Biografi Al-Hafidz Mundziri

by Latif
2.645 Views
Selasa, 27 September 2022

Daftar Isi Biografi Al-Hafidz Mundziri

1.   Riwayat Hidup
1.1  Lahir
1.2  Wafat

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1 Masa Menuntut Ilmu
2.2 Guru

3. Penerus
3.1 Murid

4. Karier

5. Untaian Ulama Kepadanya

6. Chart Silsilah
6.1 Chart Silsilah Sanad

7. Referensi

Beliau adalah seorang ulama yang hafidz dari damaskus. Namanya Zakiyyuddin Abdul Adhim bin Abdul-Qawiy bin Abdullah bin Salamah Abu Muhammad Al-Mundziri.

1 Riwayat Hidup

1.1 Lahir

Al-Hafidz Mundziri lahir pada tahun 581 hijriyah di Mesir.

1.2 Wafat

Al-Hafidz Mundziri wafat pada tanggal 4 Dzulqa’dah tahun 656 hijriyah.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

2.1 Masa Menuntut Ilmu

Al-Hafidz Mundziri belajar dan mendalami Al-Qur’an serta ilmu hadis hingga mahir. Beliau banyak mendengar hadis dari sejumlah ulama hadis pada masanya seperti Abul-Hasan Ali bin Mufadldlal Al-Muqaddasi. Beliau berguru kepadanya hingga tamat. Di Madinah kota Nabi, beliau berguru kepada Al-Hafidh Ja’far bin Umusan. Di Damaskus, beliau berguru pada Umar bin Thabrazad. Beliau juga berguru ke Najran. Iskandariyah, Raha, dan Baitul-Maqdis. Beliau mulai berguru pada tahun 591 H ketika berusia sepuluh tahun.

2.2 Guru

Abul-Hasan Ali bin Mufadldlal Al-Muqaddasi,
Al-Hafidh Ja’far bin Umusan,
Umar bin Thabrazad

3. Penerus

3.1 Murid

Sejumlah ulama yang pernah belajar hadits padanya antara lain :

Al-Hafidh Ad-Dimyathi yang berguru sampai tamat,
Al-Allamah Taqiyyuddin Ibnu Daqqiiqil-Ied,
Al-Yunaini Abul-Husain,
Ismail bin Asakir, dan
Syarif Izzudin.

4. Karier

Beliau mengajar di Universitas Adh-Dhafiri di Kairo. Kemudian menjadi wali wilayah Dar Kamilah. Tetapi, kemudian beliau meninggalkan jabatan itu untuk menyebarkan ilmu selama dua puluh tahun.

5. Untaian Kata Ulama Kepadanya

Asy-Syarif Izzuddin Al-Hafidh berkata,”Syekh kita Zakiyyuddin jarang tandingannya dalam ilmu hadis dengan segala cabangnya. Pandai tentang matan hadis yang shahih, yang saqiim (sakit), dan yang cacat beserta jalan-jalannya. Mendalam dan luas ilmunya tentang hukum, makna-maknanya, dan permasalahan-permasalahannya. Sangat pandai tentang makna-makna hadis yang ganjil, I’rab-nya, dan lafal-lafalnya yang bermacam-macam. Mahir dalam mengetahui perawi-perawinya, celaan terhadap para perawi hadis, dan pujian terhadap mereka, kesempurnaan mereka, sejarah kelahiran mereka, serta informasi tentang mereka. Menjadi imam (pemuka, tokoh) yang argumentative, teguh pendirian, wara’, selektif dalam berkata-kata, dan mantap dalam meriwayatkan”.

Adz-Dzahabi berkata,”Pada jamannya, tidak ada orang yang lebih hafidh (hafal hadis) darinya”.