Terkait Pembunuhan Khashoggi, Jaksa Turki Perintahkan Penangkapan Jenderal Saudi

 
Terkait Pembunuhan Khashoggi, Jaksa Turki Perintahkan Penangkapan Jenderal Saudi

LADUNI.ID, Jakarta – Dugaan keterlibatan dalam kasus pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi membuat Jaksa Istanbul, Turki, telah mengajukan surat perintah penangkapan kepada Saud al-Qahtani dan Jenderal Ahmed Asiri. Bersamaan dengan ini, Turki juga menyatakan tidak tertutup kemungkinan diadakannya penyelidikan internasional atas kasus ini jika dirasa perlu.

Adapun Al-Qahtani merupakan pembantu utama Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), sementara Jenderal Ahmed Asiri adalah wakil kepala intelijen asing Saudi. Keduanya telah dicopot dari jabatan masing-masing setelah kasus itu menggemparkan publik.

Saat itu, Jamal Khashoggi yang merupakan warga Saudi yang bekerja sebagai kolumnis Amerika Serikat untuk The Washington Post, tewas tak lama setelah memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober.

Seperti dilansir dari liputanislam.com, dua pejabat Turki menyatakan bahwa Kejaksaan menyimpulkan ada “kecurigaan kuat” bahwa al-Qahtani dan Asiri termasuk orang yang merencanakan pembunuhan.

“Langkah jaksa penuntut untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Asiri dan Qahtani mencerminkan pandangan bahwa pemerintah Saudi tidak akan mengambil tindakan formal terhadap orang-orang itu,” kata salah seorang pejabat itu kepada kantor berita Reuters, pada Rabu (5/12) kemarin.

Selain itu, dia menambahkan bahwa Arab Saudi dapat mengatasi kekhawatiran internasional dengan mengekstradisi semua tersangka dalam kasus itu ke Turki.

AFP mengungkapkan bahwa permohonan surat perintah itu diajukan pada Selasa lalu. Pada saat publikasi, Arab Saudi belum secara terbuka menanggapi permintaan tersebut.

Sebelumnya, Kejaksaan Saudi telah mengakui bahwa al-Qahtani dan Asiri adalah bagian dari perencana pembunuhan Khashoggi.

Di samping itu, Al-Qahtani tidak melakukan perjalanan ke Turki, tapi diduga telah mengawasi regu 15 orang yang terbang dari Riyadh ke Istanbul untuk mengeksekusi Khashoggi.

Sementara itu, Asiri adalah jenderal yang pernah menjadi juru bicara pasukan koalisi pimpinan Saudi yang menyerang Yaman. Dia diangkat sebagai penasihat MBS, dan kemudian dipromosikan sebagai intelijennya pada tahun 2017.

Bahkan, Asiri kerap mendapat kecaman dari kelompok-kelompok peduli HAM atas pengabaiannya terhadap korban sipil dalam perang di Yaman.

Saudi dilaporkan telah menahan setidaknya 11 tersangka pembunuhan Khashoggi, yang kima di antaranya bahkan dituntut hukuman mati. Namun Saudi belum memberikan keterangan tentang siapa otak yang merencanakan pembunuhan Khashoggi. Dan Riyadh berulang kali membantah keterlibatan  MBS terlibat dalam kasus tersebut, namun dia masih kerap disebut-sebut sebagai dalang pembunuhan Khashoggi.

Pada waktu yang hampir bersamaan, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menyatakan pihaknya tidak akan tidak akan ragu-ragu untuk berkonsultasi dengan pihak internasional jika terjadi kebuntuan pada proses penyelidikan kasus pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi.

Kepada wartawan usai pertemuan para menteri luar negeri Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Brussels, Rabu, Cavusoglu mengatakan penyelidikan atas pembunuhan Khashoggi sedang berlangsung.