Arti di Balik Nama-Nama Bulan Dalam Kalender Hijriyah

 
Arti di Balik Nama-Nama Bulan Dalam Kalender Hijriyah
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Tahun Baru Islam disebut juga dengan Tahun Baru Hijriyah. Tahun Hijriyah merupakan tahun yang menjadi pedoman umat Islam dalam menandai peristiwa bersejarah. Berbeda dengan Kalender Masehi, Kalender Hijriyah berdasarkan perputaran bulan mengelilingi bumi. Sehingga ketika malam menjelang berarti menandai masuknya perhitungan tanggal baru.

Kalender Hijriyah ditentukan pertama kali atas inisiatif Amirul Mukminin Umar bin Khattab pada tahun 17 H, yakni tahun keempat kepemimpinannya. Penentuan ini dilakukan melalui musyawarah bersama para Sahabat yang lain, di antaranya adalah Ali bin Abi Thalib dan Usman bin Affan.

Kemudian disepakatilah bahwa Kalender Hijriyah dihitung sejak hari pertama hijrahnya Nabi Muhammad SAW menuju Madinah pada tahun ke-13 Kenabian, yang bertepatan pada tahun 622 Masehi. Sedangkan urutan bulan dimulai dari Bulan Muharram dan diakhiri Bulan Dzulhijjah.

Sebagaimana disebutkan di dalam Al-Quran, bahwa jumlah bulan dalam setahun adalah 12. Demikian pula di dalam Kelender Hijriyah. Terdapat 12 nama bulan yang mempunyai arti berbeda.

Berikut penjelasan arti nama-nama bulan di dalam Kelender Hijriyah, sebagaimana dikutip oleh Ibnu Kasir di dalam kitab tafsirnya Tafsir Al-Quran Al-‘Adhim, dari Syaikh Alamuddin As-Sakhawi:

1. Muharram (مُحَرَّمٌ)

Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriyah, dan termasuk salah satu bulan yang dimuliakan. Menurut Ibnu Kasir, penamaan Muharram juga sebagai penegasan bahwa bulan ini memang dimuliakan, karena berasal dari kata haram, yang berarti ‘terlarang’. Dalam tradisi orang Arab, dilarang melakukan peperangan di bulan ini. Biasanya peperangan dilakukan dalam setahun dan ditinggalkan setahun, sementara Muharram ini sebagai titik pergantiannya.

2. Shafar (صَفَرٌ)

Shafar adalah bulan kedua dalam Kalender Hijriyah. Nama Shafar berasal dari kata shifrun, yang berarti kosong. Bulan ini dimakan Shafar karena menjadi momen orang Arab meninggalkan perkampungannya. Mereka keluar untuk perang atau melakukan perjalanan.

3. Rabiul Awal (رَبِيْعُ الْأَوَّلِ)

Rabiul Awal adalah bulan ketiga dalam Kalender Hijriyah. Nama Rabiul Awwal berasal dari kata rabiun, yang berarti semi atau musim bunga. Dikatakan demikian sebab bertepatan dengan musim semi.

Dalam konteks umat Islam, Bulan Rabiul Awal juga merupakan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang peringati dan dirayakan oleh umat Islam dengan berbagai acara, di antaranya dengan pembacaan Maulid Nabi, bersedekah, dll.

4. Rabiul Akhir (رَبِيْعُ الْآخِرِ) atau Rabius Tsani (رَبِيْعُ الثَّانِيْ)

Rabiul Akhir disebut juga Rabius Tsani adalah bulan keempat dalam Kalender Hijriyah. Penamaan ini sama artinya sebagaimana bulan Rabiul Awal yakni musin semi atau musim bunga. Hal ini disebabkan karena di bulan ini masih bertepatan dengan musim semi di Arab. Bulan ini juga disebut sebagai masa kembalinya orang Arab dari dari perang atau perjalanan.

5. Jumadil Awal (جُمَادِى الْأَوَّلِ) atau Jumadil Ula (جُمَادِى الْأُوْلَى)

Jumadil Awal adalah bulan kelima dalam Kalender Hijriyah. Nama Jumadil Awal atau Jumadil Ula berasal dari kata jumad, yang berarti membeku. Orang Arab menyebutnya demikian karena sesuai dengan yang terjadi di musim dingin, di mana air membeku.

6. Jumadil Akhir (جُمَادِى الْآخِرِ) atau Jumadis Tsaniyah (جُمَادِى الثَّانِيَّةِ)

Jumadil Akhir atau Jumadis Tsaniyah adalah bulan keenam dalam Kalender Hijriyah. Nama Jumadil Akhir atau Jumadis Tsaniah juga berasal dari kata jumad sebagaimana Jumadil Awal, yang berarti membeku. Dinamakan demikian karena di bulan ini masih kondisinya masih seperti Jumadil Awal.

7. Rajab (رَجَبٌ)

Rajab adalah bulan ketujuh dalam Kalender Hijriyah, dan termasuk salah satu bulan yang dimuliakan. Nama Bulan Rajab berasal dari kata rajaba atau tarjib , yang berarti menghormati atau mengagungkan.

Dinamakan demikian, sebab orang Arab dahulu melepaskan tombak dari besi tajamnya untuk menahan diri dari peperangan.

Dalam konteks umat Islam, Bulan Rajab juga disebut sebagai ‘bulan istighfar’, yang sangat dianjurkan untuk memohon ampunan kepada Allah SWT.

8. Sya’ban (شَعْبَانُ)

Sya’ban adalah bulan kedelapan dalam Kalender Hijriyah. Nama Sya’ban berasal dari kata sya’aba, yang berarti bercabang atau berpencar. Dinamkan demikian, sebab orang Arab dahulu berpencar ke berbagai tempat, termasuk di gua-gua untuk mencari sesuatu.

Dalam konteks umat Islam, Bulan Sya’ban merupakan ‘bulan persiapan’ untuk menyambut Bulan Ramadhan. Di bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak puasa sunnah, terutama pada tanggal 15 Sya’ban yang disebut juga sebagai Nishfu Sya’ban.

9. Ramadhan (رَمَضَانُ)

Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam Kalender Hijriyah, dan merupakan bulan yang paling mulia dan penuh berkah. Nama Ramadhan berasal dari kata ramadha, yang berarti panas yang menyengat atau membakar. Dinamakan demikian karena di bulan ini matahari terasa sangat panas dan menyengat.

Dalam konteks umat Islam, Bulan Ramadhan adalah ‘bulan puasa’. Di bulan ini umat Islam wajib berpuasa dengan menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa mulai saat terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Di bulan ini juga terdapat malam Lailatul Qadar, yaitu malam yang istime dan lebih baik dari seribu bulan.

10. Syawwal (شَوَّالٌ)

Syawwal adalah bulan kesepuluh dalam Kalender Hijriyah. Nama Syawwal berasal dari kata syala, yang berarti mengangkat atau meninggalkan. Dinamakan demikian, sebab di bulan ini banyak unta betina yang kekurangan air susu.

Dalam konteks umat Islam, Bulan Syawwal adalah ‘bulan kemenangan’ setelah menyelesaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Di bulan ini juga umat Islam merayakan Idul Fitri, yaitu hari yang penuh suka cita dan menjadi momentum untuk saling memaafkan. Bahkan di Indonesia, terkenal dengan acara Halal bi Halal, yang dimaksudkan untuk saling memaafkan di antara sesama.

11. Dzulqo’dah (ذُوالْقَعْدَةِ)

Dzulqo’dah adalah bulan kesebelas dalam Kalender Hijriyah, dan termasuk dalam bulan-bulan suci. Nama Dzulqo’dah berasal dari kata qa’ada, yang berarti duduk istirahat atau tidak berangkat. Dinamakan demikian sebab di bulan ini, orang Arab dahulu tidak banyak melakukan aktivitas, hanya duduk istirahat dan tidak berangkat untuk perang. Selain itu, dikarenakan bulan ini juga termasuk bulan yang dimuliakan dan tidak boleh melakukan peperangan.

Sedangkan dalam konteks umat Islam, Bulan Dzulqo’dah juga merupakan bulan istirahat bagi umat Islam sebelum melaksanakan ibadah haji di bulan berikutnya.

12. Dzulhijjah (ذُوْالْحِجَّةِ)

Dzulhijjah adalah bulan kedua belas dan terakhir dalam Kalender Hijriyah, dan merupakan bulan yang paling agung dan penuh kebaikan. Nama Dzulhijjah berasal dari kata hajj, yang berarti haji atau berkunjung. Dinamakan demikian, karena di bulan ini, orang Arab dahulu melakukan kunjungan menuju Kakbah.

Sedangkan dalam konteks Islam, Bulan Dzulhijjah merupakan satu-satunya momentum untuk melaksanakan ibadah haji. Semua umat Islam dari seluruh dunia berkumpul di Tanah Suci Makkah untuk melaksanakan ibadah haji. Di bulan ini juga umat Islam merayakan Hari Raya Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah.

Selain itu, Bulan Muharram merupakan ‘bulan pengorbanan’ bagi umat Islam, yakni bulan untuk melaksanakan ibadah qurban pada tanggal 10-13 Dzulhijjah. Sedangkan Hari Raya Idul Adha dilaksanakan pada tanggal 10.

Demikian nama-nama bulan dalam Kalender Hijriyah yang disertai makna sebagaimana dinukil dari Kitab Tafsir Al-Qur’an Al-Adhim karya Ibnu Kasir dengan penambahan informasi lainnya.

Semoga bermanfaat. []


Penulis: Abd. Hakim Abidin

Editor: Attha Hareldi