Ziarah di Makam Syaikh Ibrahim Musa Parabek, Muassis Pesantren Sumatera Thawalib Parabek

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam Syaikh Ibrahim Musa Parabek, Muassis Pesantren Sumatera Thawalib Parabek

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - Syaikh Ibrahim Musa beliau adalah ulama besar dari Sumatera Barat. Syaikh Ibrahim Musa bergelar Inyiak Parabek, beliau adalah ulama, politikus, dan pengajar Indonesia. Syaikh Ibrahim Musa adalah seorang ulama dan pembaharu yang sangat berjasa dalam dakwah Islam di Minangkabau.

Dalam usaha pembaharuan dan dakwah, beliau mempunyai prinsip yang mendasar dalam pengembangan ilmu pengetahuan agama yang ditanamkan kepada murid-muridnya. Syaikh Ibrahim Musa tidak hanya memfokuskan kepada satu mazhab atau satu aliran saja. Prinsip dalam mengembangkan pengetahuan agama yang beliau tanamkan kepada murid-muridnya ialah tidak boleh menutup mata pada satu mazhab saja, tapi boleh mengambil yang lain sebagai studi perbandingan, prinsip yang merupakan slogan itu dilukiskan dalam ijazah Sumatera Thawalib, matangkan satu-satu lalu ambil yang lain untuk jadi perbandingan dan jangan menutup diri pada satu mazhab saja.

Profil

Syaikh Ibrahim Musa Parabek lahir di Desa Parabek, Banuhampu, Bukittinggi, pada 12 Syawal 1301 H (15 Agustus 1884 M), dari ayahanda seorang ulama kaya, Syaikh Muhammad Musa bin Abdul Malik Al Qarhawy dan Ibunda bernama Ureh.

Syaikh Ibrahim Musa Parabek termasuk ke dalam kategori ulama pembaharu, setelah tiga serangkai ulama pembaharu Minangkabu lainnya, seperti Syaikh Muhammad Djamil Djambek, Abdullah Ahmad, dan Haji Rasul (Abdul Karim Amrullah).

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi Syaikh Ibrahim Musa Parabek

Guru-guru beliau selama menuntut ilmu adalah:

  1. Syaikh Muhammad Musa bin Abdul Malik Al Qarhawy
  2. Tuanku Mato Aia
  3. Tuanku Mato Angin
  4. Tuanku Abdul Samad
  5. Syaikh Jalaluddin Alkasai
  6. Tuanku Abdul Hamid
  7. Syaikh Ahmad Khatib al-MinangKabawi
  8. Syaikh Muhammad Djamil Djambek
  9. Syaikh Ali bin Husein
  10. Syaikh Mukhtar al- Jawi
  11. Syaikh Yusuf al-Hayat

Lokasi Makam

Syaikh Ibrahim Musa berpulang ke Rahmatullah pada hari Kamis, 20 Juli 1963 pukul 21.10 WIB, di kediamannya Parabek. Jenazah beliau dikebumikan esok harinya seusai shalat Jumat. Jenazah beliau dimakamkan di komplek Masjid Jami' Parabek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam Syaikh Ibrahim Musa banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Jombang saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di Masjid Jami Parabek, Kabupaten Agam.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam Syaikh Ibrahim Musa , dimudahkan dalam mencari ilmu, dimudahkan dalam hajatnya, dimudahkan dalam mencari rezeki, dan dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak sholeh dan sholehah

Peninggalan

1. Pendiri Pondok Pesantren
Syaikh Ibrahim Musa mendirikan pondok pesantren Sumatera Thawalib Parabek pada tahun 1910. Saat ini, Madrasah Sumatera Thawalib berjalan dengan sistem Madrasah dalam pesantren mengejar keseimbangan antara aspek pengajaran yang menekankan pada proses transformasi ilmu pengetahuan dan aspek pendidikan yang menekankan pada pembentukan kader ulama.

Kombinasi yang harmonis antara madrasah dan pesantren membawa harapan besar untuk melahirkan ulama dan cendikiawan muslim di masa mendatang. Madrasah Sumatera Thawalib ke depan akan tetap pada komitmen awal, yaitu mencetak kader-kader ulama yang mantap dalam ibadah, intelektual dalam berfikir dan terampil dalam masyarakat.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Kabupaten Agam di antaranya:
Itiak Lado Hijau, Goreng Baluik Lado Mudo, Gulai Lokan, Nasi Kapau, Cubadak Kicuah, Gulai Kapalo Lauak, Palai Rinuak, Lelan Asam Durian