Nabi SAW Tertawa Melihat Kelucuan Sahabat ketika Dijelaskan Dajjal

 
Nabi SAW Tertawa Melihat Kelucuan Sahabat ketika Dijelaskan Dajjal
Sumber Gambar: Unsplash.com, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Di dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin, Kitab Majmu’ dan beberapa Kitab Hadits disebutkan Suatu saat Nabi SAW berdiri di Masjid. Disana ada sekelompok sahabat yang berdoa, ada pula sekelompok sahabat yang diskusi tentang masalah halal haram. Nabi sempat berkata kepada mereka yang berdoa, Kalau Allah berkehendak ya dikabulkan, kalau Allah tidak berkehendak ya tidak mengabulkan. Sedangkan itu yang di sana ada majelis yang mendiskusikan ilmu. Yang mana itu hal yang penting dan pasti ada benarnya. Di Majelis ilmu itu Islam sangat diuntungkan. Sehingga Nabi mengarahkan untuk ikut majelis diskusi ilmu tersebut. Karena jika diskusi ilmu yang yang untung tidak hanya orang tersebut, tetapi peradaban islam selanjutnya juga diuntungkan.

Bayangkan jika ada bahasan tentang zina itu haram dan merusak keturunan dan tatanan sosial, maka sekian generasi bisa terselamatkan. Sementara ketika doa hanya berbicara dan seringnya mementingkan diri sendiri. Tentu ini bukan bermaksud menyalahkan orang yang berdoa, tetapi melihat konteks dan urgensi kemaslahatan luas yang dihasilkan ketika ada orang yang berkumpul untuk membahas suatu ilmu.

Suatu saat Nabi bercerita tentang turunnya Dajjal. Beliau bercerita bahwa “Besok banyak orang kelaparan di akhir zaman.” Semua butuh makan dan kehausan kata Nabi SAW. Lalu ada sahabat yang berkata, “Wah Astaughfirullah, gawat ini”. Lalu Nabi lanjut berkata, “Dajjal datang membawa makanan dan minuman, betapa menariknya dalam keadaan seperti itu, Kalau kamu menerima rotinya dajjal, dan minumannya maka neraka kamu nanti”. Karena apa yang dikatakan neraka oleh dajjal maka sesungguhnya itu Surga, tetapi jika yang ditawarkan Dajjal itu surga maka sesungguhnya adalah neraka.” Syaratnya menerima makanan dan menirma minuman itu harus kafir dulu, mengingkari Allah dulu.

Lalu sahabat panik dan menangis. Setelah itu Nabi SAW lanjut berkata “Kalau Dajjal datang, dan Aku masih hidup, maka aku yang akan melawan Dajjal, Kamu tenang saja.”  Ini sungguh karakter pemimpin sejati yang dimiliki Nabi SAW.

“Tapi jika Aku sudah tidak ada, maka Allah yang akan mengurusi Dajjal.” Lalu dari belakang ada sahabat dari Badui berkata, “ Ya Rasulallah coba begini saja, Bagaimana kalau saya makan rotinya Dajjal, minum minumannya Djjal, tetapi saya tetap Islam, Dajjal saya bohongi.” Nabi akhirnya tertawa, dan semua pun ikut tertawa. Padahal sudah cerita kiamat yang dahsyat seperti ini, tiba-tiba ada pertanyaan yang konyol. Lalu lanjut, badui ini bertanya “bagaimana Ya Nabi?’’  Nabi hanya tertawa, “Ada-ada aja kamu ini”


Tulisan ini merupakan catatan yang diolah dan dikembangkan dari pengajian KH. Bahaudin Nursalim (Gus Baha). Tim redaksi bertanggungjawab sepenuhnya atas uraian dan narasi di dalam tulisan ini.

______

Penulis: Athallah Hareldi