Keutamaan Hadir Majelis Ilmu

 
Keutamaan Hadir Majelis Ilmu
Sumber Gambar: Unplash.com, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Alhamdulillah atas nikmat Allah yang  memberikan taufik hidayah kepada kita semuanya. Semoga Allah menerima amalan kebaikan kita semua. Dijelaskan bahwasannya kehadiran kita di satu majelis saja, jika diterima oleh Allah maka satu amalan menghadiri satu majelis itu akan memberikan manfaat dalam kehidupan kita dan saat kematian.

Hadirnya seseorang di dalam majelis ilmu yang hakikatnya adalah mendekatkan diri kepada Allah akan memberikan manfaat yang besar di dunia, di alam kubur, hingga di akhirat. Manfaatnya ini juga akan tersambung untuk keluarganya. Manfaatnya bahkan untuk setelah kematian kelak. Karena itu, hendaknya kita meminta kepada Allah anugerah berupa qobul penerimaan dari Allah atas apa yang kita lakukan.

Di dalam Hadis Qudsi Allah ta'ala berfirman “Apabila hambaku taat kepadaku maka Aku Ridho kepadanya, dan apabila Aku Ridho kepada hambaku tersebut, Aku berikan berkah kepadanya dan keberkahanku tiada akhir dan penghabisan baginya, dan apabila hambaku bermaksiat kepadaku maka Aku murka marah kepadanya dan apabila Aku marah, Aku melaknat orang tersebut, dan laknatku itu bisa sampai kepada tujuh turunan dari anak-anaknya.”

Dan juga di Hadis Qudsi yang awal tadi lanjutnya disebutkan "Wahai hambaku Seandainya kalian semua manusia dan jin melakukan perbuatan yang kelakuannya sebejat makhluk yang paling bejat di alam semesta. Semuanya berkelakuan sebagai sebejat-bejatnya makhluk di alam semesta, maka itu sama sekali tidak mengurangi kerajaan-Ku sama sekali."

Dikatakan bahwasanya mengucapkan dua kalimat syahadat itu seperti menanam benih. Sehingga sebelum pohon tumbuh dan berbuah maka itu benihnya dicontohkan seperti mengucapkan dua kalimat syahadat. Benih tersebut tumbuh menjadi pohon, lalu bercabang dan memiliki dedaunan, bunga yang bermekaran indah dan juga buah yang manis.

Semua hakikat-hakikat agama dan hakikat Iman tumbuh dari benih dua kalimat syahadat dan benih apabila ditanam di tanah yang subur dan juga disiram dengan air yang murni maka akan menghasilkan pohon yang indah dan buah yang manis dan begitu pula benih syahadat apabila disirami dengan air yang murni, yakni dengan kehadiran di majelis ilmu dan hikmah maka dari situ akan berbuah amalan-amalan keimanan.

Maka jika itu semua dilakukan akan membuka makna dan mata hatinya. Mulai terbukalah hakikat dari pada agama. Lalu hati akan menjadi hidup, dan apabila hati hidup tidak akan mati tubuh dan jasad seorang tersebut.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَجِيْبُوْا لِلّٰهِ وَلِلرَّسُوْلِ اِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيْكُمْۚ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ يَحُوْلُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهٖ وَاَنَّهٗٓ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ (٢٤)

24. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.

Apabila Allah memanggil mengajak kepada suatu ajakan yang akan menghidupkan, yaitu seruan tentang kebaikan, keimanan, petunjuk jihad atau segala sesuatu kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat maka hendaknya kita berusaha menerima daan mengusahakan hal tersebut. Agar hati kita senantiasa terbuka dan tersinari. 


Tulisan ini merupakan catatan yang diolah dan dikembangkan dari pengajian subuh Al Habib Umar bin Hafidz ketika Rihlah Dakwah ke Indonesia. Tim redaksi bertanggungjawab sepenuhnya atas uraian dan narasi di dalam tulisan ini.

____

Penulis: Athallah