Haruskah Berhenti Minum Kopi saat Menderita Kecemasan?

 
Haruskah Berhenti Minum Kopi saat Menderita Kecemasan?

 

LADUNI.ID,EDUKASI- Sebagai salah satu minuman primadona, kopi ternyata menyimpan efek samping yang membuat tubuh tidak nyaman.

Minum kopi berlebihan bisa menyebabkan kegelisahan dan jantung berdetak kencang. Dengan kata lain, kopi dapat memberi gejala yang sama dengan para penderita kecemasan.

Gangguan kecemasan merupakan salah satu penyakit mental yang umum kita jumpai di kalangan masyarakat.

Bahkan, di Amerika, penyakit mental ini adalah hal umum. Jajak tahunan yang diprakarsai oleh American Psychiatry Associationmembuktikan, 39 persen responden merasa lebih cemas daripada tahun lalu.

Kabar buruknya, minum rata-rata 3 cangkir kopi sehari akan memperburuk gejala kecemasan.

Mary Margaret Sweeney, selaku instruktur di Unit Penelitian Farmakologi Perilaku Kedokteran Johns Hopkins, mengatakan kafein adalah antagonis reseptor adenosin.

Adenosine adalah bahan kimia yang membantu mengatur gairah. Ketika berikatan dengan reseptor adenosin, reaksinya membuat kita mengantuk.

Tapi, kafein yang merupakan antagonis adenosin justru menimbulkan efek berlawanan, yang menciptakan perasaan bahagia atau antusias.

"Inilah sebabnya mengapa kafein bersifat merangsang," kata Sweeney.

Meski begitu, perasaan itu juga membuat kita berdebar-debar. Sulit bagi seseorang untuk mengetahui apakah efeknya disebabkan oleh kafein atau apakah kafein berkontribusi terhadap efek kecemasan.

Kita memang dapat mengembangkan toleransi terhadap kafein. Tapi, tergantung pada dosis, frekuensi, dan tingkat eliminasi tubuh. Jadi, tubuh kita tidak pernah sepenuhnya toleran.

"Inilah yang membuat kafein dapat berkontribusi pada gejala kecemasan, bahkan jika kita terbiasa memulai setiap pagi dengan meminum kopi," kata Sweeney.

Namun, kafein memang memiliki efek lebih besar pada orang yang tidak mengkonsumsinya secara teratur.

Penelitian menunjukkan dosis lebih dari 250 miligram -- jumlah dalam 21 ons kopi atau sekitar 2,5 cangkir, lebih cenderung memicu kecemasan.

Dosis tersebut juga memicu efek samping lain seperti insomnia, gangguan lambung, dan aritmia jantung .

Setiap orang memiliki tingkat toleransi berbeda. Tapi, penderita kecemasan tampaknya lebih sensitif terhadap efek kecemasan dari kafein.

Lalu, apakah kita harus berhenti mengonsumsi kopi untuk mengatasi hal ini?

Kita bisa melakukannya secara perlahan. Sweeney mengatakan, kafein bersifat bioavailable dan hampir 100 persen diserap oleh tubuh.

Jadi, efek kafein tak bisa hilang dalam sekejap meski kita menghentikan secara drastis kebiasaan minum kopi. Oleh karena itu, kita tak harus menghentikan rutinitas minum kopi. 

Untuk itu, kita bisa mengganti dengan mengonsumsi minuman yang mengandung lebih sedikit kafein.

Kita juga bisa mengatasinya dengan mengurangi konsumsi kafein secara perlahan.

Berhenti minum kopi secara drastis akan menyebabkan terjadinya gejala penarikan, seperti sakit kepala, kelelahan bahkan depresi

SUMBER:Kompas.com