Pezina dan Syahadat Bukan Bandingan, Ini Penjelasannya

 
Pezina dan Syahadat Bukan Bandingan, Ini Penjelasannya
Sumber Gambar: Unplash.com, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Ada sebuah hadits yang menyebutkan bahwa siapa yang bersyahadat, meskipun ia zina maka ia tetap berhak mendapatkan ampunan bahkan surga. Lalu ada yang berpikiran, seakan-akan islam memperbolehkan zina. Tentu pola beripikrnya tidak seperti itu. Justru hadits yang terkait ini menunjukan kaidah bahwa, kebenaran yang absolut itu tidak boleh terganggu dengan perilaku sosial.

Misalkan ada soal satu tambah satu, maka jawabannya adalah dua. Siapapun yang menjawab, entah itu guru, koruptor, pekerja seks komersial, bos, atau bahkan ulama. Semua akan menjawab hasilnya dua. Dimana ini menjelaskan bahwa kebenaran absolut tidak terpengaruh oleh status sosial seseorang. Meskipun ia yang menjawab adalah pezina, atau guru maka jawaban bahwa hasilnya adalah dua ini tidak mempengaruhi benar atau tidaknya kebenaran itu.

Eksistensi bahwa Allah SWT adalah Tuhan adalah eksistensi kebenaran yang absolut. Siapapun yang mengatakan bahwa Tuhan adalah Allah, meskipun ia pezina atau siapapun maka kebenaran itu tetaplah benar, absolut dan sah.

Sehingga hadits yang menceritakan hubungan antara kalimat syahadat dan pezina itu bukanlah tentang logika bahwa islam melegalkan zina. Zina tentu sangat buruk dan tidak diperkenankan. Hal ini dibenci oleh Allah dan Rasul Nya. Tetapi  ini menjelaskan hal lain, bahwa absolutisme kebenaran itu tidak bersyarat apapun. Bahkan seorang kafir yang tidak islam selama puluhan bahkan ratusan tahun, ketika ia melafalkan dan mengimani syahadat Lailaha Illah, berarti sudah sah menjadi seorang muslim. Karena kalimat ini adalah kalimat yang menyebabkan orang kafir menjadi muslim.

Sehingga dari hal ini kita akan memahami dan akan menolak paham takfiri juga, yaitu paham yang mudah mengkafirkan. Karena kalimat syahadat La ila ha Ilallah saja bisa mengislamkan orang kafir, lalu mengapa orang yang berdzikir menyebut kalimat tahlil La ila ha ilallah ini bisa kafir. Tentu ini sebuah pemahaman yang kurang tepat dan dirasa kurang memahami dari sebuah esensi.

Semoga kita semua dijauhkan dari keburukan di dunia dan di akhirat. Aamiin

Wallahu A’lam.


Sumber: Tulisan ini merupakan catatan yang diolah dan dikembangkan dari pengajian Gus Baha. Tim redaksi bertanggungjawab sepenuhnya atas uraian dan narasi di dalam tulisan ini.

_______

Penulis: Athallah Hareldi