Info Harian Laduni: 1 November 2023

 
Info Harian Laduni: 1 November 2023

Laduni.ID, Jakarta - Bertepatan dengan tanggal 1 November ini menjadi momentum bagi kita semua merayakan hari kelahiran KH. Muhammad Wahib Wahab. Serta menjadi momentum bagi kita semua untuk mengenang kepergian KH. A. Razak Makmun (Guru Abdurrazak), dan KH. Muhammad Babakan.

KH. Muhammad Wahib Wahab atau yang kerap disapa dengan panggilan Gus Wahib lahir pada 1 November 1918. Gus Wahib merupakan putra pertama salah satu pendiri NU KH. Abdul Wahab Chasbullah dengan Nyai Hj. Maimunah, putri KH. Musa yang berasal dari Surabaya.

Semasa kecil Kiyai Wahib Wahab belajar di pesantren orang tuanya sendiri, yakni di mulai dari Pondok Tambakberas. Setelah selesai belajar kepada orang tuanya, beliau melanjutkan belajar ke beberapa pesantren, di antaranya, Pesantren Seblak JombangPesantren MojosariPesantren NganjukPesantren Kasingan Rembang dan Pesantren Buntet Cirebon. Hingga kemudian melanjutkan pendidikan tingginya di Merchantile Institute of Singapore tahun 1936 hingga 1938.

KH. Wahib Wahab yang saat itu menginjak usia dewasa memulai karier militer dengan bergabung dalam pasukan PETA. Hingga kemudian dirinya ikut pula bergabung dalam Laskar Hizbullah dan sempat menjadi komandan untuk wilayah Jombang, hingga bergabung ke barisan TNI Jombang.

Karier politik KH. Wahib Wahab cukup cemerlang. Beliau dikenal sebagai inisiator perwakilan NU ke luar negeri, seperti ke Singapura, Malaysia, Kamboja dan Saigon (Vietnam).  Selain pernah menjabat sebagai anggota DPR, beliau juga pernah menjadi Menteri Agama dan Menteri Perhubungan Sipil-Militer. Pensiun dari jabatan Menteri Agama, Kiyai Wahib Wahab memilih berbisnis dengan membesarkan usahanya di bidang pabrik ubin dan menetap di Kota Bandung.

Simak biografi lengkap beliau di: KH. Muhammad Wahib Wahab

KH. Abdul Razaq bin Ma’mun wafat pada tanggal 25 Muharram 1404 H/1 Nopember 1983 pada usia 67 tahun. Jenazah beliau dimakamkan di Kompleks Masjid Darussalam, Kuningan, Jakarta Selatan, berdampingan dengan makam ayahnya, Guru H. Muhammad Ma'mun bin Jauhari bin Mi'un.

KH. Abdul Razaq bin Ma'mun atau yang kerap disapa dengan panggilan Guru Abdul Razaq lahir pada bulan Rabi’ul Awwal 1335H bertepatan dengan tahun 1916. Beliau merupakan  cucu dari Guru Muhammad Mughni, ulama besar Kuningan, Jakarta Selatan dari garis ibu.

Salah satu kiprah Guru Abdul Razaq adalah mendirikan Madrasah Raudhatul Muta’ allimin dengan berbadan badan hukum yayasan. Kisah pendirian madrasah ini bermula ketika pada awal tahun 1945, ia bersama dua Kyai Betawi lainnya (KH. Ali Syibromalisi dan KH. Abd Syakur Khairy) mengikuti Mu‘tamar Nahdhatul Ulama yang diadakan oleh PBNU di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur.

Dengan modal awal hasil pembelian tanah di Kuningan Mampang, para perintis terus melakukan pendekatan kepada para pengusaha untuk perluasan pembelian lahan tanah dan pembangunan sebuah pendidikan madrasah di sekitar lokasi tersebut, para pendiri telah didukung oleh beberapa orang pengusaha susu di Kuningan dan pengusaha lainnya yang ada di Jakarta Selatan, serta sumbangan moril maupun material masyarakat Kuningan dan Mampang yang begitu antusias untuk mendirikan lembaga pendidikan.

Beliau bukan saja dikenal sebagai pendiri dan pemimpin madrasah, tetapi juga dikenal sebagai “singa podium”, nama beliau dikenal oleh hampir seluruh penduduk Betawi kala itu. Kiprahnya mulai dikenal orang ketika pada dekade 1950-an dan 1960-an, beliau menjadi penceramah utama di Kwitang, di majelis Habib Ali Kwitang, sehingga menjadi kesayangan Habib Ali Kwitang.

Simak biografi lengkap beliau di: Biografi KH. A. Razak Makmun (Guru Abdurrazak)

KH. Muhamad wafat pada tanggal 1 November 2006. Jenazah beliau dimakamkan di depan Masjid Pondok Pesantren Kebon Jambu al-Islamy. Setelah kepergian sang suami, tampuk kepemimpinan Pondok Pesantren Kebon Jambu dipegang oleh istri beliau Nyai Hj. Masriyah Amva.

KH. Muhamad atau yang kerap disapa dengan panggilan Akang lahir pada tanggal 08 April 1951 di kampung Karang Anyar desa Winduhaji Kabupaten Kuningan. Beliau merupakan putra dari pasangan Bapak H. Aminta dan Ibu Hj. Tsani Rohimahumallah.

Pada usia 10 tahun, KH. Muhamad memulai pendidikannya dengan mengaji kepada Kiai Samud, seorang alim di lingkungan desanya sendiri. Selanjutnya pada saat menginjak usia remaja, dalam benak KH. Muhamad timbul keinginan untuk melanjutkan belajar keluar daerah dengan tujuan untuk memperkaya ilmu keagamaan keinginan mulia itu pun disampaikan kepada sang gurunya.

Atas perintah keluarga besar Kiai Sanusi, pada tahun 1975,  Kiai Muhamad merintis dan mendirikan Pondok Kebon Melati dengan jumlah santri sekitar dua puluhan mayoritas usianya hampir seumur dengan beliau.

Di bawah kepemimpinan KH. Muhamad, pesantren tersebut mengalami perkembangan yang signifikan. Setiap tahun jumlah santri semakin bertambah, Awal hingga pertengahan tahun 1990-an, jumlah santri keseluruhan mencapai seribu santri.

Simak biografi lengkap beliau di:Biografi KH. Muhammad Babakan

Mari kita sejenak mendoakan beliau, semoga apa yang beliau kerjakan menjadi amal baik yang tak akan pernah terputus dan Allah senantiasa mencurahkan Rahmat-Nya kepada beliau.

Semoga kita sebagai murid, santri, dan muhibbin beliau mendapat keberkahan dari semua yang beliau tinggalkan.

Mari sejenak kita bacakan Tahlil untuk beliau: Surat Yasin, Susunan Tahlil Singkat, dan Doa Arwah