Biografi Habib Muhammad Shadiq bin Husein Al-Hamid, Pendiri PP. Ahlusunnah wal Jamaah, Brani Probolinggo

 
Biografi Habib Muhammad Shadiq bin Husein Al-Hamid, Pendiri PP. Ahlusunnah wal Jamaah, Brani Probolinggo

Daftar Isi

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Riwayat Keluarga
1.3  Nasab

2.    Sanad Keilmuan
2.1  Guru-guru

3.    Penerus
3.1  Anak-anak
3.2  Murid

4.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
4.1  Sekilas Perjalanan Pendidikan
4.2  Perjalanan Dakwah
4.3  Metode Dakwah

5.    Teladan
6.    Referensi

 

1. Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir
Habib Muhammad Shadiq dilahirkan di Desa Brani Kulon Kecamatan Maron Kabupaten Probolinggo pada tanggal 01 bulan Juli tahun 1943. Beliau merupakan putra Habib Husein bin Hadi Al-Hamid dan Nyai Halimah.

1.2 Riwayat Keluarga
Beliau menikah dengan Syarifah Luluk al-Haddar dan dikaruniai 5 putra dan 3 putri

1.3 Nasab
Beliau adalah keturunan dari Baginda Nabi Muhammad Rasulullah SAW, dengan Silsilah sebagai berikut :

  1. Nabi Muhammad Rasulullah SAW.
  2. Sayyidah Fathimah Az-Zahra Istri Ali bin Abi Thalib RA
  3. Al-Imam Al-Husain
  4. Al-Imam Ali Zainal Abidin
  5. Al-Imam Muhammad Al-Baqir
  6. Al-Imam Ja’far Shadiq
  7. Al-Imam Ali Al-Uraidhi
  8. Al-Imam Muhammad An-Naqib
  9. Al-Imam Isa Ar-Rumi
  10. Al-Imam Ahmad Al-Muhajir
  11. As-Sayyid Ubaidillah
  12. As-Sayyid Alwi
  13. As-Sayyid Muhammad
  14. As-Sayyid Alwi
  15. As-Sayyid Ali Khali’ Qasam
  16. As-Sayyid Muhammad Shahib Mirbath
  17. As-Sayyid Ali
  18. As-Sayyid Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad
  19. As-Sayyid Al-Imam Alwi Al-Ghuyur
  20. As-Sayyid Ali Shohibud Dark 
  21. As-Sayyid Muhammad Maula Ad-Dawilah
  22. As-Sayyid Abdurrahman Assegaf
  23. As-Sayyid Abdullah
  24. As-Sayyid Abdurrahman
  25. As-Sayyid Abdullah
  26. As-Sayyid Salim
  27. As-Sayyid Syekh Abu Bakar
  28. As-Sayyid Hamid
  29. As-Sayyid Abdulah
  30. As-Sayyid Umar
  31. As-Sayyid Idrus
  32. As-Sayyid Ahmad
  33. As-Sayyid Umar
  34. As-Sayyid Hasan
  35. As-Sayyid Salim
  36. As-Sayyid Hadi
  37. As-Sayyid Husein
  38. As-Sayyid Muhammad Shadiq atau Habib Muhammad Shadiq bin Husein Al-Hamid

2.  Sanad Ilmu dan Pendidikan

Habib Muhammad Shadiq belajar ilmu agama seperti Al-Qur'an, Fiqh, dan Hadis kepada Ayahnya, Sedangkan pada malam hari, beliau belajar Al-Qur'an lagi kepada Ibundanya.

2.1 Guru-guru

  1. Habib Husein bin Hadi Al-Hamid (Ayah)
  2. Habib Hasan al-Habsyi (Pengasuh Madrasah Tsanawiyah al-Khairiyah di Kraksaan)
  3. Habib Abdul Qadir Bilfaqih (Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hadist al-Faqihiyah Malang)

3. Penerus

3.1 Anak-anak

  1. Syarifah Nur Al-Hamid
  2. Habib Muhammad Al-Hamid
  3. Habib Abdul Qadir Al-Hamid
  4. Habib Shihab Al-Hamid
  5. Habib Mahdi Al-Hamid
  6. Habib Salim Al-Hamid
  7. Syarifah Jahrun Al-Hamid
  8. Syarifah Fatimah Al-Hamid

3.2 Murid

  1. Ustadz Harianto
  2. Ustadz Maksum

4.  Perjalanan Hidup dan Dakwah

4.1 Sekilas Perjalanan Pendidikan
Habib Muhammad Shadiq memulai pendidikan formal di SD Brani Kulon dan pada sore hari, beliau belajar ilmu agama seperti Al-Qur'an, Fiqh, dan Hadist kepada ayahnya, Sedangkan pada malam hari, beliau belajar Al-Qur'an lagi kepada Ibundanya. Setelah lulus Sekolah Dasar, beliau melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Al-Khairiyah di Kraksaan yang diasuh oleh Habib Hasan Al-Habsyi, madrasah ini lebih memfokuskan pelajarannya terhadap ilmu-ilmu Salaf seperti Riyadus Salihin, Fathul Qharib, Nahwu, Sharaf, Balaghah dan lain-lain.

Lulus dari Tsanawiyah, beliau meneruskan pendidikannya di Pondok Pesantren Darul Hadist Al-Faqihiyah Malang yang diasuh oleh Habib Abdul Qadir Bilfaqih dan Prof. Dr. Habib Abdullah bin Abdul Qadir Bilfaqih. Habib Muhammad Shadiq mondok di Darul Hadist Al-Faqihiyah dan mengajar di pondok pesantren tahun 1965. Beliau merupakan murid kesayangan gurunya (Prof. Dr. Habib Abdullah bin Abdul Qadir Bilfaqih), bahkan beliau sering menyiapkan tempat duduk dan meja kecil guru beliau disaat akan mengajar.

4.2 Perjalanan Dakwah
Habib Muhammad Shadiq memulai dakwahnya ketika sudah menyelesaikan nyantri di pesantren darul hadis malang dengan pengasuh Prof. Dr. Habib Abdullah bin Abdul Qadir Bilfaqih, pada tahun (1968). Awal dakwah Habib dengan mendirikan pesantren Ahlusunnah Waljamaah di Brani dimana Habib Muhammad Shadiq berdomisili, pendidiran pesantren ini didasarkan masih banyak pengetahuan masyarakat terhadap ilmu agama Islam yang masih kurang, dan moral masyarakat yang tidak memperdulikan syariat Islam dalam keseharianya, hal itu didasarkan pada masyarakat di sekitar pesantren yang masyarakatnya banyak mabuk-mabukan, judi.

Dakwah yang lain Habib Muhammad Shadiq, yaitu melanjutkan perjuangan dakwah orang tuanya yang setiap hari menjadi tenaga pengajar Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong. Disisi lain dengan melanjutkan perjungan ayahya, Habib juga mempunyai tujuan untuk mendapatkan barokah dari almarhum KH. Muhammad Hasan Sepuh,sekaligus sebagai rasa tanggung jawab pengamalan ilmu yang didapatkan dari pesantren dimana diri beliau pernah nyantri.

Kealiman ilmu agama yang dimiliki oleh Habib Muhammad Shadiq, membuat dirinya menjadi rujukan bagi masyarakat desa Brani untuk menanyakan permasalahan yang hadapinya, dan tidak jarang para masyarakat berbondong-bondong kerumah Habib Muhammad Shadiq menanyakan langsung permasalahan yang di hadapi oleh masyarakat.

4.3 Metode Dakwah
Setidaknya dalam dakwah Habib Muhammad Shadiq ada dua (2) metode yang dipakai, yaitu Bil-Lisan dan Bil Al-Hal, adapun penjelasan secara keseluran dua (2) metode tersebut, sebagaimana dibawah ini:

  • Dakwah Bil-lisan

a. Pengajian Umum
Dakwah Bil-Lisan masih menjadi pilihan bagi pelaku dakwah untuk menanamakan nilai-nilai Islam kepada masyarakat dan masyarakat masih sangat menyukainya. Pengajian umum yang menjadi pilihan bagi Habib Muhammad Shadiq bukan merupakan pilihan sendiri melainkan masyarakat yang meminta untuk menjadi penceramah acara keagamaan tersebut.

 Dakwah dengan menggunakan ceramah agama menjadi sangat efektif untuk menanamkan ajaran Islam kepada masyarakat, khususnya di masyarakat pedalaman dan pedesaan. Dakwah Bil-Lisan yang masih menjadi tradisi bagi pelaku dakwah (da’i) dalam melakukan aktivitas dakwahnya masih trend dimasyarakat.

Dakwah Bil-Lisan menjadi metode dakwah para da’i pada umumnya ketika melakukan dakwah di masyarakat pedesan atau pedalaman khususnya di Kabupaten Probolinggo. Disisi lain dakwah dengan lisan (ceramah agama) menjadi permintaan dari masyarakat itu sendiri dan masyarakat sangat menyukainya.

Habib Muhammad Shadiq, menggunakan metode dakwah Al-Mau’izah Hasanah adalah memberi nasihat yang baik, dengan pendekatan dakwah Bil-Lisan. Bil lisan melalui kegiatan agama yang melibatkan masyarakat dengan jumlah yang banyak. Ceramah adalah teknik atau metode dakwah yang banyak diwarnai oleh ciri-ciri karekteristik bicara dari seorang pelaku dakwah (da’i) pada suatu aktivitas dakwah.

Dakwah dengan menggunakan ceramah agama menjadi sangat efektif untuk menanamkan ajaran Islam kepada masyarakat, khususnya di masyarakat pedalaman dan pedesaan. Dakwah Bil-Lisan yang masih menjadi tradisi bagi pelaku dakwah (da’i) dalam melakukan aktivitas dakwahnya masih trend dimasyarakat.Hal itu didasarkan ketika penulis sedang melakukan pengamatan terhadap pelaku dakwah ketika sedang berdakwah, dan masyarakat juga menginginkan dakwah Bil-Lisan tersebut, disisi lain dakwah dengan lisan (ceramah agama) menjadi permintaan dari masyarakat itu sendiri , hal itu juga dipertegas oleh Ustad Ihsan , salah satu masyarakat desa Sagaran Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo.

Ustad Ihsan salah satu jamaah yang sangat kagum terhadap dakwah dari Habib Mohammad Shadiq, kekaguman terhadap dakwah Habib Muhammad Shadiq, sebagaimana dikatakan dibawah ini. “Saya sangat suka dengan dakwah Habib Muhammad Shadiq, karena materi dakwah yang disajikan tentang permasalah aqidah masyarakat yang sekarang sudah mulai luntur, hal itu penting apalagi aqidah masyarakat sekarang sudah bisa dibeli dengan uang, banyak orang tidak sholat karena lebih mengutamakan kerja, banyak orang pindah agama karena permasalahan ekonomi. Kesesuaian materi dakwah Habib Muhammad Shadiq dengan problem yang dihadapi masyarakat dan adanya solusi dari dakwahnya, membuat masyarakat nyaman dengan ceramah-ceramah seperti itu, dan menjadi kelebihan sendiri bagi metode dakwah dari Habib Muhammad Shadiq untuk memasukan ajaran Islam kepada masyarakat.”

b. Aqidah Sebagai Pilihan Materi Dakwah
Materi dakwah sangat menentukan terhadap keberhasilan dakwah seorang da’i. Sebagai materi penanaman aqidah yang dilakukan oleh Habib Muhammad Shadiq dalam dakwahnya. Dalam Islam, ilmu aqidah adalah hal paling penting yang harus dipelajari setiap muslim. Bahkan harus dipelajari lebih dulu sebelum mereka mempelajari atau melakukan ibadah seperti salat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya. Bagaimana seseorang bisa tergerak untuk melakukan ibadah jika dalam hatinya tidak ada iman? Bagaimana mereka bisa ikhlas dan khusyuk beribadah jika mereka tidak tahu atau tidak yakin akan Allah dan sifat-sifat-Nya? Aqidah yang benar merupakan tonggak penentu keselamatan seorang hamba di hadapan Tuhannya kelak. Aqidah yang benar juga merupakan hal pokok yang sudah menjadi keharusan bagi seseorang untuk mempelajarinya. Untuk itu, sudah menjadi keharusan pula bagi seorang pendakwah untuk mendahulukan penanaman aqidah yang kuat kepada masyarakat.

Keberhasilan seorang pelaku dakwah (da’i) salah satunya adalah bagaimana bisa meningkat keimanan seseorang terhadap tuhan dan tidak berpaling sedikitkan kepada selain Allah SWT.

Dakwah dengan materi aqidah yang dilakukan oleh Habib Muhammad Shadiq terhadap masyarakat menuai keberhasilan, juga dikatan oleh KH. Abdul Ma’ruf salah satu pengasuh pondok pesantren AZZUHRIAH di Kecamatan Tiris, mengatakan “Habib Muhammad Shadiq dalam ceramah atau pengajiannya sering menanamkan aqidah yang kuat kepada masyarakat. Penanaman aqidah ini merupakan landasan Islam yang paling penting. Apabila seseorang benar aqidahnya, maka dia akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Sebaliknya, tanpa aqidah yang benar dia pasti terjatuh ke dalam kesyirikan dan akan menemui kecelakaan di dunia serta kesengsaraan di akhirat nanti.

Dikatakan oleh Habib Muhammad Shadiq, menyampaikan pesan dakwah dengan memperkuat keimanan dan ketauhidan seseorang itu sangat penting sekali. Baginya dengan penanaman aqidah dalam kegiatan ceramah atau pengajian dapat menjadikannya mereka lebih mencintai Allah daripada selain-Nya, tidak ada yang ditakutinya kecuali Allah SWT. Selain itu, beliau juga menekankan bahwa setiap langkah manusia selalu dalam pengawasan Allah SWT. Dan penerapan konsep tersebut adalah dengan berusaha menaati peraturan dan menjauhi larangan-Nya.

Oleh sebab itu, banyak masyarakat yang menangis ketika Habib Muhammad Shadiq mengatakan demikian kepada masyarakat disaat ceramah agama dimulai. Disamping materi dakwah yang langsung menyentuh kepada permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Habib Muhammad Shodiq juga memiliki sisi humor yang jarang dimiliki oleh pelaku dakwah lainya di Kabupaten Probolinggo, dalam setiap kesempatan Habib Muhammad Shodiq dalam berdakwahnya sering membuat masyarakat (masyarakat) tertawa ketika mendengarkan ceramahnya.

c. Perintah Untuk Segera Bertaubat
Fenomena kehidupan modern yang sering terlihat dan terdengar merupakan salah satu tragedi manusia dengan kehidupan modernnya. Kesulitan materi kini telah berubah menjadi kesulitan spiritual. Banyak orang yang bergelimang harta telah kehilangan jati diri dan banyak orang yang kekurangan harta juga mengabaikan norma susila. Angka bunuh diri, kekerasan dan hilangnya kesadaran diri kolektif telah meningkat seiring dengan berubahnya gaya hidup.

Hal ini muncul karena setiap diri individu sudah kehilangan jati diri dan mengalami kehampaan spiritual, sehingga yang muncul adalah kegelisahan, kecemasan, ketakutan dan ketidakpastian yang mengiringi setiap langkah kehidupannya. Salah satu sumber utama terjadinya problem sosial ini adalah maraknya perbuatan dosa dan kesalahan yang dilakukan oleh manusia. Orang sudah tidak mampu lagi membedakan kebenaran dan keburukan dan senang dengan perbuatan dosa yang dilakukan.

Intensitas perilaku dosa dan kesalahan ini telah membawa manusia dalam jurang kehampaan hidup dikarenakan telah ternodanya hatinya. Hati sebagai cermin dalam meniti kehidupan telah berubah menjadi kusam dan hitam akibat banyaknya dosa yang diperbuat, baik yang berhubungan dengan Tuhan, sesama manusia dan lingkungannya serta dengan dirinya sendiri. Untuk membersihkan segala dosa yang dilakukan ini tidak ada cara lain kecuali meminta ampunan dengan taubat yang sebenar-benarnya.

Bagi Habib Muhammad Shadiq, dosa dan kesalahan merupakan masalah penting yang menjadi fokus perhatian dalam ajaran dan nilainilai Islam karena keduanya menyangkut hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungannya, manusia dengan Tuhannya dan manusia (individu) dengan dirinya sendiri. Bahkan dosa dan kesalahan juga berkaitan dengan ketentraman, kesejahteraan dan kebahagiaan seeorang atau ketidaktenangan, penderitaan dan ketidakbahagiaan atau kesengsaraan. Perbuatan dosa sering diidentikkan dengan perbuatan melanggar larangan Allah atau berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan hukum-Nya secara sengaja sedang perbuatan salah diidentikkan dengan perbuatan menyalahi aturan yang secara umum dilakukan secara tidak sengaja.

d. Penyampaian Dakwah Dengan Humoris
Keberhasilan seorang pelaku dakwah dalam melakukan dakwahnya juga ditentukan oleh gaya, Habib Muhammad Shadiq dikenal humoris disebabkan dalam penyajianya sering memberi contoh yang membuat masyarakat ketawa.

Sisi humoris dari Habib Muhammad Shadiq terletak pada pemberian contoh-contoh ketika materi langsung dimulai, seperti ketika di undang dalam tasyakuran kepala desa di Kecamatan Tiris, dalam materi dakwah yang disampainkan adalah “amanah” seorang kepala desa bila tidak amanah jaminannya neraka lalu Habib mencontohkan dengan dua mayat yang satu ada ulatnya yang satu bersih, lalu Habib mengantakan yang ada ulatnya itu adalah kepala desa yang tidak “amanah” pada saat menjadi kepala desa sering makan uang rakyat, momen itu mengundang ketawa undangan karena berketepan pada acara tasyakuran kepala desa yang justru di hadiri kepala desa.

Disisi lain Humor dalam ceramah agama itu ibarat bumbu, jika diberikan dalam takaran yang pas, menjadi bermanfaat dan membuat ceramah atau pengajian menjadi enak dan tidak membuat mengantuk. Tetapi jika diberikan dalam takaran yang berlebihan, ia membuat ceramah agama kehilangan tujuannya. Yang ditangkap oleh masyarakat adalah kesan menghibur daripada menuntun ketaqwaan kepada Allah SWT. Orang datang ke ceramahnya akhirnya bukan untuk mengaji tetapi untuk mendengar aksi teater dan lawakan sang ustad.

Dengan demikian humor yang disisipkan dalam ceramah atau pengajiannya Habib Muhammad Shadiq bukanlah hal yang utama, tetapi semata-mata untuk menghidupkan suasana ceramah atau pengajian agar menjadi lebih hidup.

Keterangan dari Muhammad Jufri tentang gaya humoris Habib Muhammad Shadiq, juga dikatakan oleh Ustad Harianto, salah satu tangan kanan (khadem) Habib Muhammad Shadiq, disetiap kesempatan dimana Habib di undang pengajian oleh masyarakat, masyarakat selalu dibuat ketawa oleh Habib, sangat sedikit ditemukan jamaah yang mengikuti pengajian pulang terlebih dahulu sebelum acara selesai. Hal itu disebabkan oleh gaya humoris dan materi yang yang disampaikan menyentuh kepada masyarakat. Ketika ada pengajian bila penceramahnya Habib Muhammad Shadiq jumlah jemaahnya selalu memadati tempat pengajian.

e. Pentingnya Bertaubat Bagi Yang Melakukan Dosa
Habib Mohammad Shadiq sering menganjurkan kepada masyarakat untuk selalu melakukan taubat kepada Allah, karena dengan taubat kita akan diberi ampunan oleh Allah. Materi taubat yang selalu disampaikan oleh Habib Muhammad Shadiq adalah dengan cara mendekatkan diri kepada Allah Swt  Taubat menurutnya dengan tidak mengulangi dengan tidak mengulangi perbuatan yang tidak sukai oleh Allah dan tidak mengulangi kesalahan dimasa lalunya, setidak menurut Habib Muhammad Shadiq, kita harus menjalankan shalat sebaik mungkin, zakat, sedekah, tidak bermusuhan dengan sesama muslim dan menjalankan sekaligus memperjuangkan agama Allah.

Faktor yang lain kelebihan dari metode dakwah Bil-Lisan atau ceramah agama dari Habib Muhammad Shadiq, dikatakan oleh Ustad Maksum, sebelum acara materi dakwah dimulai Habib melakukan pembacaan shalawat Nabi. Shalawat nabi di khususkan kepada Nabi Muhammad Saw, para alim ulama’ orang tua jamaah pengajian yang sudah meninggal dunia. Pembacaan shalawat Nabi Muhammad Saw, menjadi kelebihan sendiri bagi motode dakwah dari Habib Muhammad Shadiq, apalagi shalawat itu diperuntukan bagi para alim ulama’ dan orang tua, kerabat dari jammah yang mengikuti pengajian itu sendiri.

Masyarakat memiliki penilaian sendiri dari dakwah dari Habib Muhammad Shadiq dibandingkan dengan pelaku dakwah yang lain. Dahkwah dari Habib Muhammad Shadiq yang lain adalah menekankan pentingnya bertaubat. Hal itu di dasarkan fenomena kehidupan modern yang sering terlihat dan terdengar merupakan salah satu tragedi manusia dengan kehidupan modernnya. Kesulitan materi kini telah berubah menjadi kesulitan spiritual.

Banyak orang yang bergelimang harta telah kehilangan jati diri dan banyak orang yang kekurangan harta juga mengabaikan norma susila. Angka bunuh diri, kekerasan dan hilangnya kesadaran diri kolektif telah meningkat seiring dengan berubahnya gaya hidup. Hal ini muncul karena setiap diri individu sudah kehilangan jati diri dan mengalami kehampaan spiritual, sehingga yang muncul adalah kegelisahan, kecemasan, ketakutan dan ketidakpastian yang mengiringi setiap langkah kehidupannya.

Salah satu sumber utama terjadinya problem sosial ini adalah maraknya perbuatan dosa dan kesalahan yang dilakukan oleh manusia. Orang sudah tidak mampu lagi membedakan kebenaran dan keburukan dan senang dengan perbuatan dosa yang dilakukan. Intensitas perilaku dosa dan kesalahan ini telah membawa manusia dalam jurang kehampaan hidup dikarenakan telah ternodanya hatinya. Hati sebagai cermin dalam meniti kehidupan telah berubah menjadi kusam dan hitam akibat banyaknya dosa yang diperbuat, baik yang berhubungan dengan Tuhan, sesama manusia dan lingkungannyaserta dengan dirinya sendiri. Untuk membersihkan segala dosa yang dilakukan ini tidak ada cara lain kecuali meminta ampunan dengan taubat yang sebenar-benarnya. Penuturan pentingnya manusia bertaubat sebagaimana yang disampaikan oleh Habib Muhammag Shadiq, dibawah ini.

”Masyarakat sekarang sudah bergelimang harta, status seseorang dimasyarakat ditentukan oleh oleh hartanya, bukan ditentukan ibadahnya kepada Allah, shalat, zakat, persaudaraan sesama individu sudah tidak terlalu dipikirkan. Kalau masyarakat dibiarkan seperti itu terus, dan para kiai/Habib membiarkanya masyarakat akan jauh dari Allah, ya jalan satu-satunya dengan menanamkan perintah taubat kepada masyarakat, itu kewajiban bagi seluruh masyarakat untuk memberi tau orang yang tidak mengerti dimasyarakat pedalaman. “

Bagi Habib Muhammad Shadiq, dosa dan kesalahan merupakan masalah penting yang menjadi fokus perhatian dalam ajaran dan nilainilai Islam karena keduanya menyangkut hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungannya, manusia dengan Tuhannya dan manusia dengan dirinya sendiri. Bahkan dosa dan kesalahan juga berkaitan dengan ketentraman, kesejahteraan dan kebahagiaan seeorang atau ketidaktenangan, penderitaan dan ketidakbahagiaan atau kesengsaraan. Perbuatan dosa sering diidentikkan dengan perbuatan melanggar larangan Allah atau berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan hukum-Nya secara sengaja sedang perbuatan salah diidentikkan dengan perbuatan menyalahi aturan yang secara umum dilakukan secara tidak sengaja.

  • Dakwah Bil Al-Hal

Islam dan dakwah adalah dua hal yang tak terpisahkan. Islam tidak akan mungkin maju dan berkembang bersyi’ar dan bersinar tanpa adanya upaya dakwah. Semakin gencar upaya dakwah dilaksanakan semakin bersyi’arlah ajaran Islam, semakin kendor upaya dakwah semakin redup pulalah cahaya Islam dalam masyarakat. “Laisa Al-Islam illa bi Al-da’wah,” demikianlah sebuah kata bijak mengungkapkan. Ajaran Islam yang disiarkan melalui dakwah dapat menyelamatkan manusia dan masyarakat pada umumnya dan hal-hal yang dapat membawa pada kehancuran.

a. Merenovasi dan membangun tempat ibadah di wilayah Tiris Probolinggo
Dakwah tersebut bisa melalui lisan maupun melalui Al-Hal. Berkaitan dengan dakwah Bil Al-Hal ini, Habib Muhammad Shadiq memberikan bantuan kepada masyarakat yang tempat ibadahnya sudah perlu direnovasi, semisal langgar atau masjid. Dengan bantuan renovasi langgar dan masjid membuat Habib Muhammad Shadiq disegani oleh masyarakat, hal itu didasarkan atas metode dakwah Bil-Lisan yang dipadukan dengan dakwah Bil Al-Hal, asumsi masyarakat bahwah dakwah Habib Muhammad Shadiq bukan hanya teori (lisan) atau dengan kata juga dipratekkan dengan  memberikan bantuan-bantuan terhadap fasilitas ibadah yang perlu diperbaiki.

Kepedulian Habib Muhammad Shadiq terhadap ummat Islam dengan memberi bantuan kepada tempat-tempat ibadah yang perlu di renovasi, sehingga berdampak kepada pandangan masyarakat bahwa Habib Muhammad Shadiq dikenal dengan sikap dermawannya, sikap dermawan Habib Mohammad Shadiq juga ditunjukan dengan sikap memberi bantuan kepada masyarakat miskin, semisal janda, anak yatim. Pada saat hari raya Idul Fitri Habib Muhammad Shadiq sering mendatangi Janda dan Anak Yatim untuk diberi bantuan.

Habib Muhammad Shadiq memiliki kepedulian terhadap masyarakat yang tempat ibadah Islamnya kurang bagus, dari kepedulianya terhadap masyarakat Islam Habib Muhammad Shadiq sering membantu renovasi langgar dan masjid sebagai tempat ibadah dengan tujuan supaya ibadah masyarakat nyaman. Dakwah yang pada hakikatnya adalah suatu proses yang berkesinambungan dan merupakan aktivitas dinamis yang mengarah kepada kebaikan, pembinaan dan pembentukan masyarakat yang bahagia dunia dan akhirat melalui ajakan yang terus-menerus kepada kebaikan serta mencegahnya dari perbuatan yang mungkar.

Karena itu, kegiatan dakwah merupakan kewajiban bagi umat Islam secara keseluruhan, baik secara individu sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya masing-masing maupun secara kelompok atau kelembagaan yang diorganisir secara rapi dan modern, dikemas secara baik dan profesional, serta dikembangkan secara terus menerus yang mengikuti dinamika perubahan zaman. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dalam mencapai keberhasilan suatu dakwah, maka efektifitas dan efisiensi dalam menyelenggarakan dakwah merupakan suatu hal yang perlu mendapat perhatian yang serius melalui strategi dakwah yang tepat. Karena itu berbagai upaya telah dilakukan untuk mewujudkan strategi dakwah yang tepat, termasuk dengan cara membangun tempat-tempat ibadah dalam hal ini langgar dan masjid.

Dalam hal ini dakwah Habib Muhammad Shadiq dengan mengunakan bentuk membangun fasilitas ibadah. Fasilitas ibadah menjadi sangat penting karena Islam bisa dilihat maju dan tidak, dilihat dari fasilitas ibadah atau tempat ibadahnya, disisi lain tempat ibadah sebagai tempat untuk shalat jama’ah para ummat muslim sekaligus sebagai tempat silaturrohim untuk memecahkan masalah ummat Islam. Hal itu juga dikatakan oleh Habib Muhammad Shadiq disaat penulis melakukan wawancara. Islam itu besar, kebesaran Islam bukan hanya dilihat dari jumlah pemeluknya, melainkan bisa dilihat dari sarana ibadahnya atau tempat-tempat ibadahnya, dikecamatan Tiris khususnya Perduren dan Tiris tempat-tempat ibadahnya banyak yang rusak ketika musim hujan masyarakat tidak nyaman untuk shalat karena atapnya bocor, hal itu sangat jarang dilakukan oleh pelaku dakwah (kiai/Habib) untuk dicarikan solusinya.

Mungkin dengan dakwah Bil Al-Hal dengan menyumbang materi (uang) dan material bangun dibeberapa masjid bermanfaat bagi ummat Islam dalam menjalankan aktivitas ibadahnya. Demikian pula, salah satu aspek perhatian yang dilakukan oleh Habib Muhammad Shadiq dalam melakukandakwahnya, iajuga menempuh jalur pembangunan dan pengembangan tempat-tempat ibadah (langgar dan masjid). Sebagai wujud dari realitas dakwah bi al-hal tersebut, maka Habib Muhammad Shadiq membangun langgar/musollah dan masjid di beberapa Desa di Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo.

Dakwah yang dilakukan oleh Habib Muhammad Shadiq dengan membagun tempat ibadah, juga diakui oleh salah satu masyarakat desa Sakheren yaitu Ustad Muhammad, Muhammad juga salah satu Takmir Masjid Nurul Hasanain yang pernah dibantu dana renovasi oleh Habib Muhammad Shadiq. Bantuan uang dari Habib Muhammad Shadiq sangat bermanfaat bagi masyarakat, biasanya disaat musim hujan masyarakat tidak shalat dimasjid karena atapnya bocor, ketika dapat bantuan dari Habib masyarakat sudah mulai shalat berjamaah di masjid. Disamping Habib Muhammad Shadiq memberi bantuan berupa renovasi masjid, Habib Muhammad Shadiq juga mendirikan langgar atau musholla di daerah-daerah yang fasilitas ibadahnya jauh dari untuk melakukan shalat jamaah, hal itu juga diakui oleh Sulaiman salah masyarakat Tiris Kabupaten Probolinggo.

Habib mohammad shadiq sangat peduli terhadap ibadahnya masyarakat, salah satunya dibuktikan dengan membangun langgar/musholla di desa tiris, sudah banyak tempat ibadah yang didirikan oleh Habib, bentuknya ada yang berupa pembangunan keseluruhan ada juga yang berupa renovasi, kepedulian Habib terhadap tempat ibadah membuat masyarakat menghormati Habib, apapun yang dikatakan Habib saya akan mengikutinya bukan hanya saya masyarakat juga demikian. Apa yang dilakukan oleh Habib Muhammad Shadiq, sebagai rasa tanggung jawab dirinya kepada ummat Islam, setidaknya tanggung jawab itu dikongkritkan dengan membangun tempat ibadah yang justru perananya sangat signifikan sekali kepada masyarakat Islam, karena langgar dan masjid sebagai tempat untuk mendekatkan diri kepada masyarakat sekaligus untuk mensosialisasikan tentang waktu sholat.

Kepedulian Habib Muhammad Shadiq juga diakui oleh Nur Hasan, dakwah Habib Mohammad Shadiq tidak melulu dengan perkataan  melainkan juga dengan perbuatan, memberi bantuan kepada masyarakat berupa bantuan renovasi masjid dan pembanguan musholla atau langgar, kepedulian Habib Muhammad Shadiq terhadap tempat ibadah membuat masyarakat mempercainya dan apa yang dikatakan oleh Habib selalu menjadi perintah yang harus dilakukan kalau tidak dilakukan atau dilaksankan dianggap menyimpang dari perintahnya. Disampaing dakwak dengan Bil Al-Hal dengan bentuk Bil-Mal (memberi bantuan kepada masyarakat untuk merevasi dan mendirikan tempat ibadah muslim)

b. Mendirikan Pesantren Sebagai Media Dakwah
Dakwah yang pada hakikatnya adalah suatu proses yang berkesinambungan dan merupakan aktivitas dinamis yang mengarah kepada kebaikan, pembinaan dan pembentukan masyarakat yang bahagia dunia dan akhirat melalui ajakan yang terus-menerus kepada kebaikan serta mencegahnya dari perbuatan yang mungkar. Karena itu, kegiatan dakwah merupakan kewajiban bagi umat Islam secara keseluruhan, baik secara individu sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya masing-masing maupun secara kelompok atau kelembagaan yang diorganisir secara rapi dan modern, dikemas secara  baik dan profesional, serta dikembangkan secara terus menerus yang mengikuti dinamika perubahan zaman.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dalam mencapai keberhasilan suatu dakwah, maka efektifitas dan efisiensi dalam menyelenggarakan dakwah merupakan suatu hal yang perlu mendapat perhatian yang serius melalui strategi dakwah yang tepat. Karena itu berbagai upaya telah dilakukan untuk mewujudkan strategi dakwah yang tepat, termasuk dengan cara membangun dan mengembangkan lembaga pendidikan dan lembaga sosial di lingkungan pondok pesantren.

Keberadaan pondok pesantren di nusantara ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah perkembangan pendidikan Islam di Indonesia. Dalam sejarah pondok pesantren, lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia ini selalu mendampingi masyarakat dari masa ke masa.Interaksi pondok pesantren dengan masyarakat terasa begitu erat, dan keduanya saling berpadu dengan berinternalisasi ke dalam nilainilai agama dan nilai-nilai sosial.

Karena itu nilai-nilai sosial masyarakat tersebut menjadi hal yang tak terpisahkan dari dunia pesantren. Usaha-usaha untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat pada dasarnya merupakan cita-cita dari berdirinya sebuah lembaga pendidikan. Kesejahteraan masyarakat dalam hal ini mencakup berbagai dimensi baik lahir maupun batin, material maupun spiritual.

 Lebih dari itu pendidikan menghendaki agar peserta didiknya menjadi individu yang dapat menjalankan kehidupan yang aman, damai, dan sejahtera. Oleh karena itu, pembangunan dan pengembangan lembaga pendidikan diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis dalam mewujudkan masyarakat yang aman, damai, dan sejahtera. Apa yang dilakukan oleh Habib Muhammad Shadiq semata-mata untuk menegakkan Islam, dan menjauhkan masyarakat dari sifat yang tidak benarkan oleh Islam itu sendiri, sebenarnya pesantren itu sendiri adalah bagian terpenting dari media dakwah itu sendiri, apalagi pesantren sebagai media dakwah yang signifikan untuk menanamkan Islam kepada masyarakat khususnya masyarakat pedalaman.

Habib Muhammad Shadiq juga dikenal dengan perjuangannya yang sekarang sudah mulai nampak keberhasilannya yaitu dengan mendirikan pondok pesantren di desa Brani Kecamatan Maron Kabupaten Probolinggo, pondok tersebut diberi nama Ahlusunnah wal Jamaah. Hal itu diungkapan oleh Habib Muhammad Shadiq sendiri, sebagaimana yang dikatakan dibawah ini. “Saya mendirikan pondok pesantren dengan tujuan supaya masyarakat bisa mapan dalan ilmu agama Islamnya, dengan pesantren masyarakat bisa menjadi lebih baik, karena pesantren sendiri tempatnya ilmu agama Islam, pada awalnya pesantren yang saya dirikan atas saran sebagian masyarakat karena di brani masyarakatnya jauh dari ajaran-ajaran Islam, mabuk-mabukan, judi.”

Dengan adanya pesantren masyarakat lambat laun sadar apa yang dilakukan itu salah, dan tidak sedikit masyarakat memondokan putra dan putri di pesantren Ahlussunnah Waljamaah. Sampai sekarang pesantren yang di dirikan menjadi pesantren besar di kecamatan Brani. Ini semua karena Allah. Pesantren brani yang diasuh oleh Habib Muhammad Shadiq, sangat memberi manfaat kepada kualitas Islamnya seseorang, dengan pesantren masayarakat mulai sadar apa yang dilakukan itu tidak benar dan salah, hal itu ditunjukan dengan masyarakat mensekolahkan putra dan putridnya dipesantren yang didirikan oleh Habib Muhammad Shadiq, kecintaan masyarakat terhadap pesantren itu bisa dilihat kuantitas santri yang setiap tahunnya bertambah itu bisa di buktikan dengan pesantren Alhlusunnah wal Jamaah menjadi pesantren terbesar di daerah brani.

5. Teladan Habib Muhammad Shadiq bin Husein Al-Hamid

Habib Muhammad Shadiq memulai dakwahnya ketika sudah menyelesaikan nyantri di pesantren darul hadis malang dengan pengasuh Prof. Dr. Habib Abdullah bin Abdul Qadir Bilfaqih, pada tahun (1968). Awal dakwah Habib dengan mendirikan pesantren Ahlusunnah Waljamaah di Brani dimana Habib Muhammad Shadiq berdomisili, pendidiran pesantren ini didasarkan masih banyak pengetahuan masyarakat terhadap ilmu agama Islam yang masih kurang, dan moral masyarakat yang tidak memperdulikan syariat Islam dalam keseharianya, hal itu didasarkan pada masyarakat di sekitar pesantren yang masyarakatnya banyak mabuk-mabukan, judi.

Dakwah yang lain Habib Muhammad Shadiq, yaitu melanjutkan perjuangan dakwah orang tuanya yang setiap hari menjadi tenaga pengajar Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong. Disisi lain dengan melanjutkan perjungan ayahya, Habib juga mempunyai tujuan untuk mendapatkan barokah dari almarhum KH. Muhammad Hasan Sepuh,sekaligus sebagai rasa tanggung jawab pengamalan ilmu yang didapatkan dari pesantren dimana diri beliau pernah nyantri.

Kealiman ilmu agama yang dimiliki oleh Habib Muhammad Shadiq, membuat dirinya menjadi rujukan bagi masyarakat desa Brani untuk menanyakan permasalahan yang hadapinya, dan tidak jarang para masyarakat berbondong-bondong kerumah Habib Muhammad Shadiq menanyakan langsung permasalahan yang di hadapi oleh masyarakat.

Gaya humoris Habib Muhammad Shadiq, juga dikatakan oleh Ustad Harianto, salah satu tangan kanan (khadem) Habib Muhammad Shadiq, disetiap kesempatan dimana Habib di undang pengajian oleh masyarakat, masyarakat selalu dibuat ketawa oleh Habib, sangat sedikit ditemukan jamaah yang mengikuti pengajian pulang terlebih dahulu sebelum acara selesai. Hal itu disebabkan oleh gaya humoris dan materi yang yang disampaikan menyentuh kepada masyarakat. Ketika ada pengajian bila penceramahnya Habib Muhammad Shadiq jumlah jemaahnya selalu memadati tempat pengajian.

Kepedulian Habib Muhammad Shadiq terhadap ummat Islam dengan memberi bantuan kepada tempat-tempat ibadah yang perlu di renovasi, sehingga berdampak kepada pandangan masyarakat bahwa Habib Muhammad Shadiq dikenal dengan sikap dermawannya, sikap dermawan Habib Mohammad Shadiq juga ditunjukan dengan sikap memberi bantuan kepada masyarakat miskin, semisal janda, anak yatim. Pada saat hari raya Idul Fitri Habib Muhammad Shadiq sering mendatangi Janda dan Anak Yatim untuk diberi bantuan.

6. Referensi

Diambil dari berbagai sumber

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya