk memeriksa kesehatan sebanyak 2400 orang. Dari situ, diharapkan dapat ditemukan orang yang terkena diabetes.

“Program ini, LK PBNU juga sekaligus melatih kader masyarakat. Setiap kecamatan ada sekitar 12 orang. Jadi, mereka yang nantinya turun tangan langsung untuk membantu melakukan skrining di masyarakat,” paparnya.

Selain itu, ia juga mengaku bahwa LK PBNU telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) kota atau kabupaten setempat. Hasil dari skrining yang telah dilakukan, kemudian dilaporkan dan terdata di Dinkes tiap-tiap daerah.

“Rata-rata, dalam sebulan yang kita skrining dengan kader-kader NU bisa sampai 300-400 orang,” kata pria yang juga pernah mondok di Pondok Pesantren La Tansa, Pandeglang, Banten ini, seperti dilansir dari laman NU Online pada Sabtu (24/11).

Adapun program lainnya, yakni program penanganan tuberculosis atau TBC. Bekerjasama dengan Global Fund, dijalankan di 72 kabupaten atau kota di Indonesia.

“Programnya sama, kita melakukan skrining untuk menemukan kasus baru tuberculosis. Karena saat ini, Indonesia menempati peringkat kedua dengan masyarakat terbanyak yang mengidap TBC di dunia setelah India,” jelasnya.

Menurutnya, TBC ini perlu ditemukan di masyarakat. Setelah ditemukan, LK PBNU akan melakukan pengawasan hingga penderita TBC sembuh.

“Semua yang dilakukan LKNU ini dampaknya langsung dapat dirasakan oleh masyarakat, bukan hanya warga NU. Karena yang namanya penyakit tidak mengenal latar belakang,” terangnya.

Seperti diungkapkan, di Provinsi Jawa Barat sudah dilaksanakan program-program tersebut, di antaranya di Bandung, Cianjur, Depok. “Pemilihan tempat tersebut berdasarkan dari pemetaan data nasional,” pungkasnya.