Buletin Jumat Laduni.ID Edisi 72: Berinfak Sebelum Datangnya Ajal

 
Buletin Jumat Laduni.ID Edisi 72: Berinfak Sebelum Datangnya Ajal

Buletin Jumat Laduni.ID resmi untuk dicetak jarak jauh
Laduni.ID, Jakarta - Allah SWT memerintahkah kepada setiap diri manusia mukmin agar menginfakkan sebagian harta yang mereka miliki, baik untuk kepentingan keluarga, kepentingan masyarakat, atau pun kepentingan lainnya, sebagaima Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خُلَّةٌ وَلَا شَفَاعَةٌ ۗ وَالْكَافِرُونَ هُمُ الظَّالِمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim”. (QS. Al-Baqarah, 02:254).

Ayat ini mengingatkan kita semua agar jangan sampai menahan infak yang harus diberikan kepada mereka yang berhak, sehingga datang suatu masa, yang pada saat itu tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan, dan tidak ada pula syafaat atau pertolongan. Saat-saat seperti ini sering diterjemahkan dengan datangnya hari kiamat, sebenarnya bukan hanya itu saja. Saat-saat seperti itu di mana tidak terjadi lagi transaksi jual beli, persahabatan dan pertolongan satu sama lain, dan tidak ada yang memberikan bantuan, terjadi juga pada saat kita menghadapi akhir hayat kita. Bukankah semua harta yang kita miliki, semua perusahaan yang ada pada tangan kita, semua persahabatan dan semua anak-anak kita, tidak akan mampu menebus kematian kita.

Akhir hayat itu atau disebut dengan kematian adalah sesuatu yang tidak bisa dimajukan atau diundur, atau ditebus dengan apapun meskipun orang itu memiliki dunia dengan segala isinya. Anak-anaknya meskipun mempunyai jabatan-jabatan tinggi, banyak yang menjadi ilmuan, banyak yang menjadi dokter, teman-teman sejawatnya yang memiliki kekayaaan dan kedudukan, semuanya tidak akan mampu menebus kematian seseorang. Maka sebelum datangnya ajal itulah, jauh sebelum ajal itu datang hendaknya kita memperbanyak infak yang bersifat umum, baik infak wajib, maupun infak sunnah. Infak wajib misalnya nafkah untuk keluarga, zakat, dan kifarat.

Sedangkan infak sunnah terdiri dari sedekah, hadiah, pemberian, hibah, dan wasiat. Pada setiap saat, seorang manusia mukmin, memiliki kesempatan untuk berinfak, maka gunakanlah kesempatan itu, bila tidak, maka kesempatan itu akan lenyap dari dirinya yang tersisa padanya tinggal penyesalan yang tidak lagi bisa ditebus dengan suatu apapun.


_______________________________________________________

Buletin Jum’at  laduni.ID edisi 72  file PDF bisa dibaca dan DOWNLOAD DI SINI
Simak Biografi Syekh Ihsan Al-Jampesi
Simak juga inovasi Laduni.ID dalam menampilkan grafis chart silsilah guru beliau Di SINI