Habib Ali Al-Habsyi adalah Sosok Pemegang Panji Cinta Rasulullah

 
Habib Ali Al-Habsyi adalah Sosok Pemegang Panji Cinta Rasulullah
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Salah satu agenda haul yang ramai dihadiri oleh banyak orang adalah Haul Solo. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa Haul Solo adalah salah satu agenda haul terbesar di Indonesia. Tidak hanya habaib dan ulama yang hadir dalam acara tersebut, tapi masyarakat umum tumpah ruah di sana, mengharap mendapat keberkahan shohibul haul, yang tak lain adalah Habib Ali Al-Habsyi.

Siapa tak mengenal Habib Ali Al-Habsyi? Beliau adalah magnet bagi hati para pecinta Baginda Nabi Muhammad SAW.

Haul Solo adalah haulnya Habib Ali Al-Habsyi. Meski makam beliau tidak berada di Solo, tetapi anak turunnya berada di sana. Putra beliau, Habib Alwi bin Ali Al-Habsyi hijrah ke Indonesia, dan berlabuh di Solo untuk melaksanakan misi dakwah dengan penuh kasih sayang. Lalu dilanjutkan oleh Habib Anis bin Alwi bin Ali Al-Habsyi, yang tak lain adalah cucu Habib Ali Al-Habsyi.

Cucu Habib Ali Al-Habsyi, Habib Anis adalah sosok yang sangat terkenal dan masyhur dengan senyumnya yang tak pernah luput. Sehingga banyak orang menyebutnya dengan istilah The Smiling Habib. Pada masa Habib Anis inilah Haul Solo semakin semarak dihadiri oleh banyak kalangan.

Habib Ali Al-Habsyi, kakek Habib Anis Solo itu wafat pada tanggal 20 Rabiul Akhir 1333 H/1915 M dan dimakamkan di Seiwun, Yaman. Tetapi haulnya, tidak hanya diperingati di Seiwun, Yaman, melainkan juga di Solo, Indonesia.

Sebagai salah satu ulama yang sangat masyhur, beliau meninggalkan banyak karya yang masih dibaca hingga saat ini, di antaranya adalah Kitab Maulid Simtudduror atau dikenal dengan nama lain Maulid Habsyi. Kitab maulid inilah yang selalu dibaca setiap kali acara Haul Solo diadakan, bahkan sekarang juga dibaca di berbagai acara haul ulama maupun habaib di tempat lain. Karena itulah nama Habib Ali Al-Habsyi tak penah terlupakan, meski telah ratusan tahun wafat.

Dalam Kitab Fuyudhotul Bahril Mali min Manaqib Al-Imam Ali, Habib Thaha bin Hasan As-Segaf mengatakan bahwa salah satu keistimewaan Kitab Maulid Simtuddurar adalah adanya jaminan bagi siapa yang membaca, menghafalkan, dan menjadikan isi Kitab Maulid Simtudduror sebagai wirid rutin, maka akan tampaklah sirr Nabi Muhammad SAW di dalam dirinya.

Bukan tanpa alasan, sebab pengarang Maulid Simtudduror, Habib Ali Al-Habsyi adalah sosok yang sangat dekat dengan Rasulullah SAW karena cintanya yang sangat tulus. Dan Kitab Maulid Simtudduror itulah yang merupakan salah satu di antara ungkapan cintanya. Kitab yang ditulis pada tanggal 26 Shafar-10 Rabiul Awal 1327 H, berisikan kisah hidup serta pujian kepada Rasulullah SAW.

Dalam banyak riwayat disebutkan, bahwa Habib Ali Al-Habsyi sering kali bertemu Rasulullah SAW, tidak hanya di dalam mimpinya, melainkan juga di saat beliau dalam keadaan terjaga.

Dikisahkan, suatu saat ada seorang ulama yang sholeh asal Maroko pergi berziarah kepada Rasulullah di Madinah. Lalu ia bermimpi bertemu Rasulullah SAW. Dalam mimpinya, ia bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling engkau cintai?” Lalu Rasulullah menjawabnya, “Orang yang paling aku cintai adalah Ali bin Muhammad Al-Habsyi.” Mimpi itu dialaminya selama tiga hari berturut-turut dengan pertanyaan dan jawaban Rasulullah yang selalu sama.

Maka tidak berlebihan, Habib Muhammad bin Husein Al-Habsyi dalam sebuah kesempatan di acara Haul Solo tempo hari, pernah mengatakan bahwa Habib Ali Al-Habsyi adalah sosok pemegang panji cinta Rasulullah SAW. Beliau juga menegaskan bahwa Habib Ali Al-Habsyi tidak hanya mencintai Rasulullah SAW, tetapi Rasulullah SAW juga menyatakan cintanya kepada Habib Ali Al-Habsyi. Karena itulah, banyak orang yang juga mencintai sosok Habib Ali Al-Habsyi, sebagai wasilah atau perantara mencintai Baginda Nabi Muhammad SAW. Wallahu ‘Alam. []


Penulis: Hakim

Editor: Kholaf