Khutbah Jumat: Mencintai Rasulullah SAW dan Ahlul Bait

 
Khutbah Jumat: Mencintai Rasulullah SAW dan Ahlul Bait
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

KHUTBAH I

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ لَكَ اَلْحَمْدُ عَلَى نِعْمَةِ الْإِسْلَامِ وَالْاِيْمَانِ .وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْ جَعَلْتَنَا مِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

 أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

وقال الله تعالى: قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ.

قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Alhamdulillah mari kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah Jalla Jalaluhu, yang telah mengumpulkan dan memanggil kita, tidak lain untuk memuliakan kita sebagai jamaah Jumat yang merupakan para tamu Allah Jalla Jalaluhu yang dipanggil khusus langsung dalam Al-Qur'an. Dipanggil langsung dengan pangkat tertinggi sebagai manusia di sisi Allah, yaitu sebagai orang yang beriman. Allah SWT berfirman di dalam Surat Al-Jum’ah, ayat 9:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِن يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru dipanggil untuk melaksanakan salat pada hari Jumat, maka segeralah kalian mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui."

Dengarkanlah baik-baik apa kata Allah Jalla Jalaluhu yang telah menciptakan kita, yang menyayangi, dan menyiapkan segalanya untuk kehidupan kita di dunia dan akhirat.

Allah Jalla Jalaluhu memanggil dalam rangka membalas kasih sayang-Nya kepada kita karena kita sudah beriman kepada-Nya, memuliakan, mentauhidkan, mengesakan, serta menghilangkan segalanya dari dalam hati, sehingga hanya menempatkan Allah Jalla Jalaluhu yang ada di dada kita. Dan itulah tempatnya iman.

Ma'asyiral Muslimin sidang Jumat yang dimuliakan Allah,

Allah Jalla Jalaluhu memanggil orang mukmin dalam QS. Al-Jum'ah, ayat 9, agar cepat datang untuk mengikuti perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Juga untuk mempraktikkan apa yang diarahkan dan diperintahkan Allah Jalla Jalaluhu, yaitu mengikuti baginda Rasulullah SAW. Sebab, sebagai seorang muslim, kita tidak boleh lepas dari teladan beliau.

Bertakwa kepada Allah Jalla Jalaluhu tidak boleh untuk mencela satu sama lainnya, menceritakan kekurangan golongan kepada golongan lain atau merendahkan yang lainnya.

Semua itu karena Allah Jalla Jalaluhu sayang sekali kepada kita semuanya. Sebelum Adam ada, semuanya sudah diciptakan untuk kebaikan kita. Itulah kasih sayang Allah Jalla Jalaluhu. Sebelum kita wafat, Allah Jalla Jalaluhu telah menyiapkan Raudhatul Jannah. Sebelum kita ke akhirat sudah disediakan Surga Na'im. Lalu kalau begitu, apalagi yang kita inginkan? Semua itu akan dianugerahkan kepada kita dengan syarat selalu mengikuti Allah Jalla Jalaluhu, dan tidak sah mengikuti perintah Allah Jalla Jalaluhu kecuali dengan mengikuti Nabi Muhammad SAW.

Allah berfirman dalam QS. Ali Imran, ayat 31, artinya sebagai berikut: 

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

"Katakanlah (Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."

Katakan Ya Muhammad kepada hamba-Ku, Ummatmu, katakan kalau kalian benar-benar cinta kepada Allah Jalla Jalaluhu, merasa berterima kasih kepada Allah, diberi kehidupan, nyawa, udara, sehat, di beri segalanya, bahkan matahari yang kita perlukan. Kita tidak perlu bayar, dan waktu peredaran matahari tepat datangnya dan kapan dia pergi dan datang lagi. Bahkan kita semua mengatur waktu mengikuti jejaknya arah matahari. Lalau, siapa yang menciptakan itu semua kalau bukan Allah? Inilah wujud nyata kasih sayang Allah Jalla Jalaluhu.

Allah mengatakan dalam firman-Nya pada Surat Ali Imran, ayat 31, qul in kuntum tuhibbunallaha, jika kamu mencintai Allah, karena sesungguhnya manusia memiliki naluri untuk berbuat baik pada orang yang telah berbuat baik. Apalagi ini yang berbuat baik bukan manusia, melainkan Dzat yang Maha luar biasa, Dzat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yaitu Allah Jalla Jalaluhu.

Dalam firman-Nya di QS. Ali Imran: 31, dijelaskan kalau kalian benar-benar mencintai Allah Jalla Jalaluhu tidak ada lain jalannya kecuali mengikuti kekasih-Nya, yakni baginda Nabi Muhammad Rasulullah SAW. Ikuti jejak Rasulullah, akhlak dan keteladanannya, karena Rasulullah SAW tidak diutus kecuali sebagai rahmat bagi semesta.

Demikianlah kata Allah. Wajib menjadikan baginda Nabi Muhammad SAW sebagai panutan kita. Gerak-gerik langkah kita, usahakanlah dekat dengan Nabi Muhammad SAW. Mencontohnya dalam aktivitas di rumah, di tempat kerja, di jalan, ketika muda dan dewasa kita, bahkan sampai akan menjelang wafat, tetaplah meneladani Rasulullah SAW.

Kalau sudah mengikuti Rasulullah SAW, Allah Jalla Jalaluhu berjanji; yuhbibkumullah, niscaya Allah Jalla Jalaluhu akan mencintai kalian. Dan kalau sudah dicintai oleh Allah, maka tidak mungkin api neraka akan menyentuh kita. Inilah risalah Islam, ini adalah agama cinta yang saling mencintai, kita diwajibkan cinta kepada Allah Jalla Jalaluhu melalui baginda Nabi Muhammad SAW.

Ma'asyiral Muslimin sidang Jumat yang dimuliakan Allah,

Dalam Hadis yang shohih, Rasulullah SAW bersabda;

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

"Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga menjadikan aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia." (HR. Al-Bukhari)

Kita mencintai Nabi Muhammad SAW karena Rasulullah sudah luar biasa dalam berkorban, merindukan, memperhatikan, serta mencari yang mudah untuk kita. Setiap ada persoalan yang sulit atau mudah, Rasulullah SAW selalu memilihkan perkara yang mudah untuk umatnya.

Sampai pada saat akan menjelang wafatnya, Nabi Muhammad SAW selalu mengucap 'ummati ummati'. Beliau tetap selalu memperhatikan kita sampai nanti di akhirat. Ketika Rasulullah SAW dipersilakan sebagai orang pertama yang memasuki surga, beliau akan tetap sabar untuk sujud di hadapan Allah Jalla Jalaluhu, yang mana itu di dalam Al-Quran diterangkan berada dalam keadaan maqam mahmud (tempat yang terpuji).

Ketika semua manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar, dari Nabi Adam sampai akhir zaman, dikumpulkan oleh Allah dan semuanya (siapapun dia meski dulunya hebat, terkenal, punya jabatan, dan lainnya) diam, bungkam seribu bahasa.

Ketika persidangan belum dimulai, orang-orang bingung antara surga dan neraka. Maka Allah Jalla Jalaluhu sendiri yang menjawab; lillahil wahidil qahar, hanya milik Allah Jalla Jalaluhu yang Maha Perkasa.

Hai manusia siapapun Anda, jangan lupa Anda sebentar lagi akan wafat, mati, dan pasti dimintai pertanggungjawabannya.

Pada waktu itu, semuanya terguncang, Nabi Muhammad pun demikian. Semuanya lari kepada para Nabi. Tapi semuanya itu angkat tangan sambil mengakui perlakuannya di bumi yang mungkin menjadi penghalang. Kecuali baginda Nabi Muhammad SAW. Beliau yang akan menjadi jaminan kita semuanya.

Nabi Muhammad SAW ketika didatangi mengatakan, "Sayalah yang dijanjikan oleh Allah untuk memberikan syafaat kepada kalian," sebagai maqaman mahmuda, tempat paling terpuji ketika para Nabi, Rasul, Ulul Azmi, dan semuanya tidak berani menghadap kepada Allah Jalla Jalaluhu, Nabi Muhammad satu-satunya yang berani.

Apa yang dilakukan oleh baginda Nabi Muhammad SAW?

Saat itu tidak ada lagi shalat, sujud, tapi beliau melakukannya demi untuk kita. Dulu kita di dunia diperintahkan untuk sujud dan mendekatkan diri kepada Allah Jalla Jalaluhu, di akhirat tidak ada lagi. Ketika Nabi Muhammad sujud di hadapan Allah Jalla Jalaluhu. Lalu Allah mengatakan, "Wahai Muhammad angkat kepalamu, tidak ada sujud lagi di sini, tapi engkau adalah menghormati-Ku, meminta kepada-Ku, karena engkau tahu yang paling dekat dengan-Ku adalah ketika sujud. Angkatlah kepalamu, aku tahu engkau sudah memperhatikan umatmu, engkau sayang kepada umatmu, angkat kepalamu. Aku telah izinkan engkau memberikan syafaat, menolong siapapun yang engkau ingin tolong Ya Muhammad."

Tidak cukup hal itu oleh Allah, ditunjukan lagi satu oleh-Nya "mintalah!" Hal itu dilakukan agar semua umat Nabi Muhammad SAW tahu maqamnya Rasulullah SAW. Lalu satu hal yang keluar dari lisan makhluk Allah paling mulia itu, baginda Nabi hanya mengatakan; 'ummati ummati Ya Rabb', umatku umatku ya Allah, jangan sampai ada yang tersentuh dengan api neraka ya Allah. Aku minta agar umatku lebih dulu masuk surga dibanding yang lain. Dan Allah telah mengabulkan ini semua. Demikian itu sebab merupakan sebagian dari kasih sayangnya baginda Nabi Muhammad SAW. Maka kemudian Allah Jalla Jalaluhu memerintahkan kepada kita untuk mencintai Nabi Muhammad SAW.

Kita diwajibkan mencintai Nabi Muhammad SAW, karena beliau telah berjuang untuk semua dari sejak di dunia, sampai di akhir hayatnya, bahkan sampai di alam kuburnya.

Banyak Hadis yang menerangkan hal itu. Tidak cukup di situ, bahkan juga sampai di akhirat, Padang Mahsyar. Tidak ada makhluk yang melibihi rahmat Nabi Muhammad SAW.

Ma'asyiral Muslimin sidang Jumat yang dimuliakan Allah,

Allah SWT berfirman di dalam Surat As-Syura, ayat 23:

ذَٰلِكَ الَّذِي يُبَشِّرُ اللَّهُ عِبَادَهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ ۗ قُل لَّا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَىٰ ۗ وَمَن يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَّزِدْ لَهُ فِيهَا حُسْنًا ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ

“Karunia besar itu sendiri adalah sesuatu yang dijanjikan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan taat. Katakan, wahai Rasul, "Aku tidak mengharapkan imbalan dari penyampaian misi suci ini kecuali agar kalian mencintai Allah dan Rasul-Nya pada saat mendekatkan diri kepada-Nya dengan melakukan perbuatan baik." Barangsiapa yang benar-benar taat, Allah pasti akan melipatgandakan pahalanya. Allah benar-benar luas ampunan-Nya kepada orang-orang yang berdosa, dan Maha Berterimakasih atas perbuatan baik hamba-hamba-Nya.”

Mengenai hal ini Rasulullah SAW juga bersabda tentang anjuran untuk mencintainya dan juga Ahlul baitnya. Rasulullah bersabda;

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَحِبُّوْا اللهَ لِمَا يَغْذُوْكُمْ مِنْ نِعَمِهِ وَأَحِبُّوْنِيْ بِحُبِّ اللهِ وَأَحِبُّوْا أَهْلَ بَيْتِيْ بِحُبِّيْ

Artinya: “Dari Abdullah bin Abbas r.a, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Cintailah Allah atas nikmat yang telah diberikan oleh-Nya, dan cintailah aku karena cinta kepada Allah serta cintailah Ahli Baitku karena cinta kepadaku." (HR. At-Tirmidzi)

Mudah-mudahan Allah Jalla Jalaluhu memberikan anugerah keberkahan dalam majelis yang mulia ini. Semoga hati kita benar-benar diketuk untuk benar-benar merasakan cinta kepada Allah Jalla Jalaluhu. Cinta kepada Rasulullah SAW serta keluarganya, sesama muslim, khususnya ibu dan ayah kita.

Mudah-mudahan jumat ini melembutkan hati kita. Tumbuh rasa kasih sayang antara kita, di dalam kehidupan dunia ini. Dan semoga Allah SWT selalu memberkahi kehidupan kita. Amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي اْلُقْرءَانِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهٗ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.


Oleh Dr. Habib Ahmad Al-Kaff, MA.
(Pengasuh Pondok Pesantren Hikmatun Nuur, Jakarta Timur)
___________

Editor: Hakim