Menag Apresiasi Peran Alawiyin dalam Kemerdekaan dan Pembangunan Bangsa

 
Menag Apresiasi Peran Alawiyin dalam Kemerdekaan dan Pembangunan Bangsa

LADUNI.ID, Jakarta - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi peran para alawiyin dalam pembangunan bangsa. Menurut Lukman para ulama dan tokoh masyarakat alawiyin memiliki peran besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

“Saya kira tidak ada keraguan sedikit pun bahwa golongan keturunan Arab sebagai bagian dari bangsa Indonesia memiliki peran dan sumbangsih yang besar dalam membangun rumah kebangsaan Indonesia,” ujar Menag Lukman saat menghadiri Peringatan 90 tahun Rabithah Alawiyah, di Jakarta, Minggu (16/12).

Peringatan 90 tahun Rabithah Alawiyah, tampak dihadiri Ketua Umum Rabithah Alawiyah Habib Zen Umar Smith beserta jajaran pengurus lainnya, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, serta para ulama dan habaib.

Menurut Lukman Para Alawiyin dan masyarakat keturunan Arab juga mengisi kemerdekaan Indonesia melalui berbagi kegiatan pendidikan, dakwah, sosial, dan kemanusiaan. Karena itu Lukman pun mengapresiasi keberadaan Rabithah Alawiyah, sebagai organisasi massa Islam yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan, di mana mayoritas anggotanya adalah para WNI Keturunan Arab.  

Peringatan 90 tahun Rabithah Alawiyyah, menurut Lukman menemukan momentumnya dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut Lukman Keberadaan Rabithah Alawiyah sejak tahun 1928 memiliki arti penting dalam sejarah Indonesia, baik sebelum kemerdekaan maupun sesudahnya.

Karena itu Ia mengungkapkan, banyak di antara alawiyin maupun masyarakat Indonesia keturunan Arab yang terjun di bidang sosial kemasyarakatan. Menurut Lukman mereka membina masyarakat agar menjadi warga negara yang berakhlakul karimah. Dia mencontohkan ajaran yang disampaikan Habib Ali bin Abdurrahman Kwitang. 

“Habib Kwitang ini, tidak pernah mengajarkan ideologi kebencian, berpolitik adu domba, iri, dengki, ghibah, fitnah dan namimah,” tuturnya. Sebaliknya, Habib Ali mengembangkan tradisi kakek-kakeknya dari keluarga Ahlul Bait. Inti dari ajaran Habib Ali adalah  menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Ajaran untuk menghormati hak-hal setiap manusia tanpa membedakan manusia atas latar belakang status sosial mereka,” tandasnnya.