Kaidah 5w + 1h dalam Penulis Proposal Penelitian

 
Kaidah 5w + 1h dalam Penulis Proposal Penelitian

LADUNI.ID Kamis, 10 Januari 2019, hampir seharian saya habiskan waktu  untuk duduk di ruang dosen menerima konsultasi mahasiswa. Jam 07.00 pagi sampai menjelang azan Zuhur siang hari memberikan bimbingan untuk klinik proposal mahasiswa kelas metodologi penelitian. 

Setelah Zuhur hingga sore silih berganti menerima mahasiswa bimbingan yang konsultasi skripsinya. Itulah resiko dari rutinitas akademis dan tugas seorang dosen yang saya jalani dengan senang hati dan tanggung jawab.

Letih duduk seharian...., Tentu. Tapi saya menikmati profesi akademis seperti ini. 

Khusus untuk yang klinik proposal  paginya, aspek utama yang selalu saya uji adalah substansi 5 W + 1 H nya. Adakah aspek ini sudah jelas? Bagaimana mereka merencanakan aspek ini dalam proposal yang sedang diklinik/ disempurnakan? Bagi saya, sebuah proposal penelitian dianggap baik jika memuat secara jelas substansi aspek 5 W + 1 H. 

W yang pertama, What (apa)

Apa yang akan anda teliti? Apa masalah yang hendak anda kaji? Ini pertanyaan mengenai rencana fokus atau rumusan masalah (pertanyaan) penelitian. Termasuk judul dan masalah yang diangkat dalam penelitian. 

Ketika seorang mahasiswa mengajukan judul, maka pertanyaan substansi yang harus dijelaskan adalah apa masalahnya, dan apa yang mau diteliti dengan masalah atau judul penelitian tersebut. Intinya, what (apa) mesti terumuskan dengan baik dalam judul dan rumusan masalah atau fokus.

W yang kedua, Why (mengapa)

Ini penjelasan menyangkut alasan-alasan, atau argumentasi mengapa pentingnya penelitian yang sedang direncanakan. Termasuk pilihan fokus dan masalah penelitian. Mengapa memilih fokus tersebut, mengapa harus meneliti masalah tersebut.

Apa alasan penting penelitian terkait dengan peta masalah yang ada, dalam bentuk deskripsi keadaan seharusnya (idealitas) dan kenyataan yang terjadi (realitas). Seperti apa kesenjangan Des sain dan ras sollen. Aspek why (mengapa) ini mesti tergambarkan secara baik dan jelas dalam latarbelakang penelitian.

W yang ketiga, Where (dimana)

Ini terkait dengan rencana tempat atau lokasi penelitian. Proposal harus mencantumkan tentang rencana lokasi penelitian yang jelas. Where ini bisa bermakna fisik (tempat atau lokasi), bisa juga non fisik (ruang lingkup kajian). 

W yang keempat, When (kapan)

Ini terkait dengan rencana waktu. Kapan penelitian akan dilakukan. Berapa lama perkiraan waktu yang diperlukan untuk meneliti, dari kapan sampai kapan, dan seterusnya. Sebab, tidak ada penelitian seumur hidup. Penelitian selalunya dibatasi oleh waktu.

W yang kelima, to Whom (untuk siapa)

Ini terkait dengan pentingnya merencanakan mengenai sasaran dan tujuan penelitian (untuk apa, untuk siapa). Termasuk manfaat dari penelitian yang akan dilakukan. Semakin jelas tujuan dan sasaran penelitian, maka semakin baik sebuah rencana penelitian. 

Semakin banyak orang yang bisa mengambil manfaat dari penelitian, semakin baik rencana penelitian.

Terakhir H adalah how (bagaimana)

Ini terkait dengan cara kerja. Bagaimana cara kerja penelitian yang akan dijalankan. Proposal penelitian mesti merencanakan dengan baik dan jelas rencana (metodologi) kerja ilmiah. 

Mulai dari merencanakan-memilih pendekatan, merencanakan- memiliki metode, merencanakan teknik pengumpulan data, merencanakan teknik analisis yang akan digunakan, dan menentukan teknik pemeriksaan keabsahan data.

Jika aspek 5 W merupakan perencanaan dalam aspek materi (substansi) penelitian yang akan dilakukan, maka 1 H (how) adalah perencanaan aspek teknik (kerja metodologi). Semua aspek (5 W + 1 H) inilah yang mesti tergambarkan dengan jelas dalam proposal penelitian yang baik.

Substansi aspek 5 W + 1 H ini mesti termuat dalam setiap proposal penelitian, apapun format dan sistematika penulisannya.

Semoga kita bisa menghasilkan proposal penelitian yang baik, dengan segenap rencana kerja yang jelas (aspek 5 W + 1 H), dan bukan sekedar menulis norma-norma teoritis (berte

Oleh: Dr. Ibrahim, MA

Ketua LTN PWNU Kalbar

Baca :Proposal Penelitian Harus Berangkat Dari Pertantaan Penelitian yang Matang