Syahadat Mengantar Seseorang Menuju Tingkatan Selanjutnya

 
Syahadat Mengantar Seseorang Menuju Tingkatan Selanjutnya
Sumber Gambar: IG @mastercorbuzier, Ilustrasi: Laduni.ID

Laduni.Id, Jakarta - Allah memberikan kemudahan kepada semua yang hadir di dalam majelis kebaikan, dimana lingkaran yang tingkatan pertamanya adalah syahadat. Sungguh besar kalimat dua syahadat ini dan maknanya sangatlah agung.

Apabila seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengetahui maknanya, maka ia sedang memasuki tingkatan keimanan dan ia akan menjajaki tingkatan sedikit demi sedikit. Selain itu seseorang tersebut berarti sedang memaknai pensucian kepada Allah SWT, dan termasuk ke dalam menjauhi hal yang tidak pantas bagi penyifatan kepada Allah SWT.

Syahadat membentuk keimanan kepada semua sifat-sifat Allah SWT. Jika sudah begitu maka keimanan tersebut akan mengantarkan kita kepada kecintaan Allah SWT, takut kepada Allah SWT dan berharap hanya kepada Allah SWT.

Begitu juga ketika kita bersaksi kepada Nabi SAW, maka kesaksian itu akan mengantarkan kepada kecintaan kepada Nabi SAW, seluruh sahabat Nabi dan seluruh keluarga Rasulullah SAW serta umatnya Nabi SAW secara umum. Dan itu semua otomatis mengantarkan ia kepada mempercayai seluruh Nabi dan Rasul yang diutus, mempercayai malaikat dan hari akhir. Karena Nabi SAW diutus untuk menyebarkan maklumat-maklumat tersebut. Dari situ, jika kita pikirkan maka begitu dahsyatnya dua kalimat ini.

Hakikat keimanan berkaitan dengan batin manusia dan sanubari dimana disitu terkandung kepercayaan dan iman. Hal itu menjadi kuat dengan mengamalkan nilai-nilai keimanan.

Keimanan yang ada di dalam hati seseorang akan semakin kuat, semakin meresap dengan amalan-amalan. Begitu juga sebagaimana Allah memberikan jalan kepada kita untuk berzikir (mendekatkan diri) kepada Allah, sehingga hati kita, lisan kita tersambung dengan Allah. Dimana tujuannya adalah agar kita menjadi orang yang bersuci,  bebenah diri, memperbaiki batin kita dan juga agar mengingatkan kita akan hubungan kita kepada Allah SWT.

Dzikir dan ibadah manfaatnya kembali kepada orang yang melakukannya. Yang dapat untung bukan Allah, tetapi orang tersebut yang melaukan. Sebab dzikir dan ketaatan seseorang tidak menambah keagungan Allah, tidak pula menambah kemuliaan Allah yang sudah yang teramat Agung dan teramat Mulia. Justru orang yang berzikir dia yang menuai manfaat dari amalan dan zikir yang dia lakukan.

Sebagaimana dalam Hadits Qudsi, Allah SWT meyatakan: “Wahai hamba-hambaku kalian tidak akan mampu mencapai kepada perbuatan yang bisa mencelakakan, mencederai Aku dengan kemaksiatan kalian. Dan juga kalian tidak akan mampu melakukan amalan yang bisa menguntungkan Allah subhanahu wa ta'ala dengan amalan kalian”

Sehingga seandainya semua diantara makhluk Allah ta'ala masing-masing menjadi seperti orang yang paling bertaqwa di alam semesta, maka itu sama sekali tidak menambah kekuasaan dan kerajaannya Allah. Tidak menjadi bertambah dengan itu semua dan justru kita yang beruntung.


Tulisan ini merupakan catatan yang diolah dan dikembangkan dari pengajian subuh Al Habib Umar bin Hafidz ketika Rihlah Dakwah ke Indonesia. Tim redaksi bertanggungjawab sepenuhnya atas uraian dan narasi di dalam tulisan ini.

____

Penulis: Athallah